Menuju konten utama

Mahfud MD Menguat Jadi Cawapres Jokowi, PKB: Kami Tetap Manut Kiai

PKB tetap manut pada keputusan kiai yang mendukung Cak Imin untuk jadi cawapres Jokowi.

Mahfud MD Menguat Jadi Cawapres Jokowi, PKB: Kami Tetap Manut Kiai
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD memberikan keterangan pers di kantornya, Jakarta, Kamis (31/5/2018). tirto.id/Lalu Rahadian

tirto.id - Wasekjen PKB, Jazilul Fawaid menyatakan partainya tetap mengikuti arahan para kiai Nahdlatul Ulama (NU) dalam menentukan langkah di Pilpres 2019 mendatang, yakni mendukung Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres pendamping Jokowi.

"Pokoknya kami tetap manut kiai. Selama para kiai masih bilang begitu [dukung Cak Imin], maka itu yang kami perjuangkan. Tidak ada nama lain," kata Jazilul kepada Tirto, Senin (6/8/2018).

Pernyataan ini dikeluarkan Jazilul menanggapi kabar menguatnya nama Mahfud MD sebagai pendamping Jokowi karena diusulkan PDIP, Nasdem dan PSI.

Menurut Jazilul, sikap ini diambil PKB lantaran partainya lahir dari rahim NU dan harus patuh terhadap arahan kiai NU. Bukan kepada arahan yang lainnya.

Anggota komisi III DPR ini juga menyatakan, partainya belum memiliki opsi membentuk poros ketiga atau hengkang dari koalisi pendukung Jokowi jika Imin tak dipilih sebagai cawapres.

"Kami tidak dalam posisi berandai-andai dan kalau-kalau [Imin tak dipilih Jokowi]. Kami yakin Pak Muhaimin jadi cawapres Jokowi," kata Jazilul.

Sebelumnya, Wasekjen PBNU, Robikin Emhas mempertanyakan kiprah mantan Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD di NU menyusul mencuatnya nama yang bersangkutan sebagai cawapres representasi kader NU.

"Saya tidak tahu Pak Mahfud pernah aktif di pengurus NU di tingkat desa di tingkat ranting, atau kecamatan, atau di badan otonomnya NU, misalnya, PMII. Saya tidak pernah tahu itu," kata Robikin, Sabtu (4/8/2018), seperti dikutip Antara.

Pasalnya, Robikin menjelaskan, seluruh kader NU harus lulus kaderisasi yang dilakukan seluruh lingkungan NU, termasuk pula badan otonom dan lembaga di bawah naungan NU.

"Untuk disebut kader harus lulus kaderisasi, selanjutnya ditempatkan untuk melayani warga sebagai pengurus NU," tambah Robikin.

Sementara Mahfud, kata dia, berbeda dengan tokoh NU lain yang namanya juga mencuat sebagai cawapres seperti KH Maruf Amin, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan juga Ketua Umum PPP Romahurmuziy.

"Kiai Maruf jelas pengabdiannya, mulai dari bawah sampai PBNU hingga mendapat jabatan tertinggi di NU. Pak Muhaimin juga jelas, sejak dulu aktif di NU dan juga badan otonom NU, termasuk di PMII pernah sebagai ketua umum," ujar Robikin.

Sementara Romahurmuziy, kata dia, adalah putra pendiri Ikatan Pelajar NU (IPNU) KH Prof M Tolchah Mansoer dan cicit pendiri NU KH Wahab Hasbullah.

Pada Sabtu (4/8/2018) itu juga, sejumlah kiai NU dari pelbagai daerah menemui Ketua PBNU, Said Aqil Siraj untuk menyampaikan dukungan kepada Imin sebagai cawapres Jokowi.

Sekjen PBNU, Helmi Faishal Zaini menyatakan, dalam pertemuan tersebut Said Aqil menerima dengan baik dukungan tersebut.

"Pak Said Aqil telah menerima secara baik dan telah menyampaikan dalam forum ini juga tentu dalam waktu dan forum yang tepat beliau akan segera menyampaikan ini. Karena waktu yang sangat singkat yaitu dimulai tanggal 4 dan tanggal 10 Agustus (2018) bagaimana kita lihat jadwal dari Pilpres," kata Helmi, di Kantor PBNU, Sabtu (4/8/2018).

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Dipna Videlia Putsanra