tirto.id - Setelah mengeluarkan beberapa kali letusan freatik, Gunung Merapi kerap mengembuskan asap solfatara. Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), masyarakat di lereng gunung tidak perlu panik dengan peristiwa tersebut.
"Melihat asap itu masyarakat tidak perlu khawatir atau panik," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida di Yogyakarta, Minggu (3/6/2018).
Hanik menjelaskan asap solfatara yang keluar dari gunung di perbatasan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Magelang, Boyolali, Klaten, Jawa Tengah tersebut merupakan peristiwa normal yang menunjukkan ada aktivitas vulkanik di gunung teraktif di Indonesia itu.
"Karena memang mulai tanggal 11 Mei 2018 ada letusan, sehingga asap yang keluar tersebut selama beberapa minggu ini merupakan bagian adanya aktivitas," kata Hanik.
Sebelumnya, berdasarkan pemantauan BPPTKG, ketinggian asap solfatara Gunung Merapi (2968 mdpl) terpantau mencapai 400 meter pada Minggu (3/6/2018) pagi pukul 04.13 WIB dari kawah puncak gunung api itu dengan arah angin ke arah timur laut.
Hanik berharap masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi dari sumber yang tidak jelas serta tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah, menanyakan langsung ke BPPTKG, atau instansi terkait lainnya.
"Insyaallah kalau ada kenaikan yang signifikan alat-alat pemantauan kami akan mendeteksi. Warga tidak perlu panik karena kepanikan bisa menyebabkan timbulnya bahaya misalnya kecelakaan," kata dia.
Update laporan BPPTKG, pukul 00.00-06.00 WIB secara visual terpantau cuaca cerah dan berawan, suhu udara 15.3-17.8 derajat celsius, dengan kelembaban udara 65-65 persen, dan tekanan udara 870.3-872.8 mmHg.
BPPTKG menyatakan hingga saat ini Gunung Merapi masih berada dalam status waspada atau level II.
Gunung Merapi meletus sebanyak dua kali pada Jumat malam, 1 Juni 2018. Kejadian erupsi Merapi itu diumumkan oleh akun twitter resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Letusan pertama di Jumat malam tercatat terjadi pukul 20.24 WIB. Gunung Merapi tercatat meletus dengan durasi 1,5 menit dan Amplitudo Maksimum 64 mm. Erupsi itu memicu kolom letusan 2500 Meter yang mengarah ke Timur Laut.
Tak lama kemudian, sekitar pukul 21.00 WIB, Gunung Merapi meletus untuk kedua kalinya pada jumat malam dengan Amplitudo Maksimum 29 mm dan durasi selama 56 detik. Kali ini, kolom letusan tampak tegak setinggi 1000 meter.
Dua letusan tersebut menyusul erupsi Merapi pada Jumat pagi tadi, sekitar pukul 08.20 WIB.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra