tirto.id - Gagap merupakan kondisi di mana seseorang mengalami gangguan dalam hal berbicara. Biasanya, orang yang mengalami kondisi ini akan mengulang suku kata atau memperpanjang penyebutan suatu kata ketika berbicara.
Anak-anak, khususnya yang berusia di bawah lima tahun (balita) merupakan yang paling jamak mengalami kondisi ini. Gagap pada anak di usia balita adalah bentuk ketidakmampuannya dalam menyampaikan maksud. Kondisi ini sebenarnya tergolong wajar dan umumnya bisa hilang seiring usia anak bertambah.
Namun, gagap juga dapat disebabkan karena adanya gangguan pada otak, saraf, atau otot yang terlibat mendukung kemampuan berbicara. Jika dibiarkan, kondisi gagap yang disebabkan oleh kondisi ini dapat memburuk. Gagap jenis ini juga dapat berdampak pada hilangnya kepercayaan diri penderitanya sekaligus mengganggu hubungan sosialnya.
Dikutip dari laman Standford Children’s Health, berdasarkan penyebabnya, gagap terbagi menjadi tiga jenis.
Pertama, gagap yang terkait dengan perkembangan (Developmental Stuttering). Gagap jenis ini pada umumnya dialami anak-anak usia di bawah 5 tahun. Gagap yang muncul merupakan bentuk keterbatasan dalam menyampaikan suatu maksud melalui bahasa atau perkataan. Gagap jenis ini tergolong wajar dan bisa hilang dengan sendirinya.
Kedua, gagap karena masalah Saraf atau neurogenik (Neurogenic Stuttering). Gagap neurogenik disebabkah oleh gangguan pada otak, saraf, dan otot yang terlibat dalam kemampuan berbicara. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit, misalnya stroke.
Ketiga, gagap Psikogenik (Psychogenic Stuttering). Gagap jeni sini tergolong jarang terjadi. Gagap Psikogenik disebabkan oleh adanya trauma atau masalah dalam pemikiran atau penalaran.
Gejala Gagap pada Anak
Kebanyakan dokter belum mengetahui penyebab pasti dari kondisi gagap pada anak, meski gagap perkembangan adalah yang sering terjadi. Selain itu, faktor lain seperti keturunan bisa menjadi penyebab.
Meski demikian, yang perlu digarisbawahi adalah, perkembangan setiap anak berbeda. Seorang anak mungkin memiliki gejala kegagapan yang merupakan bagian dari perkembangan bicara dan bahasanya yang normal.
Gejala gagap dapat bervariasi sepanjang hari dan dalam situasi yang berbeda. Apabila gejalanya berlangsung selama tiga sampai enam bulan, si anak itu mungkin mengalami gagap yang terkait dengan faktor perkembangan kemampuan bicaranya.
Masih menurut Standford Children’s Health, gejala umum gagap pada anak meliputi:
- mengulangi bunyi, suku kata, atau kata-kata;
- memperpanjang suara;
- berbicara perlahan atau dengan banyak jeda;
- bicara terhenti atau terhambat;
- mulut terbuka untuk berbicara, tetapi tidak ada yang dikatakan;
- kehabisan napas atau gugup saat berbicara;
- mata cepat berkedip atau gemetar atau bibir terguncang saat berbicara;
- gagap meningkat saat lelah, bersemangat, atau di bawah tekanan;
- takut bicara.
Cara Mengatasi Gagap pada Anak
Bagaiamana cara untuk mengatasi gagap pada anak?
Pengobatan atau penanganan gagap pada anak-anak berbeda-beda, karena disesuaikan dengan hasil pemeriksaan dokter. Penanganan yang dilakukan juga tidak bisa menghilangkan gagap secara menyeluruh, tetapi dapat membantu penderita mengendalikan gejala yang dialaminya.
Beberapa metode yang digunakan untuk mengobati gagap, meliputi terapi berbicara yang berfokus mengurangi frekuensi munculnya gejala gagap. Selain itu, dokter bisa menggunakan peralatan khusus, salah satunya delayed auditory feedback (DAF).
Metode dengan pendekatan psikis untuk mengatasi gagap pada anak sering pula dilakukan dengan terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir yang dapat memperburuk kondisi gagap. Metode ini juga dapat menghilangkan stres dan rasa gelisah yang memicu gagap.
Secara umum, belum ada obat-obatan yang terbukti dapat mengatasi kondisi gagap. Dalam kasus gagap pada anak-anak, keterlibatan orang tua tentu sangat berpengaruh. Apalagi, memahami cara berkomunikasi yang baik dengan penderita gagap, bisa membantu dalam perbaikan kondisinya.
Para orang tua bisa melakukan beberapa hal untuk berkomunikasi secara efektif dengan anak-anak yang mengalami kondisi gagap. Dikutip dari Healthychildren.org, berikut tips bagi para orang tua untuk meringankan kondisi gagap pada anak.
1. Dengarkan saat Anak Bicara
Dengarkan dengan baik apa yang anak sampaikan. Hindari menyela atau menginterupsi, sehingga biarkan saja anak melengkapi kata-kata yang ingin disampaikan. Jadi, dengarkan dan biarkan si kecil menyelesaikan perkataannya.
2. Jangan Bereaksi Negatif saat Anak Gagap
Ketika gagap kambuh, hindari bereaksi secara negatif, dengan marah atau memaki. Bersikaplah yang sabar, serta berikan koreksi dengan lembut dan puji anak saat menyampaikan suatu maksud dengan lancar.
3. Bicara dengan Anak Secara Perlahan
Berbicaralah secara perlahan dengan anak. Sebab, penderita gagap biasanya secara tidak sadar akan mengikuti kecepatan berbicara lawan bicaranya. Jika lawan bicara bercakap secara perlahan, penderita gagap juga akan berbicara secara perlahan, sehingga dapat lebih lancar menyampaikan maksudnya.
4. Konsultasi dengan Dokter Jika Gagap Memburuk
Jika orang tua menilai kondisi gagap pada anak semakin memburuk, segera berkonsultasi dengan dokter atau terapis yang ahli di bidang ini. Orang tua yang anaknya mengalami kondisi gagap bisa berkonsultasi dengan terapis atau dokter ahli patologi-wicara.
- Cara Melindungi Anak dari Kekerasan dan Perundungan di Media Sosial
- Alasan Mengapa Anak di Bawah 1 Tahun Tak Boleh Konsumsi Madu
- Amankah Anak-anak Menggunakan Masker untuk Cegah Infeksi COVID-19?
- Metode Unik Lionel Logue Menyembuhkan Kegagapan Bicara
- Tips Cara Melatih Imajinasi Anak untuk Menumbuhkan Kreativitas
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Addi M Idhom