Menuju konten utama
Vaksin Booster COVID-19

Cara dan Panduan Memilih Vaksin Booster COVID-19 Menurut BPOM

Cara memilih jenis vaksin booster COVID-19 yang dimulai hari ini 12 Januari secara nasional. 

Cara dan Panduan Memilih Vaksin Booster COVID-19 Menurut BPOM
Tenaga medis menunjukkan vaksin Sinopharm saat kegiatan vaksinasi COVID-19 untuk ekspatriat di Gelanggang Remaja Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (29/12/2021). . ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

tirto.id - Program vaksinasi COVID-19 dosis ke-3 atau vaksin booster resmi dilaksanakan hari ini 12 Januari oleh Pemerintah Indonesia.

Vaksinasi lanjutan yang dilakukan secara nasional ini diberikan gratis kepada seluruh masyarakat Indonesia, yang berusia 18 tahun ke atas.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk lima produk vaksin COVID-19 yang akan digunakan sebagai vaksin dosis lanjutan atau booster.

“Pada hari ini kami melaporkan ada lima vaksin yang telah mendapatkan emergency use authorization, tentunya sebelum mendapatkan emergency use authorization dari BPOM telah melalui proses evaluasi bersama para tim ahli Komite Nasional Penilai Vaksin (COVID-19) dan telah mendapatkan rekomendasi memenuhi persyaratan yang ada," ujar Kepala BPOM Penny K. Lukito, seperti dilansir dari laman Setkab.

Adapun kelima vaksin COVID-19 yang telah mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM untuk digunakan sebagai vaksin booster yaitu,

1. Vaksin CoronaVac produksi PT Bio Farma

2. Vaksin Pfizer

3. Vaksin AstraZeneca

4. Vaksin Moderna

5. Vaksin Zifivax

Penny menambahkan, masih terdapat beberapa vaksin yang tengah diuji klinik untuk memperoleh EUA sebagai vaksin dosis lanjutan.

“Ada juga beberapa yang sedang uji klinik vaksin booster yang masih berlangsung dan dalam waktu beberapa hari ini akan juga bisa kita putuskan emergency use authorization-nya," imbuhnya.

Bagaimana cara memilih Vaksin booster COVID-19?

Dilansir dari laman resmi BPOM, dalam pemberian vaksin booster, terdapat istilah vaksin booster booster homolog dan heterolog.

Booster homolog adalah vaksin booster yang sama dengan vaksin primer. Vaksin primer adalah vaksin yang digunakan untuk dosis 1 dan 2.

Misalnya, vaksin dosis 1 dan 2 menggunakan Pfizer, maka vaksin primernya adalah Pfizer. Sedangkan booster heterolog adalah vaksin booster yang berbeda dengan vaksin primer.

Berikut ini panduan pemberian vaksin booster menurut rekomendasi BPOM.

1. Vaksin CoronaVac produksi PT Biofarma

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan vaksin CoronaVac produksi PT Biofarma sebagai booster homolog dengan dosis sebanyak satu dosis.

Booster ini diberikan pada usia 18 tahun ke atas dengan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian booster/dosis lanjutan pada subjek dewasa.

2. Vaksin Pfizer

Vaksin Comirnaty dari Pfizer sebagai dosis lanjutan homolog dapat diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap Comirnaty/Pfizer pada usia 18 tahun ke atas.

Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster/dosis lanjutan dibandingkan 28 hari setelah vaksinasi primer sebesar 3,29 kali.

3. Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) sebagai booster homolog dapat diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) pada usia 18 tahun ke atas.

Peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG setelah pemberian booster/dosis lanjutan dari 1792 (sebelum pemberian booster/dosis lanjutan) menjadi 3746.

4. Vaksin Moderna

Vaksin Moderna sebagai booster homolog dan heterolog (dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, atau Janssen) dengan dosis setengah (half dose) dapat diberikan pada usia 18 tahun keatas.

Penggunaan dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapatkan dosis lengkap vaksinasi primer. Kenaikan respons imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali setelah pemberian dosis booster homolog vaksin Moderna.

5. Vaksin Zifivax

Vaksin Zifivax sebagai booster heterolog dengan full dose untuk usia 18 tahun atau lebih dapat diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapatkan dosis lengkap vaksinasi primer (Sinovac atau Sinopharm).

Peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30x pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm.

Sementara itu, Dokter Spesialis Paru-paru di Rumah Sakit JIH, Megantara saat dihubungi redaksi Tirto menjelaskan bahwa vaksin booster sebaiknya jenisnya juga sama dengan vaksin dosis 1 dan 2 yang telah diterima.

"Kalau namanya booster seharusnya jenis vaksinnya juga sama dengan yang diterima saat dosis 1 dan 2," tegasnya.

Ini Booster Vaksin COVID yang Dipakai Penerima Vaksin Sinovac

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi booster yang digelar 12 Januari 2022 mempertimbangkan ketersediaan vaksin yang ada tahun ini.

Hal ini disebabkan jenis vaksin booster akan berbeda dengan ketersediaan vaksin tahun lalu. Selain itu pemerintah juga mempertimbangkan hasil riset yang dilakukan oleh para peneliti dalam negeri maupun luar negeri.

Kombinasi vaksinasi booster yang akan diberikan mulai tanggal 12 Januari 2022 sesuai dengan pertimbangan para peneliti dalam dan luar negeri serta sudah dikonfirmasi oleh Badan POM dan ITAGI, antara lain;

Untuk vaksin primer Sinovac atau vaksin dosis pertama dan kedua Sinovac akan diberikan vaksin booster setengah dosis Pfizer atau AstraZeneca.

Untuk vaksin primer AstraZeneca atau vaksin dosis pertama dan kedua AstraZeneca akan diberikan vaksin booster setengah dosis Moderna.

“Ini adalah kombinasi awal vaksin booster yang akan kita berikan berdasarkan ketersediaan vaksin yang ada, dan juga hasil riset yang sudah disetujui oleh Badan POM dan ITAGI. Nantinya bisa berkembang tergantung kepada hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada,” ucap Menkes Budi.

Seluruh kombinasi ini, lanjut Menkes, sudah mendapatkan persetujuan dari BPOM dan juga rekomendasi dari ITAGI.

Kombinasi vaksin booster juga sudah sesuai dengan rekomendasi WHO di mana pemberian vaksin booster dapat menggunakan vaksin yang sejenis atau homolog atau juga bisa vaksin yang berbeda atau heterolog.

Cara Cek Tiket dan Jadwal Vaksin Booster di PeduliLindungi

Masyarakat bisa mengecek tiket dan jadwal vaksinasi booster melalui web dan aplikasi PeduliLindungi, yang dapat dipakai di fasilitas kesehatan atau tempat-tempat vaksinasi terdekat sesuai jadwal yang ditentukan. Berikut caranya:

● Buka aplikasi PeduliLindungi

● Masuk dengan akun yang terdaftar

● Klik menu “Profil” dan pilih “Status Vaksinasi & Hasil Tes Covid-19”

● Status dan jadwal vaksinasi booster akan muncul di akun

● Untuk cek tiket vaksin, masuk ke menu “Riwayat dan Tiket Vaksin”

Jika termasuk kelompok prioritas tetapi belum mendapatkan tiket dan jadwal vaksinasi di aplikasi PeduliLindungi, Anda bisa datang langsung ke fasilitas kesehatan atau tempat vaksinasi terdekat dengan membawa KTP dan surat bukti vaksinasi dosis 1 dan 2.

Baca juga artikel terkait VAKSIN CORONA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yantina Debora