Indeks Pemilu 2019

KPU hanya menyediakan 170 ID bagi pendukung capres-cawapres yang akan mendampingi saat pendaftaran.

Nama Jenderal Gatot Nurmantyo meredup mendekati pendaftaran calon presiden dan wakil presiden 2019.

PKS ngotot menyodorkan Salim Segaf Al-Jufri sebagai wakil presiden pendamping Prabowo sesuai hasil rekomendasi 'Ijtima Ulama'.

Menghadapi manuver SBY yang getol menawari AHY ke Prabowo, PKS mengingatkan agar Prabowo tetap jadi "teman setia".

"Saya kira yang disampaikan oleh Pak Presiden Jokowi kiasan, berantem jangan diartikan secara fisik, bukan begitu,” kata Johan Budi.

Mardani Ali Sera mengungkapkan, akan ada rapat Majelis Syuro PKS jika Salim Segaf Al-Jufri tidak dipilih Prabowo.

"Tidak ada yang tidak mungkin, dalam politik semua bisa terjadi. Jokowi saja cawapres belum ada," kata Wasekjen PAN, Saleh Partaonan Daulah.

Cak Imin tetap diusung menjadi cawapres Jokowi, sebab perpaduan keduanya dinilai sebagai unsur nasionalis-religius yang harus tetap ada di Indonesia.

PKB sempat izin berhalangan hadir namun menyusul sekitar pukul 20.15 WIB.

Pertemuan dilakukan untuk membahas strategi pemenangan Jokowi di Pilpres 2019.

Menurut Din, hal tersebut penting untuk mengakomodir semangat umat Islam di Indonesia.

Penolakan berkas bacaleg Hanura bisa merugikan karena bisa mengurangi jumlah dukungan di parlemen.

KPU sudah resmi membuka pendaftaran bagi bakal calon presiden dan calon wakil presiden mulai hari ini.

PDIP menyebut rencana Cak Imin bertemu kiai tidak untuk membelot dari kubu Jokowi.

“Capresnya sekarang masih Zulkifli Hasan," seloroh Zulhas.

Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Ferry Juliantono mengatakan bahwa, Koalisi pendukung Joko Widodo dinilai lebih rawan untuk pecah dibanding koalisi Prabowo, karena jumlah partai yang lebih banyak.

Apabila MK mengabulkan gugatan tersebut, maka Jusuf Kalla bisa kembali maju sebagai cawapres.

Posisi Puan sebagai Menko PMK dinilai membuatnya tidak bisa bekerja secara efektif memenangkan Jokowi.

Hatta Taliwang mengatakan bahwa, seharusnya yang terlibat dalam Pilpres 2019 itu anggota DPR-MPR, bukan para habib-habib.

Hubungan antara PAN, PKS, Gerindra dan Demokrat masih sebatas menyatukan pandangan dan membentuk ikatan emosional dalam rangka menjajaki koalisi.