tirto.id - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Arsul Sani menanggapi pernyataan Prabowo Subianto soal kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp500 triliun.
Menurut Arsul, kebocoran APBN tersebut justru sudah terjadi sejak zaman mertua Prabowo, yakni Presiden kedua Soeharto.
"Kalau soal kebocoran APBN itu bahkan itu isu yang dari zaman pak mertuanya pak Prabowo [Soeharto] jadi presiden. Itu kan sudah ada bahkan dalam persentase dan jumlah yang jauh lebih besar saya kira," ujarnya saat di Kompleks DPR RI Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (7/2/2019).
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menilai pernyataan dari calon presiden nomor urut 02 itu hanya untuk meningkatkan elektabilitasnya saja dengan menggunakan jargon-jargon yang bombastis.
"Ya itu namanya calon presiden yang berusaha untuk meningkatkan elektabilitas kan yang harus seperti itu kalau enggak bombastin kan enggak menarik.
Sehingga, kata kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut tidak akan menarik pemilih terutama dari undecided voters atau orang yang belum menentukan pilihan.
"Itu undicided voter itu yakin tidak akan terpengaruh dengan model-model jargon atau pendekatan-pendekatan dengan istilah-istilah yang bombastis. Itu enggak ada, enggak akan kemudian tertarik," ucap Arsul.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan adanya kebocoran anggaran negara. Menurutnya, kebocoran anggaran itu bisa mencapai 25 persen, yakni sebanyak Rp500 triliun. Hal itu dia ungkapkan kemarin Rabu (6/2/2019) dalam HUT FSPMI ke-20 di Jakarta.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto