Menuju konten utama

Starbucks Akan Tutup 8.000 Gerai di AS Terkait Kasus Rasial

Perusahaan Starbucks berjanji menutup 8.000 gerainya di AS untuk memberi pelatihan ke karyawannya agar kasus dikriminasi dan rasisme tak berlanjut.

Starbucks Akan Tutup 8.000 Gerai di AS Terkait Kasus Rasial
Ilustrasi gerai Starbucks. REUTERS/Kim Hong-Ji

tirto.id - Starbucks akan menutup sementara sekitar 8.000 gerainya di seluruh AS pada Mei mendatang. Mereka berencana melakukan pendidikan bias rasial yang ditujukan guna mencegah diskriminasi di toko-toko Starbucks.

Meskipun ini tidak terbatas pada Starbucks, kami berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi. Menutup toko kami untuk pelatihan bias rasial hanyalah satu langkah dalam perjalanan yang membutuhkan dedikasi dari setiap tingkat perusahaan dan kemitraan di komunitas lokal kami,” kata CEO Starbucks Kevin Johnson dalam sebuah pernyataan, Selasa (17/4/2018).

Pelatihan bias rasial itu akan diberikan kepada hampir 175.000 pekerja Starbucks di AS. Keputusan tersebut terkait adanya protes dan boikot menyusul penangkapan warga kulit hitam di Starbucks Philadelphia pekan lalu.

Kedai kopi populer ini telah dikritik dan diprotes setelah dua pria kulit hitam ditangkap saat mereka tengah diam menunggu untuk bertemu seseorang. Pegawai Starbucks menelepon 911 setelah salah seorang pria, yang belum membeli apa-apa, meminta untuk menggunakan kamar mandi dan kemudian tetap di toko.

Protes mencuat atas penangkapan tersebut karena kedua orang kulit hitam itu tidak melakukan kesalahan apa pun. Sementara itu, banyak pelanggan kulit putih kerap diizinkan untuk duduk tanpa membeli apa pun tanpa diborgol.

Seperti dilansir Guardian, Johnson juga mengutuk penangkapan tersebut dengan menyebut aksi itu "tercela." Ia juga mengatakan ingin meminta maaf kepada orang-orang itu secara langsung.

“Saya ingin berdialog dengan mereka sehingga saya dapat memastikan bahwa kami memiliki kesempatan untuk benar-benar memahami situasi, serta menunjukkan belas kasih dan empati atas pengalaman yang mereka alami,” katanya melanjutkan.

CEO Starbucks itu pada Senin (16/4/2018) telah bertemu dengan dua pria kulit hitam yang ditangkap di salah satu tokonya di Philadelphia itu. Pertemuan yang direncanakan dengan cepat itu terjadi di tengah-tengah protes hari kedua.

Seorang juru bicara Starbucks mengkonfirmasi kepada NBC News bahwa pertemuan pribadi dengan CEO Kevin Johnson terjadi pada hari Senin tetapi tidak ada rincian tambahan yang segera diberikan.

Salah satu pengunjuk rasa, Shani Robin mengatakan kepada NBC News bahwa para demonstran menginginkan manajer yang menelepon polisi dan petugas yang melakukan penangkapan dipecat.

"Jika Anda bahkan tidak bisa pergi ke Starbucks untuk menunggu seorang teman datang, Anda tidak aman di mana pun," katanya.

"Kami [demonstran] akan memenuhi ruang [Strubucks], kami akan membuatnya sangat tidak nyaman sampai mereka membuat perubahan dan sampai secara khusus mereka memenuhi tuntutan yang kami tetapkan," tambah Robin.

Awal pekan ini, Starbucks mulai meninjau pelatihan dan praktik bias rasialnya sebagai reformasi penting. Ini untuk memastikan tokonya menyediakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi pelanggan dan mitra mereka.

“Setelah selesai, perusahaan akan membuat materi pendidikan tersedia untuk perusahaan lain, termasuk mitra lisensi kami, untuk digunakan karyawan dan manajer mereka, jelas pernyataan Starbucks.

Baca juga artikel terkait KEDAI KOPI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari