Menuju konten utama

Utang Luar Negeri RI Naik Jadi 416,3 Miliar Dolar AS per Februari

Perkembangan ULN ini disebabkan oleh penarikan neto pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan berbagai proyek.

Utang Luar Negeri RI Naik Jadi 416,3 Miliar Dolar AS per Februari
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Bank Indonesia mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai 416,3 miliar dolar AS pada Februari 2022. Posisi ULN ini, naik dibandingkan Januari sebelumnya yang tercatat sebesar 413,6 miliar dolar AS.

“ULN Indonesia pada Februari 2022 tetap terkendali," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam pernyataannya, Kamis (14/4/2022).

Peningkatan ini terjadi baik pada posisi utang luar negeri sektor publik (pemerintah dan bank sentral) maupun sektor swasta.

Erwin mengatakan, posisi ULN pemerintah pada Februari 2022 tercatat sebesar 201,1 miliar dolar AS. Perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh penarikan neto pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan berbagai proyek.

Proyek tersebut di antaranya berupa dukungan pembiayaan pembangunan dan peningkatan kapasitas infrastruktur serta program peningkatan daya saing, modernisasi industri, dan akselerasi perdagangan dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) dan Asian Development Bank (ADB).

"Di samping itu, sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik," jelas dia.

Ia menyebut penarikan ULN pada Februari 2022 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah, termasuk upaya penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Adapun dukungan ULN pemerintah dalam memenuhi kebutuhan belanja prioritas antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,6 persen dari total ULN pemerintah), sektor jasa pendidikan (16,5 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1 persen).

Selain itu, untuk sektor konstruksi tercatat (14,2 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,8 persen). "Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8 persen dari total ULN pemerintah," jelasnya.

Eriwin menambahkan, untuk posisi ULN swasta pada Februari 2022 tercatat sebesar 206,3 miliar dolar AS. Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor industri pengolahan; serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,0 persen dari total ULN swasta.

"ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,6 persen terhadap total ULN swasta," sebutnya.

Utang Luar Negeri Indonesia Diklaim Tetap Sehat

Meski keduanya alami kenaikan, BI bersama pemerintah menjamin struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Erwin mengatakan ULN Indonesia pada Februari 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang relatif stabil di kisaran 34,2 persen, sedikit meningkat dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya yang sebesar 34,0 persen.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,8 persen dari total ULN.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Baca juga artikel terkait UTANG LUAR NEGERI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz