tirto.id - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengingatkan kepada aparat pemerintahan agar bisa menjamin pelaksanaan Pemilu dapat terlaksana dengan jujur, adil, bebas dan penuh martabat. Ia meminta Pemilu berjalan dengan damai sesuai aturan main.
“Kita mau perdamaian diantara kita sesama anak bangsa tidak ada arti Pemilu jika kita pecah. Tugas kita semua ikuti Pemilu, jaga aturan main,” kata Surya Paloh, dalam keterangan pers, ditulis Selasa (23/1/2024).
Surya Paloh mengatakan, Indonesia sudah berulang kali menggelar Pemilu. Namun, isu kecurangan selalu menjadi pokok pembahasan.
“Di sini kita mengingatkan pemilu yang dilaksanakan untuk kesekian kali di alam demokrasi jelas memerintahkan kepada penyelenggara pemilu dan pemerintah yang ada agar pemilu berjalan jurdil, bebas dan bermartabat,” jelasnya.
Surya menjelaskan bahwa salah satu hal yang harus dijaga saat Pemilu adalah kebebasan berpendapat. Dia tak ingin muncul isu bahwa masyarakat dibungkam haknya karena memilih salah satu pasangan calon yang dinilai bertentangan.
Dia menyampaikan ada satu musuh bersama yang harus dilarang lawan. Surya menyebut musuh itu adalah ketidakadilan hingga kebodohan.
“Idealisme kita menyatakan musuh utama kita di negeri ini adalah kepicikan cara berpikir, kebodohan, kemiskinan dan rasa ketidakadilan. Itulah musuh kita,” kata Surya.
Di sisi lain Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali menyampaikan bahwa para pendukung dari Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang diusung oleh Nasdem agar tak sembunyi lagi. Ahmad Ali melihat masih ada fenomena pendukung AMIN, untuk takut bicara di depan publik.
“Jadi, masyarakat kita imbau untuk tidak lagi menjadi pendukung yang tersembunyi, tetapi kemudian sudah mulai bangkit, muncul, untuk mengkonsolidasikan di masyarakat supaya menjadi lebih masif,” kata dia.
Ali juga berpendapat bahwa tokoh-tokoh oposisi yang hari ini aktif berteriak di sosial media apalagi hingga mendorong pemakzulan Presiden tak perlu dilanjutkan. Sebab, hanya akan membuat kerisauan dan kegaduhan di tengah masyarakat.
“Para tokoh yang hari ini tidak sepakat dengan calon tertentu hendaknya turun ke lapangan; menggalang masyarakat, membentuk relawan, bekerja memenangkan pasangan yang mereka inginkan, daripada kemudian berteriak pemakzulan dan lain-lain. Hal itu tidak bagus untuk demokrasi kita, tidak bagus untuk bangsa kita, karena ketika itu terjadi biayanya terlalu mahal untuk bangsa ini,” kata Ali.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Anggun P Situmorang