Menuju konten utama

Usai Baca Laporan, Wapres: Kebutuhan Pokok Aman Sampai Lebaran

Kepastian stok & harga kebutuhan pangan aman didapat Wapres dari laporan bawahannya, tapi kenyataannya kelangkaan masih terjadi & harga belum stabil.

Usai Baca Laporan, Wapres: Kebutuhan Pokok Aman Sampai Lebaran
Sejumlah pedagang antre untuk membeli minyak goreng curah murah di Pasar Karangampel, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (23/2/2022). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa.

tirto.id - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meyakinkan masyarakat bahwa kebutuhan pangan jelang puasa dan lebaran 2022 mendatang dalam kondisi aman. Kepastian itu, menurut Ma'ruf Amin hanya didapatkan dari hasil validasi data pangan yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan).

"Dari laporan yang saya terima dan berbagai data yang disajikan bahwa semua kebutuhan bahan pokok seperti minyak goreng dan kedelai dalam kondisi aman sampai bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri," ujar Ma'ruf Amin seusai menyapa petani dan penyuluh secara virtual di Kantor Kementan, Ragunan, Jakarta, Selasa (8/3/2022).

Adapun mengenai kenaikan harga dan kelangkaan beberapa bahan pokok yang terjadi selama beberapa waktu terakhir, menurut Ma'ruf Amin harus menjadi tanggungjawab bersama. Ma'ruf Amin meminta semua kementerian memiliki keterkaitan dengan urusan harga pangan.

"Jadi bukan hanya kementan tetapi semua kementerian lain saya minta ada kolaborasi. Kemudian harus dilakukan intervensi ketika ada kenaikan harga. Mudah-mudahan Indonesia jauh lebih siap menghadapi masalah pangan yang menjadi masalah dunia," katanya.

Ma'ruf Amin meminta kolaborasi antar kementerian penting dilakukan agar harga kebutuhan pangan dapat dikendalikan secara baik. Walaupun, kenaikan di bulan puasa tidak bisa dipungkiri karena selalu terjadi pada setiap tahun.

"Saya berharap pentingnya mengendalikan harga agar tidak terlalu naik tinggi, walaupun pada saat bulan Ramadhan selalu ada kenaikan. Karena itu harus disiapkan langkah-langkahnya," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga memastikan ketersediaan pangan dalam kondisi aman. Tidak ada kekurangan apalagi kelangkaan. Meski demikian, terdapat kenaikan harga pada beberapa komoditas tertentu karena tingginya harga di pasar internasional.

"Seperti kata Bapak Wapres data dan validasi sudah kita lakukan bahwa Ramadhan insyaallah kebutuhan kita cukup. Terkait beberapa harga komoditas yang naik karena sekarang kan memang harga dunia juga lagi naik, tetapi bukan berarti ketersediaan kurang. Semua cukup kok," klaim Syahrul.

Sementara itu, klaim Wapres dan Mentan soal harga dan stok kebutuhan pokok yang aman justru berbeda kenyataan yang terjadi di lapangan.

Minyak goreng contohnya, hingga kini masyarakat masih harus berjuang guna mendapatkan minyak goreng. Stok minyak goreng masih tetap langka dan harganya belum stabil.

Sejumlah warga yang diwawancara Tirto pada awal Februari 2022 lalu mengaku kesulitan mencari minyak goreng di ritel modern.

Sebagai solusinya, warga membeli minyak goreng di pasar tradisional dengan harga lebih mahal, bahkan dua kali lipat dari HET Rp14 ribu. Lengkapnya bisa dibaca di artikel ini.

Hal yang sama terjadi setelah Kemendag memberlakukan kebijakan minyak goreng satu harga di ritel modern dan pasar tradisional mulai 1 Februari 2022. Berdasarkan observasi Tirto, jika sebelumnya warga selalu kehabisan stok minyak goreng murah di ritel modern, maka usai kebijakan baru ini warga juga kesulitan mendapatkan minyak goreng di pasar tradisional dan warung biasa.

Selain minyak goreng, aksi pedagang daging sapi baru-baru ini menjadi sorotan. Dalam beberapa hari terakhir, harga daging sapi merangkak naik.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) 4 Maret 2022 misal, harga rata-rata daging di semua provinsi berada pada angka Rp126.900. Angka ini bergerak dari Rp125.400 per 23 Februari 2022. Dalam data yang sama, harga daging sudah mencapai Rp140 ribu yakni di Aceh (Rp140.650) dan DKI Jakarta (Rp140.000).

Kenaikan harga tersebut direspons dengan aksi mogok para pedagang daging di beberapa wilayah Indonesia sejak 28 Februari hingga 4 Maret 2022. Aksi ini sebagai bentuk kekecewaan mereka dan menuntut harga daging turun, tetapi tidak digubris. Pedagang pun merasa aksi mereka percuma.

“Ya menurut saya enggak ada gunanya lah. Karena kan kita mengharapkan harga turun," kata salah satu pedagang daging sapi, Adi di Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, dikutip dari Antara.

Aksi mogok juga sempat dilakukan perajin tahu tempe, yang harus selalu terbelit dengan masalah kenaikan harga kedelai impor setiap tahunnya.

Baca juga artikel terkait STOK KEBUTUHAN POKOK atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Bayu Septianto