tirto.id - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, pada minggu ini daerah yang masuk dalam kategori zona merah (risiko tinggi) meningkat menjadi 10 kabupaten/kota.
Menurut dia, walaupun perkembangan peta zonasi risiko per 23 Mei 2021 menunjukkan jumlah daerah zona oranye (risiko sedang) menurun menjadi 302 kabupaten/kota, tetapi setidap daerah harus selalu meningkatkan kesiagaan.
"Dengan kondisi ini bukan tidak mungkin kabupaten/kota ini akan kewalahan menghadapi kemungkinan kenaikan kasus yang berpotensi terjadi dalam 2 hingga 3 minggu kedepan," kata Wiku sebagaimana dilansir laman resmi Satgas Covid-19.
Berikut adalah daftar 10 kabupaten/kota yang masuk dalam zona merah sebagaimana dijelaskan oleh Wiku Adisasmito:
1. Agam (Sumatera Barat);
2. Kota Payakumbuh (Sumatera Barat);
3. Deli Serdang (Sumatera Utara);
4. Indragiri Hulu (Riau);
5. Kota Pekanbaru (Riau);
6. Kota Cirebon (Jawa Barat);
7. Kota Jambi (Jambi);
8. Tanjung Jabung Barat (Jambi);
9. Kota Palembang (Sumatera Selatan);
10. Wonogiri (Jawa Tengah).
Wiku menyayangkan terkait dengan bertambahnya zona merah minggu ini. Sebab, menurut Wiku, jumlah zona merah hanya berada di 7 kabupaten/kota.
Maka daripada itu, Wiku berharap, pemerintah daerah dan rumah sakit pada 10 daerah itu harus selalu siaga sehingga bisa mengantisipasi lonjakan kasus, terlebih akibat dampak dari libur lebaran Idul Fitri.
Namun, berdasarkan perkembangannya, jumlah zona kuning (risiko rendah) bertambah dari 177 menjadi 194 kabupaten/kota. Sementara pada zona hijau (tidak ada kasus baru) jumlahnya menurun dari 8 menjadi 7 kabupaten/kota dan zona hijau tidak terdampak jumlahnya tetap 1 kabupaten/kota.
Pesan Menkes Pergalak 3T dan 3M
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin memberikan imbauan kepada seluruh kepala daerah, baik gubernur, bupati dan walikota agar memaksimalkan upaya pencegahan Covid-19, terlebih setelah libur Lebaran 2021 .
''Imbauan kami terutama untuk terus menjalankan protokol kesehatan terutama memakai masker. Untuk teman-teman kepala daerah, dinas kesehatan, pangdam, dan kapolda untuk terus memastikan tracing-nya ditingkatkan, dan orang yang di-trace positif harus segera dilakukan testing,'' kata Menkes sebagaimana dikutip laman resmi kemkes.go.id.
Dalam penanganan Covid-19, pemerintah menggalakkan program 3T (testing, tracing dan treatment). Testing adalah adalah melakukan tes Covid-19, tracing adalah penelusuran kontak erat, sementara treatment adalah salah satu upaya utama dalam penanganan.
Menurut Menkes Budi, upaya terus menggalakkan 3T adalah bagian penting agar cepat dalam penanganan karena bisa mengetahui sumber penularannya. Apalagi, kata dia, sejumlah wilayah Indonesia sudah ditemukan 3 varian Covid-19. Meskipun baru dugaan, varian baru ini disebut lebih mudah dan cepat menyebar dibandingkan varian sebelumnya.
Menurut Menkes, berdasarkan update terbaru pemeriksaan Whole Genome Sequencing, Kemenkes kembali menemukan 2 mutasi baru COVID-19 pada dua orang berbeda. Ia mengatakan, dua mutasi baru itu terjadi di Jawa Timur dan dua-duanya adalah pekerja migran Indonesia yang baru datang dari Malaysia.
Maka daripada itu, kata Menkes, segala pihak-pihak terkait harus mengupayakan bagaimana 3M, 3T dan PPKM Mikro harus bisa sama-sama berjalan, dengan cara melibatkan level pemerintahan terkecil serta masyarakat.
''Pastikan tracing-nya juga harus jalan, karena yang di-testing sebenarnya adalah testing epidemologi, orang yang kontak erat dengan yang terduga terkonfirmasi,'' tuturnya. Pemerintah selama ini terus menggalakkan upaya 3T dan 3M.
3T adalah testing (melakukan tes Covid-19), tracing (penelusuran kontak erat) dan treatment (salah satu upaya utama dalam penanganan). Jangan lupa, selalu #IngatPesanIbu dengan cara menerapkan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Editor: Iswara N Raditya