Menuju konten utama
Info Covid-19 Terkini

Update Corona 14 Januari & Omicron Dunia: Positif Covid-19 320 Juta

Update Corona dunia, update Omicron dunia, update Omicron Indonesia.

Update Corona 14 Januari & Omicron Dunia: Positif Covid-19 320 Juta
Ilustrasi virus corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Update Corona di dunia masih terus dilaporkan baik dari kasus positif, kasus aktif, kasus kematian, hingga kasus kesembuhan.

Beberapa negara, khususnya di Eropa mengalami kenaikan kasus yang cukup signifikan, terutama setelah munculnya varian Omicron.

Data Worldometers hingga Jumat per pukul 09.19 WIB melaporkan, total jumlah kasus positif Covid-19 mencapai 320.856.811.

Untuk kasus kematian tercatat 5.538.766, kasus kesembuhan sebanyak 264.014.557, dan kasus aktif kembali naik menjadi 51.303.488.

Berikut data 10 negara dengan kasus Corona terbanyak di dunia pada hari ini

1. Amerika Serikat: 65.236.475 kasus positif, 869.212 kematian, 42.911.490 kesembuhan, dan kasus aktif 21.455.773.

2. India: 36.571.423 kasus positif, 485.043 kematian, 34.806.277 kesembuhan, dan kasus aktif 1.280.103

3. Brasil: 22.815.827 kasus positif, 620.609 kematian, 21.650.151 kesembuhan, dan kasus aktif 545.067.

4. Inggris: 14.967.817 kasus positif, 151.342 kematian, 11.126.953 kesembuhan, dan kasus aktif 3.689.522.

5. Prancis: 13.240.304 kasus positif, 126.530 kematian, 8.857.230 kesembuhan, dan kasus aktif 4.256.544.

6. Rusia: 10.723.305 kasus positif, 319.172 kematian, 9.784.348 kesembuhan, dan kasus aktif 619.785.

7. Turki: 10.271.240 kasus positif, 84.278 kematian, 9.488.337 kesembuhan, dan kasus aktif 698.625.

8. Italia: 8.155.645 kasus positif, 140.188 kematian, 5.691.939 kesembuhan, dan kasus aktif 2.323.518.

9. Spanyol: 7.930.528 kasus positif, 90.620 kematian, 5.232.884 kesembuhan, dan kasus aktif 2.607.024

10. Jerman: 7.805.149 kasus positif, 115.866 kematian, 6.878.100 kesembuhan, dan kasus aktif 811.183.

Update Omicron Dunia

Kasus Omicron dunia terus mengalami peningkatan dari awal terdeteksi di Afrika Selatan pada November 2021, hingga kini telah menyebar di banyak negara.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, varian Omicron mewakili gelombang pasang baru dari barat ke timur yang menyapu Wilayah, di atas gelombang Delta yang dikelola semua negara hingga akhir 2021.

Pada 10 Januari, 26 negara melaporkan bahwa lebih dari 1% populasi mereka terjangkit COVID-19 setiap minggu.

Tingkat kematian tetap stabil dan terus menjadi yang tertinggi di negara-negara dengan insiden COVID-19 yang tinggi, dikombinasikan dengan pengambilan vaksinasi yang lebih rendah.

Lima puluh dari 53 negara di Eropa dan Asia Tengah kini telah melaporkan kasus Omicron. Ini dengan cepat menjadi varian dominan di Eropa Barat dan sekarang menyebar di Balkan.

"Saya sangat prihatin bahwa ketika varian bergerak ke timur, kita belum melihat dampak penuhnya di negara-negara di mana tingkat penyerapan vaksinasi lebih rendah, dan di mana kita akan melihat penyakit yang lebih parah pada yang tidak divaksinasi," kata Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Tedros mengambil contoh Denmark, di mana kasus Omicron telah meledak dalam beberapa pekan terakhir, tingkat rawat inap COVID-19 untuk pasien yang tidak divaksinasi adalah 6 kali lipat lebih tinggi daripada mereka yang divaksinasi penuh dalam seminggu selama Natal.

"Data dari Sistem Pengawasan Obstetri Inggris menunjukkan 96% wanita hamil yang dirawat di rumah sakit dengan gejala COVID-19 antara Mei dan Oktober 2021 tidak divaksinasi, sepertiga di antaranya memerlukan bantuan pernapasan." ujarnya.

Karenanya, untuk mengelola dampak pada layanan kesehatan, ekonomi, dan masyarakat, Tedros memberikan 3 pesan utama:

Pertama, untuk negara-negara yang belum terkena gelombang Omicron, ada kesempatan menutup jendela untuk bertindak sekarang dan merencanakan kontinjensi.

Kedua, di mana gelombang Omicron telah dimulai, prioritasnya adalah untuk menghindari dan mengurangi bahaya di antara mereka yang rentan dan meminimalkan gangguan pada sistem kesehatan dan layanan penting.

Poin ketiga saya adalah tentang sekolah. Menjaga sekolah tetap terbuka memiliki manfaat penting bagi kesejahteraan mental, sosial, dan pendidikan anak-anak.

Sekolah harus menjadi tempat terakhir yang ditutup dan yang pertama dibuka kembali.

"Selain itu, negara-negara mungkin ingin mempertimbangkan untuk meninjau protokol pengujian, isolasi, dan karantina kontak kelas untuk meminimalkan gangguan belajar, mengurangi risiko ini sejauh mungkin dengan ventilasi yang baik dan penggunaan masker," tambahnya.

Update Omicron Covid-19 Indonesia

Perkembangan kasus COVID-19 per 13 Januari 2022 di Indonesia berdasarkan data resmi Satgas menunjukkan angka kesembuhan harian sebesar 385 orang sembuh per hari.

Angka kumulatifnya bertambah melebihi 4,1 juta orang sembuh atau tepatnya 4.117.347 orang (96,5%).

Pada kasus aktif atau pasien positif yang masih membutuhkan perawatan medis, bertambah 403 kasus dan kumulatifnya menjadi 7.388 kasus (0,2%).

Sementara pasien terkonfirmasi positif bertambah sebanyak 793 kasus dan kumulatifnya mencapai 4.268.890 kasus.

Disamping itu, pasien meninggal bertambah 5 kasus dan kumulatifnya mencapai 144.155 kasus (3,4%).

Kasus Omicron di Jakarta sudah mencapai 565 kasus berdasarkan data hingga Kamis (13/1/2022).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria menyebutkan, sebanyak 458 kasus atau 81 persen merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).​

"Transmisi lokal ada sebanyak 107 orang atau 18,9 persen," kata Riza.

Mengingat perkembangannya yang semakin tinggi, Riza meminta warga untuk lebih waspada, karena penularan COVID-19 varian Omicron lebih cepat.

"Tetap di rumah, karena tempat terbaik adalah di rumah," tutur Riza.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat jumlah kasus aktif di Jakarta berdasarkan data per Kamis meningkat 184 kasus sehingga saat ini jumlah kasus aktif sebanyak 2.936 orang yang masih dirawat/isolasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.119 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri.

Baca juga artikel terkait UPDATE OMICRON atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya