tirto.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan, kekeringan yang terjadi di Papua Tengah sebagai sesuatu yang alami. Ia juga mengaku tidak bisa modifikasi cuaca di daerah tersebut.
“Modifikasi cuaca hanya bisa dilakukan kalau masih ada awan hujan. Kalau awan tipis seperti itu sudah enggak bisa, kurang lebih kelembaban mencapai 70 persen atau lebih. Jadi ya mendung lah ya, nggak seperti itu,” kata Dwikorita usai sidang kabinet di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2023).
Dwikorita mengatakan, ada potensi kekeringan akan terus meningkat di Papua Tengah. Ia mengatakan, hujan diprediksi baru turun pada November mendatang.
“Kalau trennya semakin ke pertengahan Agustus, akhir Agustus hingga September itu keringnya semakin meningkat, semakin puncak keringnya. Nanti setelah masuk Oktober mulai berkurang, mulai berkurang, tapi masih kering, nah diprediksi hujan ini November,” kata Dwikorita.
Dwikorita mengatakan, dampak elnino menjadi pemicu kekeringan. Akan tetapi, Indonesia baru diuntungkan pada November mendatang karena hujan akan muncul sekitar bulan tersebut.
“Sebetulnya elnino nya masih terjadi bahkan semakin puncak elninonya, tapi kita diuntungkan November itu diprediksi sudah hujan. Jadi pengaruh el nino akan kalah dengan musim hujan, itu sekitar November, kecuali di Nusa Tenggara diprediksi pengaruhnya masih cukup kuat hingga November bahkan awal Desember masih diprediksi masih [belum hujan], karena di sana kan hujannya juga terlambat," tutur Dwikorita.
Kekeringan hebat melanda Papua Tengah beberapa waktu terakhir. Kekeringan tersebut lantas berimbas pada sejumlah warga yang meninggal dunia akibat kelaparan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengklaim, bencana kekeringan berkepanjangan yang terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, sudah dapat teratasi.
Namun ia menyampaikan bahwa kekeringan masih akan terjadi akibat faktor musim. Pemerintah, kata Muhadjir, akan tetap mengirimkan suplai logistik ke lokasi bencana selama tiga bulan ke depan.
“Untuk masalah kekeringan di Kabupaten Puncak, sekarang sudah teratasi, jadi suplai logistik sudah lancar dan juga sudah bisa landing di lembah Agadugame yang kemarin belum,” kata Muhadjir kepada awak media di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz