Menuju konten utama

Upaya Dinkes DKI Antisipasi Munculnya Kasus Antraks di Jakarta

Ngabila Salama mengimbau jika terdapat warga yang terindikasi antraks, dapat melaporkan ke Dinkes DKI.

Upaya Dinkes DKI Antisipasi Munculnya Kasus Antraks di Jakarta
Petugas Kesehatan Hewan (Keswan) bersiap menyuntikkan antibiotik kepada sapi warga di Kelurahan Oluhuta, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Jumat (24/11/2017). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

tirto.id - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI, Ngabila Salama mengatakan, belum ditemukan kasus antraks positif pada manusia selama ini di Jakarta.

"Belum ada kasus antraks positif pada manusia selama ini ditemukan di DKI Jakarta," kata Ngabila kepada reporter Tirto, Minggu (9/7/2023).

Akan tetapi, kata dia, pada 2012 pernah ditemukan kasus antraks terhadap sapi di Jakarta. Namun, tidak ada kasus pada manusia.

“Ciri daging yang terinfeksi antraks biasanya berwarna hitam, organ dalam hewan tersebut terutama limpa juga berwarna hitam dan cukup rapuh," ucapnya.

Ia menjelaskan, penyakit antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus Anthracis. Penyakit ini dapat menyerang hewan ternak seperti sapi, domba, kambing, kuda, dan babi. Infeksi dapat terjadi ketika spora bakteri yang ada di tanah, tanaman atau air yang telah terkontaminasi oleh bakteri antraks masuk ke dalam tubuh hewan.

"Penyakit antraks merupakan zoonosis atau penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia," ujarnya.

Dirinya mengimbau jika terdapat warga yang terindikasi antraks, dapat melaporkan ke Dinkes DKI. Nantinya Dinkes DKI akan mengambil spesimen untuk diperiksa: misalnya antraks kulit, lakukan swab lesi di kulit atau apirasi cairan pus. Lalu untuk antraks saluran pencernaan dapat dari tinja darah. Antraks [aru-paru: sputum. Antraks meningitis: LCS/cairan otak.

Selanjutnya dari sampel tersebut akan diperiksa ke laboratorium. Lalu, lakukan pengobatan terhadap pasien. Kemudian tata laksana pencegahan dengan memutuskan rantai penularan hewan atau tanah tercemar ke manusia.

“Rujuk pasien ke rumah apabila diperlukan penanganan lebih lanjut," tuturnya.

Dinkes DKI juga sejauh ini tengah melakukan pencegahan pencemaran lingkungan oleh spora antraks. Yakni dengan cara penyelidikan epidemiologi dan koordinasi dengan dinas peternakan, surveilans intensif dan membawa penderita kasus baru ke rumah sakit terdekat.

Kemudian penyuluhan masyarakat tentang antraks dan upaya penanggulangannya, meliputi: lkonsultasi dengan petugas kesehatan bila memandikan tubuh penderita yang meninggal; hewan harus disembelih di rumah potong hewan; dan tidak boleh memotong dan mengkonsumsi daging hewan yang sakit.

Baca juga artikel terkait KASUS ANTRAKS atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Abdul Aziz