Menuju konten utama
19 April 1962

Sejarah Panjang Hansip di Indonesia

Hijau lumut nan
melegenda. Satuan
tanpa senjata.

Sejarah Panjang Hansip di Indonesia
Ilustrasi anggota Pertahanan Sipil (Hansip). tirto.id/Sabit

tirto.id - Bus Mudjur jurusan Semarang itu melintasi Tegal pada Senin, 11 Oktober 1965. Setelah dua tentara menaiki bus itu, seorang laki-laki berbadan agak tambun melompat dari bus. Laki-laki itu merasa sedang ada razia, lalu dia panik dan meloncat.

Sialnya, setelah melompat, ia “terus menubruk sebuah tiang listrik di tepi jalan. Salah seorang penumpang jang melihat kejadian itu dengan lantang berteriak : "Copet ! Copet !". Keruan sadja petugas Pertahanan Sipil (Hansip)/Pertahanan Rakyat (Hanra) dan Rakyat yang berdekatan di situ lantas mengejarnya,” tulis Kangsen Gan dalam Teror kudeta G-30-S (1965: 32).

Laki-laki itu kabur ke arah kampung. Teriakan copet membuatnya jadi buruan. Ia dibekuk Hansip, lalu tertangkap dan diamankan ke kantor polisi. Ternyata laki-laki itu adalah Letnan Kolonel Untung, pemimpin daripada Gerakan 30 September 1965 (G30S). Di sinilah salah satu jasa besar Hansip dalam penumpasan G30S.

“Kepada Hansip/Hanra Mada Jawa Tengah umumnya dan Masek Tegal khususnya disampaikan ucapan selamat dan penghargaan atas berhasilnya menangkap gembong ex. Letkol Untung,” tulis Berita Yudha (16/10/1965).

Untung yang merupakan pemimpin gerakan malah bernasib buntung setelah naik bis Mudjur. Bukan pasukan khusus macam RPKAD atau Polisi Militer terlatih yang menangkapnya, tapi personil dari satuan rakyat sipil yang kerap dianggap remeh bernama Hansip. Padahal semua tahu, Untung adalah komandan pasukan militer yang disegani dan pemegang Bintang Sakti.

Alat untuk Menancapkan Orde Baru

“Hansip/Hanra sebagai komponen Pertahanan Keamanan (Hankam), komplemen Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) telah berdiri sejak (1962) delapan tahun yang lalu, dengan Keputusan Presiden R.I. tertanggal 16 Februari 1962 Nomor 48 tahun 1962 tentang pembentukan Organisasi Pertahanan Sipil dalam rangka usaha mempertinggi serta menggalang kewaspadaan Nasional," tulis buku Sewindu Hansip-Wanra (1970: 98).

Sementara menurut catatan buku Analisa dan Evaluasi Hukum Tentang Pembinaan Rakyat Terlatih dalam Rangka Bela Negara (1995: 13), Hansip berfungsi sebagai Perlawanan Rakyat (WANRA) dan Perlindungan Masyarakat (LINMAS). Fungsi ini tertuang dalam Surat Keputusan Wakil Menteri Pertama Urusan Hankam yang dikeluarkan pada 19 April 1962, tepat hari ini 56 tahun lalu. Tanggal dikeluarkannya Surat Keputusan itu diperingati sebagai Hari Jadi Hansip.

Pada tahun-tahun berdarah pemberantasan anggota PKI sepanjang 1965-1966, Hansip diikutkan di Nusa Tenggara Timur. “Pada umumnya anggota Hansip-lah, atas perintah langsung kepala desa, yang menangkap sesama warga desa mereka yang menjadi anggota Barisan Tani Indonesia (BTI) […] Kadang-kadang anggota Hansip juga diperintahkan untuk melakukan pembunuhan,” tulis Gerry van Klinken dalam The Making of Middle Indonesia: Kelas Menengah di Kota Kupang 1930an-1980an (2015: 293).