Menuju konten utama

Dampak Buruk Memarahi Anak di Depan Umum

Memarahi anak di depan umum bisa membuat ia minder melakukan kegiatan sehari-hari karena dibayang-bayangi oleh kemarahan orang tua yang membekas di memorinya. 

Dampak Buruk Memarahi Anak di Depan Umum
Ilustrasi Anak Nakal. foto/istockphoto

tirto.id - Sebagian orang tua pernah memarahi anaknya di tempat umum. Alasannya bisa berbagai macam, mulai dari anak rewel hingga tidak patuh dengan apa yang dikatakan orang tua. Namun, apakah orang tua mengetahui dampak buruk dari memarahi anak di depan umum?

Merasa kesal terhadap kesalahan yang anak dilakukan di depan umum merupakan hal wajar. Namun ada baiknya tidak melimpahkan kekesalan tersebut di depan orang banyak. Hal ini hanya akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan psikologis anak.

Tidak hanya pribadinya yang akan terguncang, anak pun akan minder melakukan kegiatan sehari-hari karena dibayang-bayangi oleh kemarahan orang tua yang membekas di memorinya.

Ada baiknya untuk tidak mengaitkan perilaku nakal anak dengan cara mengasuh yang buruk. Cobalah untuk mengabaikan tatapan tajam orang lain di tempat publik ketika anak berbuat nakal.

"Kewajiban Anda adalah untuk anak Anda, bukan untuk orang yang melihatnya," kata Beth Teitelman, direktur pusat pengasuhan anak di 92nd Street Y di New York City, dikutip dari Parents.

Berkonsentrasilah pada cara-cara untuk memperbaiki masalah lembut dan tanpa menyalahkan anak. "Hukuman dapat membuat anak berusia dua tahun merasa hancur," jelas Douglas Gregory, M.D., seorang dokter anak di Suffolk, Virginia. "Mereka akan merespons dengan rasa takut atau agresi,” tambahnya.

Berikut adalah dampak yang dapat ditimbulkan dari memarahi anak di depan umum, seperti dilansir DP3AKB Jabar:

1. Berdampak buruk pada psikologis anak

Ketika memarahi anak di depan umum, para orang tua seringkali melontarkan kata-kata kasar, sambil menunjuk atau melakukan kekerasan fisik seperti mencubit atau menjewernya. Cara ini biasanya dilakukan agar anak segera diam dan tidak melakukan perbuatan yang dianggap orang tua menjengkelkan.

Namun, memarahi anak terutama di depan umum dengan cara seperti ini dapat berakibat buruk terhadap perkembangan mental dan kejiwaan sang anak. Dampak buruk yang diterimanya saat kecil biasanya akan terbawa hingga dewasa kelak.

2. Anak menjadi tidak percaya diri

Ketika dimarahi di depan banyak orang, bukan hanya perasaan sedih yang dirasakan tapi juga malu dan takut karena banyaknya orang-orang yang memperhatikan. Rasa malu ini dapat berakibat anak menjadi tidak percaya diri dan tidak berani berekspresi ketika melakukan kesalahan di kemudian hari karena takut akan dimarahi lagi oleh orang tua.

3. Anak akan meniru kata kasar yang dilontarkan orang tua

Memori anak-anak adalah yang paling baik. Pada saat masih usia belia, anak-anak akan mudah mengingat dan menyerap apa yang dilihat dan didengarnya. Ingatan tersebut akan terbawa terus sampai ia dewasa.

Bukan tidak mungkin, anak Anda akan meniru perbuatan dan perkataan buruk yang orang tua lakukan. Sehingga, bukan tidak mungkin ketika sudah besar, ia akan memarahi dan berkata kasar kepada orang yang melakukan kesalahan terhadapnya.

4. Anak tumbuh menjadi pribadi yang arogan

Perilaku memarahi anak di depan umum yang kerap dilakukan orang tua akan menimbulkan sikap keras terhadap anak. Bila dilakukan secara terus-menerus, anak akan menjadi pribadi yang memberontak dan keras karena merasa tidak disayangi oleh kedua orang tuanya.

Kepercayaannya terhadap lingkungan sekitar dan orang lain perlahan menghilang, hal ini mengakibatkan dirinya memiliki sifat yang arogan dan cuek terhadap kondisi di sekelilingnya. Sikap seperti ini tentunya akan menyebabkan kesulitan dalam bersosialisasi terhadap orang lain di masa yang akan datang.

5. Tidak hormat dengan orang tua

Seringnya orang tua memarahi anak di depan umum bukan tidak mungkin akan menimbulkan rasa benci yang amat mendalam pada orang tua, karena si anak merasa malu dibentak oleh orang tua di depan orang-orang yang tidak dikenalnya. Ketika rasa benci tersebut tidak bisa dikendalikan sang anak, dan orang tua tidak menunjukkan rasa kasih sayang, anak-anak akan kehilangan rasa hormatnya pada orang tua dan memiliki sikap acuh.

6. Anak-anak adalah pribadi yang polos

Anak-anak merupakan pribadi yang polos dan masih belum bisa membedakan apa yang salah dan benar untuk dilakukan. Ketika merasa jengkel akan perbuatan ulah anak Anda, usahakan selalu berpikir positif dan menganggap itu sebagai bagian dari ujian menjadi orang tua yang baik.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Alexander Haryanto