Menuju konten utama

Teroris Majalengka Otodidak dan Kreatif dalam Membuat Bom

Bom yang dibuat oleh jaringan teroris Majalengka diperkirakan memiliki berdaya ledak tinggi, kekuatannya melebihi peledak yang digunakan dalam peristiwa Bom Bali.

Teroris Majalengka Otodidak dan Kreatif dalam Membuat Bom
Polisi menunjukkan barang bukti bahan peledak jaringan teroris Majalengka di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (25/11/2016). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/16.

tirto.id - Tujuh orang anggota jaringan teroris Majalengka yang telah dibekuk oleh pihak berwajib ternyata cukup kreatif. Kadivhumas Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar, menyebut para terduga teroris yang terkait dengan ISIS itu membuat bom secara otodidak dengan belajar dari internet.

Ketujuh terduga teroris yang kini sudah diamankan antara lain: Rio Priatna Wibawa dan tiga rekannya yang ditangkap di Majalengka, Bahrain Agam yang ditangkap di Aceh Utara, Saiful Bahri yang ditangkap di Serang, dan Hendra alias Abu Pase yang ditangkap di Tangerang Selatan.

"Belajarnya online training. Bahrun Agam membagikan info-info melalui online," jelas Kadivhumas Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Boy Rafli Amar melanjutkan, para pelaku saling berkenalan melalui media sosial dan mulai bertemu sejak Juni 2016. Mereka kemudian melakukan permufakatan jahat untuk melakukan kegiatan teror, di antaranya membangun laboratorium kimia di rumah Rio Priatna Wibawa di Majalengka dan membuat bahan peledak.

Rio Priatna Wibawa sendiri terbilang cukup piawai meracik berbagai bahan kimia. Sementara bahan-bahan kimia yang digunakan dibeli melalui online maupun toko yang salah satunya terletak di Jalan Pramuka, Jakarta Timur.

"Mereka ini cukup kreatif. Bahan-bahannya itu juga yang barang yang dipakai keseharian, ada yang dibeli online dan di toko," tutur Boy Rafli Amar.

Bom yang dibuat oleh kelompok ini, tambah Boy Rafli Amar, diperkirakan memiliki berdaya ledak tinggi, kekuatannya melebihi peledak yang digunakan dalam peristiwa Bom Bali.

"Bahannya RDX dan TNT, efek ledakannya dahsyat. Buatan Rio dan teman-temannya ini menang (punya kelebihan) dari segi bahan karena RDX itu high explosive. Sementara kalau bom Bali itu low explosive tapi jumlah bahannya banyak," papar Boy Rafli Amar.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa Rio dan Bahrun sudah memilih beberapa lokasi yang strategis yang akan dijadikan target aksi bom bunuh diri. Bahan peledak yang diproduksi oleh Rio di Majalengka diketahui telah dipesan oleh sejumlah orang dari kelompok Bahrun lainnya yang berpusat di Aceh.

Polisi menyebut, bahan peledak itu akan digunakan untuk aksi bom bunuh diri di berbagai lokasi yakni di Gedung DPR/MPR/DPD, Mabes Polri, beberapa gedung kedutaan besar, stasiun televisi, dan vihara pada pergantian tahun mendatang.

Baca juga artikel terkait JARINGAN TERORIS MAJALENGKA

tirto.id - Hukum
Sumber: antara
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya