tirto.id - Miss Universe menjadi salah satu dari empat kontes kecantikan internasional bersama dengan Miss World, Miss Earth, dan Miss International. Sejarah ajang ini sudah bertahan selama 66 tahun. Edisi terbarunya akan dihelat di Bangkok, Thailand. Puncak acara Miss Universe 2018 bakal dilangsungkan pada 17 Desember 2018 setelah beberapa pekan sebelumnya para peserta menjalani karantina dan acara awal.
Kontes kecantikan ini sudah ada sejak tahun 1952. Tentu banyak perubahan dan perkembangan dalam perhelatan Miss Universe dari tahun ke tahun, baik pemenangnya, standar penilaian, maupun peraturannya.
Awalnya, kontes Miss Universe hanya berupa kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Pacific Knitting Mills, perusahaan pakaian yang berbasis di California, Amerika Serikat. Namun, terjadilah peristiwa yang tak terduga. Miss America 1951, Yolanda Betbeze, menolak mengenakan pakaian renang produk Pacific Knitting Mills.
Insiden inilah yang mendorong Pacific Knitting Mills memutuskan untuk membuat kontes kecantikan sendiri, yaitu Miss Universe. Kontes ini, dikutip dari The Insider, pada akhirnya berkembang dan diikuti hampir 100 orang kontestan dari seluruh dunia serta bertahan lama sampai saat ini.
Ajang Miss Universe pertama hanya diikuti oleh 30 kontestan. Armi Kuusela dari Finlandia keluar sebagai pemenangnya. Pembawa acara pertama di Miss Universe perdana ini adalah John Daly, dan ia terus dipercaya mengemban tugas itu sebelum digantikan oleh Bob Barker pada 1966.
Miss Universe mempersilakan setiap negara mengirimkan perwakilannya. Namun, para peserta dikenai biaya yang harus diserahkan kepada penyelenggara untuk hak waralaba. Hal ini membuat beberapa negara yang perekonomiannya sedang kurang baik memilih tidak berpartisipasi di ajang Miss Universe.
Di Amerika Serikat, masih dilansir dari The Insider, Miss Universe dan Miss USA pada awalnya menjadi satu kesatuan. Artinya, kala itu pemenang ajang Miss USA merupakan perwakilan Amerika Serikat untuk ajang Miss Universe. Namun, pada perkembangannya, dua kontes ini akhirnya dipisahkan dan berjalan sendiri-sendiri.
Selain Miss Universe dan Miss USA, ada pula Miss America. Ada kesamaan antara ketiga ajang kontes kecantikan ini. Kontestan yang ingin berpartisipasi diwajibkan belum menikah dan belum melahirkan, atau bukan sebagai orangtua dari seorang anak. Para pemenang juga dituntut untuk tetap melajang sebelum muncul pemenang baru di ajang edisi berikutnya.
Tahun 1959, Akiko Kojima dari Jepang menjadi wanita Asia pertama yang memenangkan Miss Universe. Sejak 1960, ajang ini mulai memakai sistem wawancara. Dari era 1970-an hingga 1990-an, Miss Universe berlangsung lebih dari satu bulan, termasuk latihan dan kontes awal.
Pemenang Miss Universe pun menjadi lebih beragam. Perempuan kulit hitam pertama yang berhasil menggapai mahkota Miss Universe adalah Janelle Commissiong dari Trinidad-Tobago pada 1977.
Sejak 1980, kriteria calon pemenang Miss Universe bukan hanya soal kecantikan, keanggunan, dan kecerdasan saja. Peserta juga harus memiliki tubuh yang sehat. Sebagai jawara Miss Universe 1980 adalah Shawn Weatherly dari Amerika Serikat.
Dari tahun ke tahun, acara puncak Miss Universe yang digelar bergantian di berbagai negara semakin berkembang, semakin megah, dan tentunya menawarkan prestise tersendiri.
Dilansir dari laman resminya, ajang Miss Universe bertujuan memberdayakan perempuan untuk mengembangkan kepercayaan diri yang mereka butuhkan demi mencapai yang terbaik.
Miss Universe menghendaki munculnya seorang perempuan memiliki kepercayaan diri dan kekuatan untuk membuat perubahan nyata, dimulai dari lingkup lokal dengan tujuan menjangkau khalayak yang lebih luas.
Ajang Miss Universe mendorong setiap wanita untuk keluar dari zona nyaman, menjadi dirinya sendiri, dan terus mendefinisikan apa artinya menjadi percaya diri yang cantik.