tirto.id - “Ratu dan saya baru saja menonton siaran penobatan kami, dan saya tidak sabar mengirim ucapan terima kasih karena Anda telah bekerja keras membantu saya mempersiapkan hari itu.”
Pada sepucuk surat berkepala logo Windsor Castle, Raja Inggris George VI menorehkan tulisan tangan teruntuk sang sahabat. Seperti hendak mengirim pelukan hangat, George menyapa penerima surat dengan kalimat “My Dear Logue.”
Surat itu ditulis pada 17 Mei tahun 1937, lima hari setelah penobatannya sebagai Raja Inggris. Sebuah hadiah kecil berupa kotak rokok perak dengan embos cipher kerajaan menggenapkan paket ucapan terima kasih dari sang Raja kepada karib sekaligus terapis wicaranya, Lionel George Logue.
Hubungan George dan Logue bukan sekadar terapis dengan pasien. Lebih dari itu, mereka menjalin persahabatan hingga akhirnya George tutup usia dan Logue menyusul setahun kemudian. Dalam surat itu George menggambarkan malam sebelum penobatan yang terasa amat menegangkan dan gladi resik pidatonya buruk.
Tapi Logue berhasil menenangkannya. Ketika waktu penobatan tiba, George berpidato dengan lancar. Tak ada kata yang terbata, semuanya berjalan mulus hingga akhir acara. George dengan rendah hati mengakui keberhasilan itu sebagai buah pengawasan Logue. Tanpa Logue, George mungkin hanya dipandang sebagai Raja Gagap tak kompeten.
“Ketahuilah betapa aku sangat bersyukur bukan saja karena bantuan atas pidatoku, tapi juga persahabatan dan dukunganmu. Terimalah hadiah kecil ini sebagai tanda penghargaan dariku.”
Logue menerima kebaikan sang raja hingga akhir hayat. Surat dan wadah rokok itu disimpan baik-baik sampai ia meninggal pada 12 April 1953, tepat hari ini 67 tahun lalu, di umur 73. Buah terima kasih sang raja kemudian berpindah-pindah tangan hingga kembali ditemukan pertengahan Maret lalu.
Setelah kematian Logue, surat dan wadah rokok tersebut memang dibawa saudara laki-lakinya, Herbert. Tapi Herbert menganggap peninggalan Logue tak lebih berharga dari sebuah kalung mutiara berikat berlian dan safir. Maka ia menukar keduanya di toko perhiasan Australia Charles McGowan.
Untuk beberapa waktu bukti balas budi dari George VI itu dirawat keluarga McGowan di Australia. Kemudian pada Maret lalu, seperti tahu hendak mendapat untung besar, juru lelang terkemuka di Inggris, Woolley dan Wallis dari Salisbury, membuka artefak tersebut kepada publik. Mereka menghargai bagian dari sejarah kerajaan Inggris itu £4.000 atau setara Rp78 juta.
Malaikat Penyelamat Bertie
Meski dikenal sebagai terapis wicara Raja Inggris, Logue sejatinya bukanlah dokter atau orang dengan latar belakang pendidikan terapi. Ia lahir dari keluarga pebisnis. Sang kakek, Edward Logue, berasal dari Dublin. Pada 1856 Edward mendirikan Logue's Brewery, sebuah perusahaan pembuat bir di Australia Selatan.
Sementara ayahnya, George Edward Logue, bekerja sebagai akuntan di pabrik bir milik keluarga. Pada tahun 1879 ia menikahi seorang gadis bernama Lavinia. Perempuan itu melahirkan anak pertama pada 26 Februari 1880 di College Town, Adelaide, Australia Selatan. Bayi laki-laki inilah yang kelak dikenal sebagai pionir dalam ilmu terapi wicara.
Di hari-hari berikutnya, George Edward Logue meneruskan bakat keluarga sebagai pengusaha dan terjun mengelola Hotel Burnside dan Hotel Elephant & Castle. Tapi Logue junior berbeda. Setelah menamatkan pendidikan dasar di Prince Alfred College, ia lanjut studi di sekolah musik tertua di Australia, Elder Conservatorium of Music.
Saat usia Logue menginjak 15 tahun, di belahan dunia lain Albert Frederick Arthur George lahir (1895) dari garis keturunan kerajaan Inggris. Gelarnya adalah Duke of York, tapi ia karib disapa “Bertie” oleh keluarga dan teman-teman dekat.
Bertie kecil tumbuh tanpa kasih sayang dan kehangatan yang cukup dari keluarga. Hidupnya sangat tertekan. Meskipun kidal, ia dituntut menulis dengan tangan kanan. Bertie memiliki masalah kegagapan serius dan kondisi itu membikin ia jadi rendah diri. Ia sering diejek ketika gagap berpidato.
Hingga sang ayah, Edward VIII, turun takhta, Bertie tak pernah diharapkan untuk naik menggantikannya. Apalagi setelah pidato kenegaraannya di Pameran Kerajaan Inggris pada 31 Oktober 1925 gagal. George terlihat tanpa wibawa karena kegagapannya.
Tapi siapa sangka, takdir akhirnya berbaik hati kepada Bertie. Ia dipertemukan dengan Logue pada 1926. Saat itu hampir dua dasawarsa Logue meninggalkan Australia sebagai penambang emas di Kalgoorlie dan menikahi Myrtle Gruenert pada 20 Maret 1907 di Perth.
“Setelah menikah, Logue paruh waktu mengajar drama di beberapa sekolah. Ia juga membuka klub dan mengajar lakon, artikulasi, vokal, serta komunikasi,” demikian tertulis dalam Australian Dictionary of Biography (Volume 15, 2000).
Di negeri tempat ia bermigrasi, Inggris, tepatnya di 146 Harley Street, London, Logue membuka praktik terapi wicara pada 1926. Logue yang baik hati menerapkan sistem subsidi silang untuk pasien tidak mampu yang diambil dari bayaran klien kalangan atas.
Kesohorannya menyembuhkan banyak orang dari kegagapan sampai juga di telinga Duchess of York Elizabeth Angela Marguerite Bowes-Lyon, istri George. Ia mendorong suaminya pergi menemui Logue. Singkat cerita, keduanya bertemu secara intensif dan menjalin pertemanan.
Pada 12 Mei 1937, ketika George dinobatkan sebagai raja, Logue hadir memberi dukungan. Sebelum acara dimulai dan George berpidato, Logue duduk di deretan depan dan berbisik kepadanya, “Now take it quietly, Sir.”
Bertie yang pemalu, gagap, dan pernah dianggap inkompeten sekejap berubah menjadi raja yang disegani rakyat. Dalam hampir setiap kesuksesan George berpidato, selalu ada campur tangan Logue di belakangnya.
Metode Terapi Wicara Logue
Tak ada yang tahu pasti bagaimana Logue menyembuhkan kegagapan sebab ia tak pernah mencatatkan pemikiran teoritis dalam sebuah dokumentasi. Tidak ada bukti bahwa dia melakukan studi. Hanya ada sedikit pengakuan dari para mantan pasien sebagai gambaran metode terapi wicara Logue kala itu.
Sebelum bertemu dengan George, selama Perang Dunia I (1914-1918) Logue menyembuhkan tujuh veteran tentara Australia dengan gangguan komunikasi. Mereka mengalami syok akibat desingan peluru dan bombardir meriam selama perang. Logue membuat mereka kembali lancar berbicara dengan latihan pernapasan dan diafragma.
Latihan serupa ia terapkan kepada George yang menderita gangguan koordinasi antara laring dan diafragma toraks. Selama dua bulan Duke berlatih pernapasan. Ia melantangkan vokal di dekat jendela dan mengulangnya di kastil dibantu oleh sang istri. Literatur lain menyebutkan Logue mengajar Duke of York hingga 82 kali pertemuan antara 20 Oktober 1926 hingga 22 Desember 1927.
Logue mengembalikan kepercayaan diri George dengan merelaksasi ketegangan yang menjadi faktor kejang otot. Sebisa mungkin ia membuat pasien rileks dengan melontarkan guyonan, memberi banyak simpati, dan berlaku sabar dalam sesi terapi. Di tahun 1927 untuk pertama kalinya George berbicara penuh percaya diri pada pembukaan Gedung Parlemen Lama di Canberra, tanpa terbata-bata.
“Logue jugalah yang mempersiapkan pidato Raja pada 3 September 1939, ketika Inggris menyatakan perang terhadap Jerman,” catat Australian Dictionary of Biography.
Pasien lain, Geoffrey Elliott, seorang profesor dari Universitas Worcester, sempat berkisah pengalaman bertemu Logue saat berusia tiga tahun. Potongan cerita Elliott seperti menguatkan dugaan bahwa metode terapi Logue merupakan kombinasi pelatihan dialog, cara bernapas, dan hipnotis.
Saat kecil Elliott menderita kegagapan. Ia pernah menerima perawatan dari pusat kesehatan di Inggris (NHS) selama enam bulan, namun gagal. Ayah Elliott kemudian mengantarnya ke Harley Street, tapi sang ayah dilarang ikut masuk ruang praktik oleh Logue. Di dalam ruangan, Elliott hanya ingat bahwa ia diminta melompat mendekati Logue.
“Ingatan berikutnya, ayah saya berterima kasih kepada Logue. Saya kembali ke ruang tunggu tanpa gagap sedikitpun.”
Sayang, selama Perang Dunia II Logue mengurangi jadwal praktik dan harus bekerja sebagai sipir angkatan udara di London. Profesi Logue tercatat dalam surat kematiannya pada 12 April 1953 sebagai “Terapis Wicara”.
Meski saat ini dunia kesehatan modern hanya bisa menerka soal metode terapi Logue, ia telah membuka pemahaman dunia bahwa kegagapan bisa disembuhkan—sama seperti penyakit lain.
Editor: Ivan Aulia Ahsan