tirto.id - Jerome Boateng, pemain tim nasional Jerman, mengatakan jika anggota keluarganya absen menonton pertandingan Piala Eropa 2016 di stadion karena takut akan aksi terorisme. Boateng cemas jika insiden pemboman dan penembakan oleh kelompok ISIS di Paris pada November 2015 lalu terulang.
"Anggota keluarga dan anak-anakku tidak akan datang menyaksikan laga di stadion. Resikonya terlalu besar. Sedih juga mendengar bahwa perhelatan ini demikian terisi dengan banyak isu yang membuat kita was-was. Hanya saja, aku tetap ingin berkonsentrasi kepada sepakbola dan aku lega keluargaku tidak datang dan menyaksikan laga di stadion.” ungkap Boateng kepada majalah Sport Bild.
Kondisi di Prancis jelang turnamen akbar empat tahunan tersebut masih normal, namun penjagaan keamanan mendapat perhatian yang serius. Lebih dari 90.000 polisi, tentara, dan petugas keamanan swasta akan diterjunkan di seantero Prancis untuk memastikan keamanan kompetisi yang berlangsung pada 10 Juni sampai 10 Juli tersebut.
Jacques Lambert selaku presiden panitia penyelenggara menyatakan bahwa tak ada ancaman kongkret yang perlu dicemaskan. Selama satu bulan ke depan, panitia memasang perimeter keamanan ganda akan diterapkan di beberapa tempat di setiap arena resmi dan fan zone, dengan dua pemeriksaan keamanan untuk para penggemar, yang telah diminta datang lebih awal ke stadion-stadion.
"Sepekan setelah serangan-serangan pada November, kami bertemu dengan pemerintah dan pejabat-pejabat kota untuk berbicara mengenai sejumlah fan zone, dan kami semua setuju bahwa lebih aman untuk menjaga mereka ketimbang membuat para penggemar berkumpul di tempat-tempat umum lain dengan tanpa pengamanan," kata Lambert.
"Tidak seorang pun dapat mengabaikan apa yang terjadi di Prancis dan Eropa terkait masalah keamanan dalam beberapa bulan terakhir, dan kami menanggapinya dengan sangat serius. Tujuan utama kami adalah untuk memastikan kami dapat memberikan turnamen sebaik mungkin dengan situasi-situasi dalam setiap aspek, dan hal itu termasuk keamanan." tambahnya.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Iswara N Raditya