Menuju konten utama

Soal Impor KRL Bekas, KAI: Tim BPKP ke Jepang, KA Masih Dipakai

Soal rencana impor KRL bekas dari Jepang, PT KAI saat ini masih menunggu hasil kajian dari BPKP usai meninjau langsung ke Jepang.

Soal Impor KRL Bekas, KAI: Tim BPKP ke Jepang, KA Masih Dipakai
KRL Commuter Line melintas di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (28/2/2023).ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.

tirto.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI saat ini tengah menunggu hasil review atau tinjauan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait rencana impor kereta listrik (KRL) bekas bukan baru dari Jepang.

"Dengan demikian, apa yang menjadi catatan rapat di Kemenko Marves menjadi evaluasi review oleh BPKP, sehingga pada saat ini kami PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan PT KAI sedang menunggu hasil review dari BPKP," tutur Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (27/3/2023).

Pada pekan lalu, sudah dilakukan peninjauan langsung ke Jepang oleh tim BPKP dan tim Kereta Commuter Indonesia (PT KCI).

"Tim BPKP sudah bertemu dengan JR East, serta melihat sendiri bahwa kereta-kereta yang akan diimpor masih beroperasi sampai sekarang," ucap Didiek.

Menurut Didiek, hasil rapat di Kemenko Marves pada 6 Maret 2023 lalu, berisi tentang proses impor KRL bukan baru saat ini sedang dalam tahap peninjauan oleh BPKP.

Direktur PT KCI Suryawan menambahkan, hasil rapat pembahasan di Kemenko Marves juga dalam rangka memperoleh masukan atas rencana pengadaan sarana gerbong KRL Jabodetabek, BPKP dapat melakukan review terhadap rencana pengadaan sarana gerbong KRL pada PT KCI yang sedang berlangsung saat ini.

Mengenai review tersebut di antaranya ialah, ketepatan jumlah kebutuhan impor kereta bukan baru untuk tahun 2023/2024, kewajaran biaya pengadaan impor kereta bukan baru sebanyak 10 trainset pada 2023 dan 19 trainset pada 2024, jaminan suku cadang dari 10 trainset bukan baru yang akan diimpor pada 2023.

Selanjutnya, mengenai kewajaran beserta kualitas pengadaan KRL bukan baru yang akan diimpor oleh PT KCI, kesesuaian proses pengadaan impor kereta bukan baru pada PT KCI dengan ketentuan berlaku, kesesuaian kebutuhan pergantian KRL dan kapasitas produksi dalam negeri, serta saran terhadap pengadaan sarana gerbong KRL Jabodetabek.

Dipastikan selama kegiatan proses review tersebut dilaksanakan, maka seluruh tahapan proses impor kereta bekas tahun 2023 dan 2024 dihentikan hingga proses review selesai dilaksanakan.

Sementara itu, PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) menyiapkan kajian untuk melakukan retrofit atau modifikasi teknologi terhadap Kereta Rel Listrik (KRL) yang dioperasikan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

"Terkait retrofit untuk KRL bahwa kami sekarang juga sedang menyiapkan kajian untuk retrofit kereta-kereta KRL yang ada di PT KCI," katanya dikutip dari Antara.

Dia menuturkan retrofit KRL membutuhkan waktu 16 bulan. Tidak hanya itu dia juga menjelaskan keuntungan dilakukan retrofit yaitu lebih efisien, membutuhkan perawatan dan adanya jaminan suku cadang.

Upaya retrofit selama 16 bulan itu terdiri dari proses manufaktur mulai tahapan engineering, desain, pengadaan, produksi dan pengujian yang membutuhkan waktu 16 bulan, sehingga pengiriman dapat dilakukan pada pekan pertama bulan ke-17.

Baca juga artikel terkait IMPOR KRL BEKAS atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Bisnis
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Maya Saputri