tirto.id - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi VI RI Andre Rosiade naik pitam saat membahas persoalan impor KRL dari Jepang. Menurutnya, banyak informasi keliru yang beredar di publik sehingga masyarakat menyalahkan keputusan pemerintah yang melarang impor KRL.
Andre menyampaikan langsung hal tersebut kepada Plt. Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Suryawan, Direktur Utama PT INKA (Persero) Eko Purwanto, dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo.
Andre mengingatkan kepada para petinggi bos kereta tersebut, agar jangan menyebar narasi bohong. Sebab, akan menimbulkan persepsi buruk di mata publik.
"Jujur pak, jangan berikan informasi yang sesat dan salah kepada masyarakat kalau kita hanya pengen impor. Ini yang ingin saya ungkap pak, bahwa jangan berikan informasi bohong. Bapak yang pengen impor, bapak bilang INKA yang nggak siap," tegas Andre dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI bersama PT KAI, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Ia mengatakan, saat ini banyak sekali dari masyarakat pengguna commuter line atau Kereta Rel Listrik (KRL) yang memprotes terkait penolakan terhadap impor KRL. Menurutnya, narasi yang keliru membuat pihaknya beserta sejumlah jajaran pemerintahan seolah menghalangi KCI melakukan pelayanan publik.
“Saya dalam seminggu ini dapat protes banyak dari netizen, bahwa saya sebagai anggota DPR menghalangi, mendzolimi pelanggan commuter line. Saya ingin sampaikan hal yang jujur, tidak ada dari kami ingin menghalangi, mengganggu pelayanan KCI untuk mengangkut masyarakat," ucapnya.
Andre mengaku sudah mengingatkan dan mewanti-wanti KCI sejak Januari 2021 untuk memesan kereta kepada PT INKA (Persero). Sehingga, impor tidak perlu dilakukan. Namun, pemesanan tersebut baru terlaksana pada 9 Maret 2023 lalu dengan dalih, pabrik baru diresmikan.
Andre mengatakan, dirinya sempat mengunjungi pabrik kereta INKA yang berlokasi di Banyuwangi itu pada Desember 2020 lalu. Saat itu, Direktur Utama INKA sebelumnya, Budi Noviantoro telah mengatakan bahwa pabrik tersebut sudah 100 persen siap beroperasi hanya saja saat itu masih dalam keadaan kosong.
"Pabrik INKA di Banyuwangi itu mampu produksi. Kenapa kosong? Karena memang belum dapat order dari KCI pak. Kalau sudah dapat order, dari KCI yang ditunggu-tunggu, baru mereka bisa produksi. Dan untuk produksi itu 18 bulan selesai. 18 bulan mulai dari beli alat dan suku cadang," jelasnya.
Kendati begitu, KCI disarankan agar menghentikan impor dan memesan kereta kepada PT INKA sejak Januari 2021. Lalu pada 2021, proses lobi dilakukan, namun tidak ada titik temu. Hingga akhirnya pada 2022 MOU antara kedua pihak pun terbentuk seiring dengan persoalan pipa impor di Pertamina yang disoroti Presiden Jokowi.
"MOU itu ditandatangani setelah ramai-ramainya pengadaan pipa TKDN di Pertamina. Tapi setelah itu, order tak datang-datang. Baru order di 9 Maret 2023 yang dibangun narasi Pak Tiko (Wamen BUMN) resmikan pabrik," imbuhnya.
Pada akhirnya, PT INKA baru dapat menyediakan kereta tersebut pada 2025 karena proses produksi 18 bulan tersebut. Karena itulah, menurutnya apabila KCI memesan kereta INKA sejak Januari 2021 tersebut, tahun ini kereta sudah bisa tersedia dan KCI tidak perlu impor.
"Bapak sudah tahu jauh-jauh hari kalau 2023 kereta sudah harus ganti, 2024 sudah ganti. Pertanyaannya kenapa nggak jauh-jauh hari pesan ke INKA. Lalu dijawab ini karena COVID-19. Nggak ada. Berbagai skenario kan bisa dilakukan," bebernya.
"Jadi Desember 2020 atau Januari 2021 bapak pesan ke INKA, insyaallah pertengahan Juni 2023 ini sudah selesai. Tapi karena bapak baru pesan, jadi baru selesai 2025. Jadi mari kita luruskan informasi bohong kepada publik," tambahnya.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Reja Hidayat