tirto.id - Bermusuhan dapat membuat seseorang yang pernah mengalami satu serangan jantung, lebih rentan terhadap serangan jantung kedua.
Demikian hasil sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam European Journal of Cardiovascular Nursing.
Jadi jika memiliki sifat yang suka emosian, sinis dan sarkastik, maka perlu mempelajari beberapa cara untuk mengurangi permusuhan demi kesehatan jantung.
Dalam studi tersebut, peneliti mengamati 2.300 penyintas serangan jantung, 68 persen di antaranya adalah laki-laki, yang rata-rata berusia 67 tahun, dan mengikuti mereka selama periode 2 tahun.
Pasien dalam penelitian ini dinilai untuk menentukan seberapa bermusuhan tipe kepribadian mereka.
Kepribadian yang bermusuhan diidentifikasi oleh sifat-sifat seperti sinisme, mudah tersinggung, sarkasme, dan amarah. Lebih dari setengah dari mereka dalam penelitian (57 persen) memiliki tipe kepribadian ini.
"Biasanya, permusuhan adalah bagian dari kepribadian tipe A," kata Donna Marino, PsyD, seorang psikolog klinis dan pelatih eksekutif di Chicago, seperti dilansir Medical Daily.
Memiliki kepribadian yang bermusuhan tidak berarti sesekali merasa kesal dengan suatu masalah atau membuat komentar sarkastik sesekali.
Orang dengan tipe kepribadian ini memiliki pandangan hidup yang negatif. Mereka mungkin memiliki interaksi yang buruk dengan orang lain. Mereka mungkin juga sedang stres berat. Kemudian mereka menjadi mudah tersinggung.
Memperbaiki perilaku tersebut mungkin menjadi kunci untuk hasil kesehatan jantung yang lebih baik, kata penulis studi Tracey K. Vitori, PhD, RN.
Para peneliti menemukan bahwa permusuhan itu sendiri merupakan faktor risiko independen untuk kematian akibat serangan jantung kedua, bahkan setelah menyesuaikan faktor risiko lain seperti usia, jenis kelamin, merokok, pendidikan, status perkawinan, diabetes dan tekanan darah tinggi.
Telah lama dipahami bahwa depresi, kecemasan, dan stres adalah kondisi yang dapat memengaruhi penyakit kardiovaskular. Tetapi temuan ini menunjukkan bahwa permusuhan juga berperan dalam hasil kardiovaskular.
Ilmu sains juga tidak meyakini secara pasti bagaimana permusuhan mempengaruhi jantung, tetapi penelitian mencatat bahwa itu adalah sifat umum di antara mereka yang pernah mengalami serangan jantung.
Penelitian ini dapat mengarah pada penambahan penilaian kepribadian permusuhan untuk pasien jantung, serta pendidikan yang lebih baik. Membuat perubahan perilaku kesehatan mental mungkin penting.
Belajar mengurangi ciri-ciri kepribadian bermusuhan mungkin hal yang sulit. Tetapi jika menyangkut kesehatan jantung, tidak ada alasan yang lebih baik untuk mencoba.
Menurut Tina B.Tessina, PhD, psikoterapis di Long Beach, California, dan penulis It Ends with You: Grow Up and Out of Dysfunction, teknik menenangkan dan pemicu stres, seperti menghitung sampai 10 sebelum bereaksi, bermeditasi selama beberapa menit dengan aplikasi juga bisa dilakukan untuk memandu Anda.
Teknik lainnya untuk mengurangi stres juga bisa berhasil dengan cara yoga atau bertanya pada diri sendiri apakah sesuatu akan menjadi masalah dalam tiga minggu, tiga bulan atau tiga tahun.
“Semua jenis pelatihan relaksasi membantu,” tambah Dr. Marino.
Anda pun bisa mulai mengenali gejala fisik permusuhan, di antaranya; jantung berdebar lebih cepat, otot menegang, dan wajah merah. Kemudian belajarlah menenangkan diri dengan latihan yang menenangkan.
Pada level yang lebih dalam, Anda dapat mencari tahu dari mana asal kemarahan dan permusuhan dengan terapis.
“Seringkali memiliki sejarah atau bahkan kembali ke masa kanak-kanak. Memiliki sikap marah membuat orang lain bereaksi negatif terhadap Anda, dan itu menjadi lingkaran setan," kata Dr. Tessina.
Dengan menyembuhkan permusuhan, maka Anda juga dapat melakukan lebih dari sekadar menyembuhkan hati yang terluka.
Editor: Agung DH