tirto.id - Kebakaran hebat melanda permukiman di Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2024) siang. Akibat kebakaran tersebut, seratusan warga kehilangan tempat tinggal mereka.
Kirman (50) merupakan satu dari sekian warga yang menjadi korban kebakaran Kemayoran. Dia mengaku menyaksikan kebakaran hebat yang terjadi Selasa siang tersebut.
Semula, warga masih beraktivitas seperti biasa pada Selasa siang. Tiba-tiba, Kirman dan warga lain mulai mencium bau gosong yang timbul di lingkungan mereka.
Tak berselang lama, Irman melihat asap keluar dari salah satu rumah di RW 05 Kebon Kosong. Belakangan diketahui, kata dia, kebakaran terjadi di rumah warga yang bekerja sebagai pengepul barang rongsokan berinisial J.
"Kami langsung coba madamin sendiri kebakarannya di rumah itu. Dianya [pemilik rumah, J], masih di lantai dua kan. Karena kepanasan, akhirnya dia turun. Itu udah kebakar rumah dia," tutur Kirman saat ditemui.
Warga langsung bergotong royong mencoba memadamkan kebakaran di rumah J. Tak lama, istri J tiba di dekat permukiman tersebut. Pada saat yang bersamaan, warga menghubungi tim pemadam kebakaran.
Meski warga sudah bersusah payah, api tak kunjung padam dan malah merambat ke rumah-rumah lain di sekitar RW 05, termasuk ke rumah Kirman. Dia mengaku tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharganya.
Akan tetapi, dua anak dan istri Kirman berhasil menyelamatkan diri sebelum kebakaran hebat melahap rumah mereka.
"Saya di sini [kediamannya berempat], alhamdulillah selamat semua. Sudah enggak mikir lagi mau menyelamatkan [barang-barang berharga], kebakarannya sudah besar banget," urai Kirman.
Seturut pantauan Tirto, petugas pemadam kebakaran masih mendinginkan kawasan permukiman yang terbakar hingga 18.00 WIB. Pasalnya, asap masih keluar dari puing-puing kediaman yang terbakar.
Banyak juga warga yang berupaya mencari barang berharga mereka yang mungkin bisa diselamatkan, meski rumahnya dilalap si jago merah. Tak cuma orang dewasa, anak kecil hingga remaja tanggung juga berupaya membantu orang tua masing-masing mencari barang-barang tersisa.
Di sisi lain, ada ibu-ibu yang menyalurkan makanan untuk warga yang mencari barang-barangnya. Ada pula ibu-ibu yang membantu mengangkut barang berharga usai ditemukan suami atau saudara mereka.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Fadrik Aziz Firdausi