Menuju konten utama

Sejarah Deklarasi Kemerdekaan Palestina pada 15 November

Artikel ini menjelaskan sejarah Hari Deklarasi Kemerdekaan Palestina yang diperingati pada 15 November. Pada hari tersebut muncul pula kampanye Wear Green.

Sejarah Deklarasi Kemerdekaan Palestina pada 15 November
Seorang pengunjuk rasa Palestina menggunakan ketapel untuk melemparkan batu sambil mengibarkan bendera Palestina sementara yang lain membakar ban saat bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di sepanjang perbatasan dengan Israel, sebelah timur Kota Gaza, Jumat, 22 September 2023. Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang tiga pos milik Hamas, kelompok militan Islam yang menguasai Gaza sejak 2007, menyusul sejumlah balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza ke Israel. Ini adalah kekerasan terbaru yang mengguncang wilayah tersebut ketika warga Palestina melakukan protes rutin di dekat pagar perbatasan. (Foto AP/Adel Hana)

tirto.id - Tanggal 15 November merupakan hari di mana kemerdekaan Palestina dideklarasikan. Deklarasi ini dari peristiwa [ada tanggal 28 Oktober 1974 di Rabat saat Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab 1974.

Dalam konferensi tersebut, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menjadi satu-satunya yang mewakili Palestina secara sah. Mereka meminta kembali hak dalam membangun sebuah negara yang merdeka.

Adapun Resolusi 181 (II) Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 29 November 1947 menjadi dasar hukum dari deklarasi tersebut. Isinya berupa ketetapan untuk membagi Mandat Britania menjadi 2 negara.

Pada saat itu PLO tidak menguasai wilayah mana pun walaupun Palestina telah diproklamasikan. Mereka kemudian menetapkan Yerusalem menjadi ibu kota Palestina.

Meskipun begitu, Yerusalem juga dikuasai oleh Israel dan dinyatakan menjadi ibu kotanya. Kemudian PLO pun menjadi pemerintahan dalam pengasingan sekitar tahun 1988 dan 1994.

Lalu pada 1994, PLO mulai memerintah secara terbatas di Wilayah A dan B di Tepi Barat. Selain itu, jugaJalur Gaza sebagai dampak dari Perjanjian Gaza-Yericho yang berada di bawah payung Otoritas Nasional Palestina.

Siapa Tokoh Deklarasi Kemerdekaan Palestina Tahun 1988?

Deklarasi Kemerdekaan Palestina ditulis oleh seorang penyair Palestina yang bernama Mahmoud Darwish. Kemudian pada tanggal 15 November 1988 diproklamasikan oleh Yasser Arafat.

Sebelumnya, deklarasi kemerdekaan tersebut disetujui oleh Dewan Nasional Palestina yaitu badan legislatif PLO. Ada 253 suara yang mendukung, 46 suara tidak setuju, dan 10 suara tidak menjawab.

Deklarasi tersebut dibacakan saat sidang penutupan Dewan Nasional Palestina yang ke-19 dan disambut dengan standing ovation.

Lalu Arafat yang merupakan Ketua dari PLO mendapatkan gelar sebagai Presiden Palestina, setelah deklarasi dibacakan. Kemudian Dewan Pusat PLO menunjuk Arafat menjadi Presiden pertama Palestina pada April 1989.

Apa Itu Kampanye Wear Green for Palestine pada 15 November?

Kampanye “Wear Green for Palestine” menjadi trending topik di sejumlah platform media sosial. Beberapa diantaranya adalah X, Instagram, hingga TikTok.

Kampanye “Wear Green for Palestine” dilakukan untuk memperingati Deklarasi kemerdekaan Palestina. Adapun kampanye tersebut merupakan aksi solidaritas dan bentuk dukungan kepada warga Palestina.

Kampanye tersebut adalah salah satu bentuk nyata dukungan dari dunia internasional agar Palestina merdeka. Sementara itu, berbagai dukungan untuk kemerdekaan Palestina terus berdatangan dari sejumlah lapisan masyarakat.

Hal itu menunjukkan bahwa krisis kemanusiaan di Palestina bukan hanya isu lokal, namun juga telah menjadi perhatian masyarakat di seluruh dunia. Kampanye “Wear Green for Palestine” menyerukan kepada siapapun yang mendukung Palestina merdeka untuk memakai pakaian berwarna hijau.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk meramaikan media sosial dengan postingan yang memiliki tema berwarna hijau dan menyertakan tagar berbunyi #weargreen dan #weargreenforpalestine.

Baca juga artikel terkait KEMERDEKAAN PALESTINA atau tulisan lainnya dari Tifa Fauziah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Tifa Fauziah
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Dipna Videlia Putsanra