tirto.id - Episode 74 drama India Silsila tayang di ANTV pada Jumat (25/10/2019), pukul 10.30 WIB. Sinopsis Silsila episode ini menceritakan Misthi yang mengusir Ruhan dari rumah atas kejadian pelecehan yang dilakukan temannya Ruhan pada Pari. Selain itu, Veer juga turut marah pada Misthi yang dinilai berlebihan dengan Ruhan.
Usai pelecehan yang diterima Pari, Ruhan menyeret ketiga temennya keluar dari tempat perayaan ulang tahun. Ruhan memukul wajah temannya di luar ruang pesta. Wajah temannya berlumur darah hingga terjungkal.
Di dalam ruangan, Misthi masih marah pada Veer yang mencoba menenangkannya. Usai kejadian tersebut, Misthi meminta Ruhan agar meninggalkan rumah.
"Aku tak akan pergi sampai kapan pun. Aku tak salah," ujar Ruhan pada Misthi.
Misthi tampak kesal mendengar jawaban Ruhan. Ruhan yang sudah berada di depan pintu matanya berkaca-kaca. nenek, Pari, dan Veer mencoba untuk meredakan kemarahan Misthi. Akhirnya, Veer yang memutuskan untuk pergi dari rumah tersebut dengan membawa koper besar.
"Veer dan Ruhan tak boleh pergi," ujar nenek pada kedua lelaki itu.
Veer tak menghiraukan ucapan nenek, ia langsung menuju lift dan turun ke lantai satu. Semua orang berusaha mengejarnya, tinggal Misthi yang mematung di ruangan tersebut. Misthi menangis, ia memutuskan untuk mengejar Veer.
Sesampainya di lantai bawah, Misthi menuju parkiran. Ia melihat Veer yang ada di dalam mobil. Misthi mengetuk kaca jendela Veer dan terus meminta Veer agar ia tak pergi.
"Veer, tolong jangan pergi. Aku akan meminta maaf pada Ruhan," ujar Misthi pada Veer.
Veer membuka jendela mobil dan hanya terdiam.
"Tolong dengarkan aku, Veer. Maaf jika aku mengecewakanmu," lanjut Misthi.
Veer masih terdiam, Misthi terus meminta maaf pada Veer dan meminta agar Veer tak pergi. Namun Veer tak menghiraukan itu semua. Veer menutup kaca jendela dan melajukan mobilnya. Misthi tak kuasa untuk menahan air matanya saat mobil Veer semakin menjauh.
Di kamar, Ruhan membongkar koper dan mengeluarkan satu persatu bajunya. Mimik wajahnya sangat marah, tangannya memukul lemari. Pari membuntutinya sampai di pintu, melihat Ruhan yang masih marah. Setelah beberapa saat Pari mendekat, ia meminta maaf pada Ruhan.
"Aku tak menyangka Misthi akan berbuat seperti ini," ujar Pari pada Ruhan.
Ruhan masih saja diam. Pari juga menjelaskan, mungkin saja Misthi terlalu banyak pikiran menjelang hari pernikahannya. Pari juga meminta jika Ruhan ingin bicara dengan Misthi mungkin saja bisa melalui dirinya. Ruhan tampak marah dengan apa yang baru saja Pari katakan.
"Apa maksudmu? Tak ada apa pun antara aku dan kamu!" ujar Ruhan.
Ia mendekati Pari yang berdiri di depannya. Jari telunjukknya menunjuk-nunjuk wajah Pari, tetapi sesaat kemudian Ruhan bisa mengontrol emosinya.
"Tinggalkan aku sendiri," ujar Ruhan pada Pari.
Pari pamit untuk keluar kamar.
"Pari, maafkan aku," ujar Ruhan sebelum Pari sampai di pintu.
Pari berbalik arah, Ruhan mendekatinya. Pari memaklumi kemarahan Ruhan atas apa yang diperbuat oleh temannya. Pari juga menjelaskan mungkin saja Misthi salah paham dengan Ruhan.
Ruhan menyampaikan pada Pari, apa yang ia lakukan semata karena perempuan tak pantas diperlakukan seperti itu, keduanya berpelukan.
Setelah beberapa saat, Misthi kembali ke rumah, ia menuju kamar Ruhan. Ruhan yang sedang duduk di kasur, terlihat kaget saat mendapati Misthi berdiri di pintu kamarnya. Misthi masuk ke kamar, Ruhan berdiri mengamati setiap air mata yang jatuh di pipinya.
Ruhan mengambil segelas air dan terus memandangi Misthi. Ruhan menyodorkan segelas air pada Misthi, Misthi yang semula duduk langsung berdiri.
"Maafkan aku. Aku tak tahu mengapa melakukan itu," ujarnya membelakangi Ruhan.
"Aku hanya ingin tahu mengapa kau seperti itu," jawab Ruhan sembari menyodorkan segelas air putih untuk Misthi.
Misthi berbalik arah, air matanya hampir menetes. Misthi langsung saja keluar kamar tanpa menghiraukan panggilan Ruahn.
Di kamarnya, Pari masih mengingat apa yang dikatakan Ruhan, saat Ruhan mengkhawatirkan dirinya dan memeluknya. Beberapa saat kemudian, Misthi masuk ke kamar. Pari bercerita, sepertinya Ruhan sangat marah dengan apa yang diperbuat oleh temannya.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Dipna Videlia Putsanra