tirto.id - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno nomor urut tiga membantah jika pihaknya dekat dengan Front Pembela Islam (FPI).
"Saya justru belum pernah datang ke FPI, waktu itu mas Anies datang berdasarkan undangan untuk mengklarifikasi bahwa beliau difitnah sebagai Syiah dan beliau mengklarifikasi," kata Sandiaga di Jakarta, Jumat (24/3/2017).
Selain membantah kedekatannya dengan FPI, Sandiaga mengungkapkan jika pihaknya justru bakal berkomitmen untuk menyatukan warga Jakarta dari semua latar belakang identitas. Hal tersebut ia nyatakan pasca bertemu dengan 30 pendeta Kristen di Jalan Sudirman, Jumat (24/3).
Para pendeta menginginkan pihaknya menjadi nasionalisme sejati dan memelihara keragaman serta mewakili seluruh lapisan masyarakat termasuk tidak membedakan antar umat beragama.
Diketahui sebelumnya bahwa calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendatangi markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (1/2). Pertemuan tersebut kemudian menuai kontroversi.
Terkait pertemuan tersebut, sebelumnya, Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan bahwa indikasi kedekatan antara pasangan calon nomor tiga itu dengan Imam besar FPI Rizieq Shihab disebut menguntungkan, meskipun bertentangan dengan rasional Anies.
"Dia mendapatkan keuntungan sesaat untuk kepentingan dia [Anies] jadi meskipun mungkin itu bertentangan dengan rasional dia, karena bagaimanapun dia orang yang berpendidikan tinggi santun dan moderat," kata Bonar di Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Kamis (23/3).
Bonar mengatakan apa yang dilakukan Anies dalam proses konstelasi Pilkada DKI Jakarta adalah hal yang bertentangan dengan pribadi Anies sendiri dan mempertaruhkan seluruh preferensi demi mencapai kemenangan.
Secara verbal, lanjut dia, Anies dan Sandiaga tidak pernah melakukan penolakan terkait isu-isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). "Apa yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk mem-bully Ahok, dan mengatakan bahwa pemimpin tidak boleh berasal dari non-Muslim tidak pernah dibantah oleh mereka (Anies-Sandiaga)," kata dia.
Pilgub DKI Jakarta putaran kedua akan diikuti oleh dua pasang calon yakni, pasangan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
KPU DKI Jakarta telah menyusun jadwal penyelenggaraan putaran kedua melalui Surat Keputusan KPU DKI Jakarta Nomor 49/Kpts/KPU-Prov-010/Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 putaran kedua, dengan rincian sebagai berikut:
Pada 7 Maret hingga 15 April 2017 kedua paslon melakukan kegiatan kampanye. Di sela-sela waktu itu, KPU DKI Jakarta juga akan menyelenggarakan debat putaran dua. Pada 9 hingga 15 April 2017, KPU DKI Jakarta juga akan memfasilitasi paslon untuk memasang iklan kampanye di media massa.
Setelah itu, pada tanggal 16 hingga 18 April 2017 akan memasuki masa tenang dan pada 19 April 2017 akan dilaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS.
KPU DKI Jakarta akan melakukan rekapitulasi berjenjang dari tingkat kecamatan hingga provinsi pada 20 April-1 Mei 2017.
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Alexander Haryanto