Menuju konten utama
Sejarah Indonesia

Sejarah, Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda di Masa Kini

Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda di masa kini: membentuk kesadaran kita dalam bertanah air, berbangsa, dan berbahasa.

Sejarah, Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda di Masa Kini
Sejumlah dosen dan mahasiswa membentangkan kain merah putih saat peringatan Hari Sumpah Pemuda di halaman kampus Universitas Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (28/10/2017). ANTARA FOTO/Umarul Faruq

tirto.id - Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda di masa kini terwujud dalam sikap patriotisme, nasionalisme, serta gotong royong untuk lepas dari penjajahan dan membentuk bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Semangat untuk terbebas dari penjajahan dan merintis cita-cita kemerdekaan memicu kaum pemuda dan pemudi di Indonesia untuk menggalang persatuan. Maka, sejarah mencatat, tanggal 28 Oktober 1928, tercetuslah Sumpah Pemuda.

Sebelum abad ke-20, perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan dengan terjadinya berbagai perang di berbagai wilayah di Nusantara. Hampir seluruh perlawanan itu dapat dipatahkan oleh penjajah Belanda.

Hingga akhirnya pada 20 Mei 1908, berdirilah Boedi Oetomo (BO) yang disebut-sebut sebagai organisasi kebangsaan pertama di tanah air dan diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Maka, dimulailah Era Pergerakan Nasional. Perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda dilakukan dengan gaya baru yang lebih elegan, yakni melalui pergerakan organisasi dan pemikiran.

Dari situlah kemudian muncul gagasan untuk mengadakan kongres di kalangan perwakilan pemuda dan pemudi dari seluruh Nusantara. Hingga akhirnya tercetuslah Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda II di Batavia (Jakarta).

Kongres Pemuda I

Kongres Pemuda I digelar di Batavia pada 30 April hingga 2 Mei 1926. Hasilnya adalah timbulnya kesadaran perlunya persatuan di kalangan pemuda serta memiliki kesatuan bahasa.

Akan tetapi, dalam kongres pertama ini belum berhasil dirumuskan dan diwujudkan seperti apa persatuan dan bahasa yang akan digunakan nantinya.

Dikutip dari buku Pendidikan dan Kewarganegaraan (2014) karya Salikun dan Lukman Surya Saputra, tujuan Kongres Pemuda I adalah mencari jalan untuk membina perkumpulan pemuda, yaitu membentuk sebuah badan sentral atau nasional dengan maksud:

  1. Memajukan paham persatuan dan kebangsaan.
  2. Menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan–perkumpulan pemuda kebangsaan.

Beberapa perwakilan perkumpulan pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda I di antaranya adalah:

  • JongJava dari organisasi pemuda Jawa
  • JongSumateranenBond dari organisasi pemuda Sumatera
  • JongAmbon dari organisasi pemuda Maluku
  • Jong Bataks Bond dari organisasi pemuda Sumatera Utara
  • Pemuda Kaum Betawi dari organisasi Betawi

Kongres Pemuda II

Dua tahun kemudian, yakni tepatnya tanggal 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II digelar, masih bertempat di Batavia atau Jakarta.

Dikutip dari website resmi Museum Sumpah Pemuda yang dinaungi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda II berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).

Atas inisiatif PPPI dan dihadiri oleh lebih banyak perwakilan dari berbagai unsur organisasi pemuda di Indonesia, termasuk dari kalangan peranakan Tionghoa, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali selama dua hari.

Di kongres hari terakhir, yakni tanggal 28 Oktober 1928, dicetuskan Sumpah Pemuda yang dibacakan di sebuah gedung di Jakarta yang saat ini menjadi Gedung Sumpah Pemuda.

Isi Sumpah Pemuda

Satu

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia (Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia).

Dua

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia (Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia).

Tiga

Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa

Indonesia (Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia).

Menurut Azyumardi Azra, seperti dikutip oleh Asvi Warman Adam dalam buku Menguak Misteri Sejarah (2010), Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan.

Sementara dalam buku Literasi Politik (2019) yang ditulis Gun Gun Heryanto dan kawan-kawan diungkapkan bahwa ikrar sebagai satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa merupakan ikrar yang sangat monumental bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Ikrar ini atau Sumpah Pemuda yang dibacakan di arena Kongres Pemuda II dan dihadiri oleh kaum muda lintas suku, agama, dan daerah, nantinya, 17 tahun kemudian, melahirkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945.

Makna yang terkandung adalah bahwa peristiwa bersejarah itu mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa. Sumpah Pemuda membuktikan, perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Sumpah Pemuda juga memuat banyak nilai positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sri Sudarmiyatun dalam buku berjudul Makna Sumpah Pemuda (2012) menyebutkan nilai-nilai Sumpah Pemuda antara lain:

Nilai patriotisme, gotong-royong, musyawarah untuk mufakat, cinta tanah air, kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, kerukunan, kerja sama, cinta damai, serta tanggung jawab.

Maka, Sumpah Pemuda hendaknya bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi generasi muda Indonesia sekarang untuk membawa negara ini ke arah perubahan yang lebih baik, bukan justru terpecah-belah dalam pusaran konflik antar sesama anak bangsa sendiri.

Nilai, Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda di Masa Kini

Sumpah Pemuda adalah tonggak persatuan para pemuda Indonesia untuk bergerak bersama dalam mewujudkan cita-cita berkebangsaan. Kesadaran untuk persatuan semangat dalam bertanah air, berbangsa, dan berbahasa, mutlak diperlukan.

Di Kongres Pemuda II, untuk pertama kali dalam sejarah, lagu “Indonesia Raya” diperdengarkan dengan gesekan biola Wage Rudolf Supratman yang juga sebagai penciptanya.

Sumpah Pemuda sangat penting karena memupuk kesadaran bahwa seluruh elemen bangsa yang senasib dan sepenanggungan memiliki persatuan dalam bertanah air, berbangsa, dan berbahasa.

Menurut Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR-RI Habib Aboe Bakar Alhabsy, ada beberapa makna Sumpah Pemuda yang bisa diteladani oleh generasi muda Indonesia, yakni:

  1. Sebagai pengingat untuk seluruh elemen bangsa akan artinya persatuan yang berperan besar dalam upaya mencapai kemerdekaan.
  2. Sebagai pemicu kesadaran untuk sesama anak bangsa agar tidak muda diadu-domba atau dipecah-belah.
  3. Memberikan nilai nasionalisme yang kuat terhadap masyarakat Indonesia yang majemuk.
  4. Sebagai semangat pemersatu bahwa rakyat Indonesia memiliki tanah air, bangsa, dan bahasa persatuan.
  5. Mengajarkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara.

Adapun nilai-nilai luhur yang terkandung semangat Sumpah Pemuda antara lain:

  • Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  • Menjunjung tiggi persatuan dan kesatuan.
  • Sikap cinta tanah air.
  • Menghargai dan menerima perbedaan

        Baca juga artikel terkait SUMPAH PEMUDA atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

        tirto.id - Pendidikan
        Kontributor: Cicik Novita
        Penulis: Cicik Novita
        Editor: Iswara N Raditya
        Penyelaras: Ibnu Azis & Yulaika Ramadhani