tirto.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan sektor industri manufaktur mencatat pertumbuhan sebesar 4,94 persen. Pertumbuhan ini tercatat sepanjang periode triwulan II 2024 hingga triwulan II 2025 atau selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan sektor ini telah berkontribusi menyumbang 17,24 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Ini mencerminkan kecenderungan sektor manufaktur yang tetap ekspansif dan mempertahankan peran strategisnya sebagai tulang punggung ekonomi nasional," ujar Agus dalam jumpa pers Capaian Kemenperin dalam 1 Tahun Permerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, dilansir Antara Senin, (20/10/2025)
Investasi di sektor manufaktur selama periode tersebut mencapai Rp568,4 triliun atau 40,72 persen dari total investasi nasional. Kinerja ini telah menciptakan 19,55 juta orang penyerapan tenaga kerja atau 13,41 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
Agus menjelaskan, nilai ekspor industri pengolahan mencapai 202,9 miliar dolar AS atau setara 78,75 persen dari total ekspor nasional sebesar 297,6 miliar dolar AS dalam 1 tahun. Namun demikian, ia menyebut bahwa nilai ekspor ini masih lebih rendah dari negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
"Kalau nilai ekspor kita lebih rendah bukan berarti menunjukkan bahwa sektor manufaktur kita di bawah mereka," katanya.
Menurutnya, hal ini terjadi lantaran produk-produk manufaktur Indonesia hanya 25 persen yang diekspor, sedangkan 75 persen untuk pasar dalam negeri.
"Ini menunjukkan bahwa struktur dari industri manufaktur kita sangat kuat dan jauh lebih kuat dari negara-negara lain," imbuhnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































