tirto.id - Status Gunung Merapi kini masih berada pada level II atau Waspada. Menurut pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Merapi secara visual masih terlihat jelas meski ditutupi kabut dan asap kawah.
“Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 800-1.000 meter di atas puncak kawah,” jelas Heru Suparwaka dari BPPTKG dalam pernyataan resmi yang diterima Tirto, Senin (4/6/2018).
Gunung Merapi memang kerap mengembuskan asap kawah solfatara ini. Ketinggian asap solfatara Merapi terpantau mencapai 400 meter pada Minggu (3/6/2018) pagi pukul 04.13 WIB dari kawah puncak dengan arah angin ke arah timur laut.
Terpantau pula adanya aktivitas kegempaan di Gunung Merapi. Gempa hembusan tercatat terjadi sebanyak 4 kali dengan amplitudo 4-5 mm dan durasi 16-33 detik. Aktivitas ini dipengaruhi oleh frekuensi. Jika semakin tinggi frekuensi gempa hembusan, aktivitas magma pun diindikasi tinggi.
Asap solfatara yang keluar dari gunung di perbatasan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Magelang, Boyolali, Klaten, Jawa Tengah tersebut merupakan peristiwa normal yang menunjukkan ada aktivitas vulkanik di gunung teraktif di Indonesia itu.
Untuk itu, BPPTKG mengimbau masyarakat di lereng gunung tidak perlu panik dengan peristiwa tersebut.
"Melihat asap itu masyarakat tidak perlu khawatir atau panik," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida di Yogyakarta.
"Karena memang mulai tanggal 11 Mei 2018 ada letusan, sehingga asap yang keluar tersebut selama beberapa minggu ini merupakan bagian adanya aktivitas," katanya menambahkan.
Gunung Merapi meletus sebanyak dua kali pada Jumat malam, 1 Juni 2018. Kejadian erupsi Merapi itu diumumkan oleh akun twitter resmi BPPTKG.
Letusan pertama di Jumat malam tercatat terjadi pukul 20.24 WIB. Gunung Merapi tercatat meletus dengan durasi 1,5 menit dan amplitudo maksimum 64 mm. Erupsi itu memicu kolom letusan 2.500 meter yang mengarah ke timur laut.
Tak lama kemudian, sekitar pukul 21.00 WIB, Gunung Merapi meletus untuk kedua kalinya pada Jumat malam dengan amplitudo maksimum 29 mm dan durasi selama 56 detik. Kali ini, kolom letusan tampak tegak setinggi 1000 meter.
Kegiatan pendakian Gununng Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan BPPTKG kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
“Radius 3 km dari puncak G.Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi,” demikian imbauan BPPTKG.
Editor: Yuliana Ratnasari