Menuju konten utama

Ringkasan Novel Laskar Pelangi, Penokohan, dan Amanatnya

Berikut ini ringkasan novel Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata, dari penokohan yang ada di cerita hingga amanatnya.

Ringkasan Novel Laskar Pelangi, Penokohan, dan Amanatnya
Novel Laskar Pelangi. FOTO/Bentang Pustaka

tirto.id - Novel Laskar Pelangi merupakan karya terkenal dari penulis ternama Andrea Hirata yang rilis pertama kali pada tahun 2005 oleh Penerbit Bentang Pustaka.

Andrea Hirata menulis novel ini berdasarkan kisah masa kecilnya di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung.

Novel ini merupakan bagian pertama dari tetralogi Laskar Pelangi. Buku selanjutnya yakni Sang Pemimpi (2006), Edensor (2007), dan Maryam Karprov (2008) Selain informasi mendasar tersebut, apa yang kamu ketahui tentang novel Laskar Pelangi?

Perlu diketahui, buku ini telah meraih prestasi gemilang dalam dunia sastra. Laskar Pelangi masuk menjadi bagian dari daftar International Best Seller. Pasalnya, novel ini telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa asing dan telah dialihkan ke dalam 22 bahasa.

Selain itu, novel ini pun telah beredar lebih dari 130 negara dan berhasil memukau pembaca dari berbagai penjuru dunia. Tak hanya itu, Laskar Pelangi juga telah diadaptasi menjadi sebuah film drama Indonesia pada tahun 2008 yang disutradarai oleh Riri Riza.

Laskar Pelangi bukan hanya sekadar buku, tetapi juga sumber inspirasi, motivasi, dan renungan bagi pembacanya. Buku ini membawa pesan yang mendalam tentang kehidupan, perjuangan, dan kekuatan dalam menghadapi keterbatasan.

Di samping itu, novel ini pun berhasil menghadirkan unsur sosial dan budaya masyarakat Belitung, menjadi salah satu elemen yang menggambarkan latar belakang ceritanya.

Dengan demikian, buku ini sangat tepat dijadikan sebagai bahan ajar di sekolah, khususnya untuk belajar resensi novel Laskar Pelangi.

Sinopsis Novel Laskar Pelangi

Sinopsis novel Laskar Pelangi bermula ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jika siswa baru tidak mencapai sejumlah sepuluh anak. Kala itu, sembilan anak yang menghadiri upacara pembukaan telah menunggu di depan sekolah.

Mereka merasa sangat khawatir harapannya untuk bersekolah pupus di hari pertama masuk. Terlebih hingga waktu yang ditentukan, tidak terlihat sama sekali ada siswa yang berlari ke sekolah.

Tepat ketika Pak Harfa, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, seorang siswa bersama ibunya datang untuk mendaftarkan diri. Kedatangan mereka sontak membuat lega para siswa, termasuk guru bernama Bu Mus.

Mulai dari situlah, kita akan diajak menyelami perjuangan sepuluh anak dari keluarga tak berada yang bersekolah di sekolah Muhammadiyah di Desa Gantung, Belitung.

Mereka dikenal sebagai Laskar Pelangi yang memiliki semangat luar biasa untuk tetap bersekolah di tengah berbagai tantangan yang ada.

Kisah Laskar Pelangi ini penuh dengan momen-momen inspiratif dari pertumbuhan setiap karakternya sekaligus hubungan mereka dan cara mengatasi rintangan yang ada.

Meskipun mereka datang dari keluarga yang kurang mampu, semangat dan tekad mereka untuk maju dalam pendidikan menginspirasi banyak orang.

Ringkasan Isi Novel Laskar Pelangi

Novel Laskar Pelangi mengisahkan perjalanan hidup sepuluh anak dari keluarga kurang mampu yang bersekolah di sekolah Muhammadiyah. Cerita ini terjadi di Desa Gantung, Belitong Timur dan berlatar budaya Melayu Belitong.

Cerita dimulai saat sekolah Muhammadiyah terancam ditutup karena kurangnya jumlah siswa. Namun, penutupan tersebut dibatalkan karena pada saat-saat terakhir datang satu siswa bernama Harun yang akhirnya melengkapi syarat minimal jumlah siswa yakni sepuluh anak.

Novel ini memiliki tokoh utama para siswa di sekolah Muhammadiyah yakni Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun. Dikarenakan mereka senang memandangi pelangi, guru mereka yang bernama Bu Mus menyebutnya dengan kelompok “Laskar Pelangi”.

Mereka hidup dalam komunitas tambang di Belitung, di mana pendidikan hanya tersedia bagi anak-anak pegawai PN Timah yang memiliki pangkat. Fasilitas yang memadai pun hanya bisa diakses oleh orang-orang dengan kelas sosial tertentu.

Pada dasarnya, meskipun pulau Belitung kaya akan timah, ekonomi dan pendidikan di sana sangatlah tertinggal. Namun, anak-anak dari kelompok “Laskar Pelangi” ini tidak menyerah dan mempertahankan semangat belajar yang luar biasa.

Mereka berjuang untuk menjaga sekolah agar tetap beroperasi. Di tengah segala keterbatasan, mereka juga berupaya untuk menjadi berprestasi untuk membanggakan sekolah. Pencapaian mereka terlibat dalam beberapa momen, seperti penampilan tarian spektakuler karya Mahar dalam festival 17 Agustus dan kemenangan Lintang dalam lomba cerdas cermat.

Novel ini menekankan pesan yang kuat, yaitu bahwa kemiskinan bukanlah penanda ketidakmampuan. Dalam cerita ini, pendidikan menjadi kunci untuk mengatasi keterbatasan tersebut.

Laskar Pelangi menggambarkan kisah persahabatan yang dipenuhi tawa dan tangis. Dibalut dengan cerita persahabatan, termuat kisah mengharukan tentang kesulitan yang dialami ayah Lintang hingga memaksa “Einstein kecil” untuk putus sekolah.

Namun, kisah mereka dilanjutkan dua belas tahun kemudian, dengan pencapaian luar biasa yang membuat masing-masing anggota Laskar Pelangi berhasil mencapai impian mereka.

Novel ini akhirnya menjadi sebuah cerita inspiratif tentang semangat, persahabatan, dan tekad untuk meraih cita-cita, meskipun dihadapkan pada berbagai keterbatasan.

Keseluruhan cerita juga mencerminkan kekayaan sosial dan budaya masyarakat Belitung, yang membentuk latar belakang yang kuat untuk kisah penuh inspirasi ini.

Penokohan dalam Novel Laskar Pelangi

Novel Laskar Pelangi memiliki penokohan relatif banyak yang sangat memengaruhi jalannya cerita. Berikut ini uraian tentang penokohan novel Laskar Pelangi.

1. Aku (Ikal)

Ikal merupakan tokoh utama protagonis yang digambarkan memiliki perawan kecil, berbadan relatif kurus, berkulit hitam, dan berambut ikal. Di sisi lain, Ikal digambarkan memiliki tekad yang kuat terlebih bila sudah menginginkan sesuatu. Sosok Ikal sangat mengagumi sahabatnya yang bernama Lintang.

2. Lintang

Lintang digambarkan sebagai tokoh yang rajin, siswa yang tak pernah membolos meski jarak antara rumah dengan sekolahnya sangat jauh. Karakter yang menonjol terkait Lintang yakni berkaitan dengan kejeniusannya. Meski memiliki kemampuan di atas rata-rata, Lintang tidaklah sombong. Dia senang membantu teman sekelasnya yang mengalami kesulitan.

3. Mahar

Mahar merupakan salah satu anggota Laskar Pelangi yang memiliki kecerdasan dalam bidang seni. Dari segi fisik Mahar digambarkan sebagai seorang laki-laki yang eksentrik dan berwajah rupawan.

4. Kucai

Kucai juga termasuk anggota Laskar Pelangi yang menjadi ketua kelas. Kucai digambarkan memiliki masalah penglihatan yakni menderita mopia atau rabun jauh. Meski memiliki otak yang kurang encer, Kucai memiliki relasi dan hubungan yang luas sehingga menyebabkannya banyak tahu informasi di sekelilingnya.

5. Syahdan

Syahdan digambarkan sebagai tokoh yang memiliki pembawaan ceria, bertubuh kecil serta tak mudah putus ada. Di kelompok Laskar Pelangi, Syahdan selalu menjadi pecundang.

6. Bore (Samson)

Bore digambarkan sebagai sosok yang berbadan besar serta memiliki obsesi untuk membesarkan otot-otot badannya. Pada akhir novel, dikisahkan Bore menjadi pekerja di toko milik sahabatnya sendiri yaitu A Kiong.

7. A Kiong

Di dalam kelompok Laskar Pelangi, A Kiong digambarkan sebagai sosok yang polos. Dia menaruh hormat dan kagum terhadap Mahar. Di sisi lain, dia selalu bermusuhan dengan Sahara. Di mana ada mereka, pertengkaran hampir tak bisa dihindarkan.

8. Trapani

Trapani digambarkan sebagai tokoh yang memiliki keterikatan emosi yang luar biasa dengan ibunya. Ia hampir tak pernah bisa dilepaskan dari ibunya.

9. Harun

Harun merupakan anggota Laskar Pelangi yang memiliki disabilitas mental. Harun memiliki hambatan dalam membaca dan menulis.

10. Sahara

Sahara merupakan satu-satunya anggota perempuan dalam kelompok Laskar Pelangi. Dia memiliki badan ramping dan mengenakan mengenakan jilbab dalam kesehariannya. Sifat utama Sahara yakni sangat penuh kehati-hatian dan keras kepala.

11. Bu Muslimah

Bu Mus adalah guru muda di sekolah Muhammadiyah. Karakter utama tokoh ini yakni rela berkorban, sabar, disiplin serta memiliki tekad yang kuat dalam hal pendidikan.

12. Pak Harfan

Pak Harfan adalah sang kepala sekolah di sekolah Muhammadiyah. Dia berdedikasi tinggi untuk memajukan pendidikan di daerahnya. Selain itu, Pak Harfan adalah sosok guru yang penyabar, bersahaja dan pintar bercerita sehingga disukai oleh muridnya.

13. A Ling

A Ling merupakan saudara sepupu dari A Kiong. Dia merupakan anak dari pemilik toko Sinar Harapan, tempat di mana sekolah membeli kapur. Tokoh ini merupakan cinta pertama dari tokoh aku (Ikal).

14. Flo

Flo merupakan anggota Laskar Pelangi yang masuk paling akhir yakni anggota kesebelas. Flo merupakan siswa pindahan yang memiliki kegemaran serupa Mahar yaitu mengenai dunia gaib dan hal-hal misteri.

Amanat dan Nilai yang Bisa Diambil dari Novel Laskar Pelangi

Secara umum, amanat dalam novel Laskar Pelangi merupakan ajakan untuk bersyukur dalam hidup.

Cerita para siswa dan juga guru yang berjuang di tengah minimnya fasilitas pendidikan serta dihimpit kemiskinan yang ada di Belitong, mengarahkan pembaca untuk senantiasa bersyukur dan kerja keras dalam menjalani hidup.

Berikut ini amanat dan nilai-nilai yang bisa diambil dari novel Laskar Pelangi.

  • Semangat dan keberanian untuk mengejar cita-cita meski terhambat oleh keterbatasan dalam hidup. Meskipun dihadapkan pada keterbatasan ekonomi dan sosial, Laskar Pelangi tetap gigih dalam mengejar impian mereka.
  • Persahabatan yang erat merupakan elemen penting dalam menjalani kehidupan. Laskar Pelangi selalu bersatu dan memberikan dukungan satu sama lain ketika menghadapi tantangan.
  • Kepercayaan pada Tuhan dan rasa syukur terhadap apa yang kita miliki adalah nilai yang kuat dalam cerita ini. Karakter-karakter dalam novel selalu menyadari keberadaan Tuhan dalam kehidupan mereka dan bersyukur atas berbagai anugerah.
  • Kegagalan adalah bagian dari kehidupan, namun penting untuk tetap gigih dalam menjalani perjuangan. Laskar Pelangi tidak pernah menyerah, bahkan setelah mengalami kegagalan.
  • Kesederhanaan dapat membawa kebahagiaan. Meskipun hidup dalam keadaan sederhana, Laskar Pelangi merasakan kebahagiaan dan menghargai apa yang mereka miliki.
  • Penghargaan terhadap orang tua dan guru adalah pesan moral yang kuat dalam novel ini. Bu Mus, seorang guru yang penuh kasih selalu dihormati oleh para muridnya. Selain itu, karakter-karakter dalam novel juga digambarkan selalu menghormati orang tua mereka.

Baca juga artikel terkait LASKAR PELANGI atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno