Indeks Zaman Kolonial

Pemerintah dan perusahaan kereta api mencoba menghidupkan kembali perkeretaapian di Sumatra Barat yang telah lama redup.

Demi penyerapan maksimum atas komoditas, pemerintah kolonial membangun jalur kereta api Surabaya-Vorstenlanden. Kepentingan militer pun turut terpenuhi.

Menu-menu kesukaan Adipati Mangkunegara menunjukkan paduan budaya kuliner Jawa dan Eropa. Jejaknya bertahan hingga kini.

Rencana jalur kereta api Banjar-Cijulang diusulkan berbasis potensi ekonomi Pesisir Selatan Priangan. Hasilnya jauh dari target.

Di akhir pemerintahan kolonial Hindia Belanda, persoalan permukiman rakyat ternyata masih jauh dari terselesaikan.

Upaya Belanda menghubungkan Priangan dengan Cirebon lewat jalur kereta api kandas pada 1921. Rel dan bantalannya kemudian dipreteli Jepang.

Java Nacht Expres adalah pionir kereta malam jarak jauh di era Kolonial. Masih beroperasi sampai masa awal Pendudukan Jepang pada 1942.

Pastor Verbraak mungkin hanya orang kecil dalam sejarah Perang Aceh. Tapi, tetap dikenang berkat sikap dan tindakan humanisnya.

Sepulang dari Eropa, Sosrokartono sasaran pengawasan intelijen kolonial. Mengabdikan diri menolong mereka yang membutuhkan bantuan.

Wardiman Wirjosapoetro pensiun dini dari KNIL kala berpangkat kapten. Setelah RI berdiri, dia ikut membangun cikal-bakal TNI.

Wolff Schoemaker adalah dosen Sukarno saat kuliah di THS Bandung. Mantan KNIL ini belakangan masuk Islam.

Vaksinasi cacar melibatkan para dokter Jawa untuk mengurangi penolakan dari masyarakat yang menganggap vaksin sebagai produk asing yang berbahaya.

Perwira pribumi KNIL kebanyakan berasal dari kalangan ningrat. Beberapa turut andil di awal pembentukan TNI.

PKI di Keresidenan Palembang memanfaatkan perdagangan untuk melebarkan sayap. Gaet pengikut dengan iming-iming diskon.

Hubungan kaum peranakan Tionghoa dan Belanda tak selamanya harmonis. Pernah jadi korban genosida dan dimanfaatkan Belanda untuk memungut pajak.

Dalam manual tahun 1930, polisi yang modern harus berorientasi pada kepentingan publik, tidak peduli kebangsaan, ras, atau status sosialnya.

Beberapa trah Djajadiningrat menjadi serdadu kolonial. Kedatangan Jepang membuat mereka gagal jadi perwira KNIL dan akhirnya masuk TNI.

Perlakukan diskriminatif terhadap KNIL asal Jawa tak membuat mereka melakukan pemberontakan dengan skala besar. Padahal, jumlah mereka sangat banyak.

Sejumlah menak dan cacah Sunda masuk KNIL. Ketika pecah revolusi, sebagian perwira bergabung dengan Republik Indonesia.

Samsulbahri yang menjadi tentara bayaran dalam roman Sitti Nurbaya hanya tokoh rekaan. Apakah ada anggota KNIL yang berasal dari Minangkabau?