Menuju konten utama

Serap Karet Dalam Negeri, Kemenhub Siapkan Desain Rambu Lalu-lintas

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan berencana menyerap karet produksi dalam negeri untuk membuat rambu keselamatan.

Serap Karet Dalam Negeri, Kemenhub Siapkan Desain Rambu Lalu-lintas
Petani menyadap karet di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (3/12/2018). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

tirto.id -

Rambu-rambu lalu lintas di seluruh Indonesia bakal dibuat baru dengan bahan baku karet masyarakat.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiadi menjelaskan, karet akan digunakan untuk pembatas jalan sampai rintangan jalan.

"Penggunaan karet untuk campuran aspal sama kemudian bahan karet untuk alat-alat fasilitas keselamatan lalu lintas. Bisa mungkin traffic cone, water barrier," kata dia dalam rapat koordinasi pemanfaatan karet dalam negeri untuk kebutuhan infrastruktur dan transportasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (25/2/2019).

Ia menjelaskan, untuk jenis traffic cone akan dibuat dari karet dengan bobot 15 kilogram. Sementara tembok pembatas yang biasa terbuat dari plastik oranye akan diganti dengan pembatas karet dengan bentuk yang sama berbobot 15 kilogram.

"Karena water barrier yang ada sekarang banyak yang rusak karena banyak ditabrak, makanya kita akan coba untuk menggunakan bahan karet mungkin akan lebih awet," ujar dia.

Ada pula spesifikasi water barrier yang digambar serupa, namun terbuat dari karet seberat 7,6 kilogram.

Hingga saat ini sebelum diputuskan, Kemenhub masih menggunakan bahan serupa plastik. Kebijakan untuk menggunakan bahan karet dalam fasilitas ini, kata Budi, dapat menyerap karet produksi di dalam negeri. Karet dinilai lebih aman digunakan untuk peredam, jika terjadi tabrakan.

"Kebutuhan karet untuk water barrier, traffic cone, polisi tidur itu gantinya polisi tidur. Selama ini masih menggunakan kaya model plastik gitu. Kalau yang water barrier itu plastik. Kadang beton itu rawan (kecelakaan)," papar dia.

Diketahui, pemerintah berencana untuk kembali menyerap karet dari masyarakat untuk kepentingan perbaikan harga karet yang dinilai masih cukup rendah. Untuk merealisasikannya, anggaran senilai Rp20 miliar telah disiapkan untuk membeli karet tersebut.

Realisasi rencana itu, di antaranya melalui penerapan karet untuk campuran aspal dan pembuatan komponen industri transportasi.

Pada November 2018, harga komoditas karet sempat jatuh di angka Rp6.000. Kepada Presiden Joko Widodo, para petani karet pun meminta pemerintah untuk campur tangan guna mengangkat harga itu yang kemudian disikapi pemerintah dengan penyerapan dalam negeri.

Baca juga artikel terkait KEMENHUB atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali