tirto.id - Startup Agen Perjalanan Online Pegipegi menghebohkan publik usai umumkan penutupan layanan mereka setelah selama 12 tahun beroperasi pada Senin (11/12/2023). Hal ini membuat tidak sedikit orang penasaran mengenai penyebabnya dan siapa pemiliknya.
Penyebab Pegipegi tutup setelah beroperasi selama belasan tahun belum disampaikan secara resmi oleh perusahaan. Namun, penutupan Pegipegi mirip seperti yang dialami sejumlah startup di Indonesia lainnya, seperti Rumah.com, JD.ID, Fabelio, dan lainnya.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan suatu perusahaan startup tutup. Bisa jadi dari faktor keuangan, persaingan, hingga masalah pada manajemen.
Pegipegi mengumumkan dalam pernyataan resmi mereka melalui unggahan mereka di Instagram @Pegipegi. Melalui unggahan tersebut Pegipegi menyampaikan pesan pamit dan terima kasih kepada pelanggan serta mitra akomodasi dan transportasi.
“Hampir genap 12 tahun menjadi solusi travel kamu merupakan pengalaman yang tak tergantikan bagi Pegipegi, namun dengan berat hati, Pegipegi harus pamit," tulis Pegipegi.
Melalui unggahan yang sama Pegipegi juga memaparkan bahwa pelanggan tidak perlu khawatir dengan tiket yang sudah dipesan dari aplikasi. Pegipegi menyampaikan bahwa setiap pemesanan hingga tanggal 10 Desember 2023, pukul 23.59 WIB, masih berlaku seperti biasa.
Pegipegi juga masih memberikan layanan terakhir bagi pelanggan yang mengalami kendala dan pertanyaan. Layanan refund dan penggantian jadwal (reschedule) juga masih dibuka melalui cutomer service di e-mail cs@Pegipegi.com.
Siapa Pemilik Pegipegi?
PT Go Online alias Pegipegi menutup layanannya di bawah kepemimpinan CEO Serlina S. Wijaya dan VP Commercial & Markteing Ryan Kartawidjaja.
Online Travel Agent (OTA) Pegipegi awalnya didirikan pada 7 Mei 2012 oleh tiga perusahaan besar, yaitu PT Alternative Media (AMG), Recruit Holdings, dan Altavindo. Ketiga perusahaan inilah yang awalnya memiliki saham terbesar aplikasi perjalanan tersebut.
Pada awal tahun 2017 Pegipegi mendapatkan dukungan dari Recruit Holdings. Lalu pada tahun 2018, OTA ini diakuisisi secara penuh oleh perusahaan asal Singapura, Jet Tech Innovation Ventures.
Jet Tech Innovation Ventures merupakan perusahaan investasi milik Traveloka yang berdiri pada 2017. Seperti diketahui, Traveloka juga merupakan startup yang bergerak di lini bisnis OTA sama halnya seperti Pegipegi.
CEO Pegipegi Serlina S. Wijaya dan VP Commercial & Markteing Ryan Kartawidjaja sebelumnya juga pernah bekerja untuk Traveloka.
Traveloka didirikan pada 2012 lalu oleh tiga sekawan, yaitu Ferry Unardi , Derianto Kusuma, dan Albert Zhang. Hingga saat ini posisi CEO masih dijabat oleh Ferry Unardi.
Daftar Pemimpin Pegipegi Selama 12 Tahun
Terdapat sejumlah tokoh kunci di balik beroperasinya Pegipegi pada awal berdirinya aplikasi tersebut tahun 2012 hingga 2015. Mereka adalah Davy Makimian menjabat sebagai CEO dan Kohei Nakajima menjabat sebagai COO.
Selain Makimian dan Nakajima, ada tiga orang lainnya yang menjabat sebagai Direktur Pegipegi. Ketiga direktur pertama Pegipegi adalah Megain Widjaja, Hiroshi Date dan Kevin Sanjoto.
Pada tahun 2015 Pegipegi memiliki dua orang COO mereka adalah Kohei Nakajima dan Ridho Firmansyah. Kemudian pada 2016 hingga 2017, posisi CEO diduduki oleh Hideki Yamada dan Deputy CEO oleh Ryan Kartawidjaja.
Ryan Kartawidjaja masih menjabat sebagai Deputy CEO hingga 2018 dengan Takeo Kojima sebagai CEO pada periode 2017 hingga 2018.
Pada tahun 2018 hingga 2020 posisi CEO ditempati oleh Kevin Sandjaja, posisi CMO diduduki oleh Serlina S. Wijaya. Sementara itu, Head of Startegic Partnership dijabat oleh Ryan Kartawidjaja.
Pada empat tahun terakhir yaitu sejak 2020 hingga 2023, Pegipegi dipimpin oleh Serlina S. Wijaya sebagai CEO dan Ryan Kartawidjaja sebagai VP Commercial and Marketing.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy