Menuju konten utama

Starbucks Buat Aturan Baru: Pelanggan Boleh Duduk Meski Tak Membeli

Kebijakan itu dilakukan sebulan setelah Starbucks dituding melakukan praktik diskriminatif, menangkap dua pria kulita hitam yang tengah duduk di gerainya.

Starbucks Buat Aturan Baru: Pelanggan Boleh Duduk Meski Tak Membeli
Ilustrasi kopi starbucks. REUTERS/Yuriko Nakao

tirto.id - Starbucks telah mengeluarkan kebijakan baru yang menginstruksikan karyawannya untuk mengizinkan semua tamu menggunakan fasilitas toko, termasuk toilet. Kebijakan ini berlaku meskipun pelanggan tidak membeli apapun di gerai mereka.

Langkah itu dilakukan sebulan setelah kedai kopi terpopuler itu dituding melakukan praktik diskriminatif. Seorang manajer toko di Philadelphia melaporkan polisi terhadap dua pria kulit hitam yang meminta untuk menggunakan kamar mandi tanpa membeli apa pun dan kemudian menolak untuk pergi.

Kebijakan baru diumumkan pada Sabtu (19/5/2018) di sebuah surat yang menyatakan: "Setiap orang yang memasuki ruang kami, termasuk teras, kafe dan toilet, terlepas dari apakah mereka melakukan pembelian, dianggap sebagai pelanggan," demikian dilansir dari laman resminya.

Ditambahkan bahwa karyawan harus mengikuti prosedur yang ditetapkan untuk "mengatasi perilaku mengganggu," dan panggilan 911 dalam kasus "bahaya atau ancaman langsung" untuk karyawan atau pelanggan.

Pegawai Starbucks sebelumnya bebas memakai tudingan bagi orang yang tidak membayar di kedia. Perusahaan mengatakan kebijakan baru akan berlaku untuk lebih dari 8.000 kafe AS yang dioperasikan perusahaan. Namun, akan ada pedoman yang berbeda toko di luar AS.

"Kami tidak ingin menjadikannya kamar mandi umum tapi kami akan membuat keputusan yang tepat 100% dari waktu dan memberi orang-orang hal utamanya," kata ketua Starbucks Howard Schultz kepada peserta konferensi tanggung jawab perusahaan di Washington, seperti dikutip The GuardiandariWall Street Journal.

Gerai Starbuck di Philadelphia tersebut sebelumnya telah menunjukkan tanda bahwa yang memberi tahu pengunjung bahwa kamar mandi hanya untuk membayar pelanggan.

Sementara itu, dua pria kulit hitam yakni Rashon Nelson dan Donte Robinson, sedang menunggu pria lain, Andrew Yaffe, yang berkulit putih, untuk pertemuan bisnis pada 12 April ketika para petugas tiba. Rekaman rekaman video penangkapan mereka telah dilihat jutaan kali di media sosial.

"Apa yang mereka minta?" kata Yaffe bertanya pada polisi. "Karena ada dua orang kulit hitam yang duduk di sini bertemu denganku?"

Starbucks tidak mengajukan tuntutan dan orang-orang itu dibebaskan beberapa jam kemudian.

Setelah protes meletus, Starbucks meminta maaf dan Kevin R. Johnson, kepala eksekutif perusahaan, merilis pernyataan di mana dia menyebut penangkapan itu sebagai "hal yang tercela." Manajer toko yang menelepon polisi itu kemudian dipecat, demikian diwartakan New York Times.

Atas insiden itu pulam Starbucks akan menutup sementara sekitar 8.000 gerainya di seluruh AS pada 29 Mei . Mereka berencana melakukan pendidikan bias rasial yang ditujukan guna mencegah diskriminasi di toko-toko Starbucks. Pelatihan bias rasial itu akan diberikan kepada hampir 175.000 pekerja Starbucks di AS.

Baca juga artikel terkait STARBUCKS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari