tirto.id - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menilai, membeli kembali (buyback) saham Indosat akan sangat menguntungkan bagi Indonesia. Pembelian ini, menurut Sandiaga, akan menunjang kemudahan masyarakat Indonesia dengan sistem big data.
Meski kondisi Indosat tidak bisa dikatakan stabil, Sandiaga tetap percaya bisa meraup keuntungan besar dari sana. Namun langkah awalnya, pemerintah harus bisa mengakuisisi perusahaan tersebut.
"Bagi saya kalau saya diberikan amanah oleh Allah, saya yakin bisa kelola Indosat dengan baik dan kita sama-sama mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda karena mereka mengelola data yang begitu banyak dengan integrasi System Identification Number (SIN) kita. Kita ada Telkomsel, Indosat akan luar biasa," kata Sandiaga di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Jokowi sebenarnya pernah menjanjikan hal itu pada tahun 2014. Sandiaga mengklaim dia sudah punya skema untuk meraih keuntungan. Namun dia enggan membeberkannya ketika ditanya.
"Iya tentunya bukan liat untung ruginya sekarang , tapi kedaulatan data. Kita akan launching big data nasional. Kita perlu ditopang oleh perusahaan milik negara yang mengelola banyak sekali data," tegasnya.
Jika melihat laporan keuangannya sepanjang 2018, Indosat memang tengah tengah ketiban pulung. Perusahaan tersebut menderita kerugian hingga Rp2,40 triliun. Padahal di tahun sebelumnya, Indosat masih bisa mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,13 triliun.
Pendapatan emiten tersebut turun cukup dalam hingga 22,68 persen year on year (yoy) dari tahun 2017 sebesar Rp29,92 triliun ke Rp23,16 triliun di tahun 2018.
Penurunan itu disebabkan oleh merosotnya tiga sumber pendapatan tetap yakni pendapatan seluler, pendapatan multimedia, komunikasi data dan internet serta pendapatan telekomunikasi tetap.
Pendapatan seluler Indosat melorot 26,38 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp18,02 triliun. Sementara pendapatan multimedia, komunikasi data dan internet terpangkas 3,10 persen menjadi Rp4,38 triliun. Adapun pendapatan telekomunikasi tetap Indosat anjlok sebesar 20,12 persen menjadi Rp 729,4 miliar 20,12 persen menjadi Rp729,4 miliar.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dhita Koesno