tirto.id - PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih tetap melayani beberapa perjalanan KA untuk mereka yang terdesak bepergian. Akibatnya, beberapa petugas yang bekerja di stasiun seperti customer service, petugas loket dan petugas boarding tetap melakukan pekerjaan seperti biasa.
Customer service dan petugas loket contohnya, mereka harus tetap melakukan pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan di rumah.
Meski KAI sendiri telah mengimbau kepada calon penumpang KA untuk melakukan pembelian dan melakukan proses refund (cancelation dan reschedule) melalui aplikasi resmi KAI Access. Namun, masih ada beberapa orang yang tetap datang ke stasiun.
Yoana yang berdinas di Stasiun Jakarta Kota dan telah mengabdikan diri selama lima tahun sebagai petugas loket mengaku sedikit khawatir bekerja di saat pandemi corona.
“Agak sedikit sulit untuk orang tua mengizinkan anaknya keluar rumah berdinas pada kondisi pandemi corona yang makin meluas seperti ini. Apalagi saya harus berangkat dari Bogor ke Jakarta menggunakan KRL yang tingkat penyebarannya tinggi,” jelasnya dalam rilis yang diterima Tirto, Senin (13/4/2020).
Ia menambahkan, "Tapi saya menerima bahwa bekerja di KAI ini untuk melayani masyarakat, walau sangat mungkin saya juga dapat tertular corona apalagi pekerjaan menuntut untuk bertemu banyak orang yang berbeda."
Senada dengang Yoana, Malinda seorang petugas customer service yang bertugas di Stasiun Bandung merasakan hal yang sama.
“Saya harus tetap berdinas menjalankan kewajiban dalam kondisi bagaimanapun. Dalam kondisi pandemi corona ini, jujur sedikit was-was karena kita tidak tahu siapa orang yang sudah terinfeksi dan dapat menularkan," ucap Malinda.
"Ibu saat ini juga sedang sakit di rumah, takutnya kondisi imun ibu tidak sebaik saya yang masih muda sehingga lebih rentan sakit. Ketika tidak berdinas saya menghabiskan waktu untuk merawat ibu karena tidak ada yang menjaganya," tuturnya.
Malinda menambahkan, “Tidak sedikit calon penumpang KA yang tidak peduli dengan sekitar seperti batuk di depan saya dan tidak menjaga jarak. Namun, saya tidak segan untuk memberikan nasihat dan mengimbau agar tetap menjaga kenyamanan bersama."
Sebagai langkah antisipasi, Malinda mengatakan bahwa ia juga tidak lupa menggunakan APD yang disediakan perusahaan antara lain masker, handglove, dan rutin mencuci tangan dengan hand sanitizer.
Pada kondisi seperti ini mereka berdua mengaku tetap menjaga agar kondisi tubuh tetap sehat dan fit.
Salah satu yang dilakukan menjaga pola makan dengan asupan gizi yang seimbang, minum vitamin, istirahat cukup dan memperbanyak minum air putih.
Selain itu, dalam melakukan aktivitas kerja mereka juga mengikuti standart operasional pekerjaan (SOP) yang diberlakukan KAI dan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Saat ini, KAI sendiri menerapkan physical distancing baik di stasiun maupun KA dengan memberikan jarak tempat duduk di kursi antrean loket, customer service dan ruang tunggu.
Di dalam rangkaian KAI memberlakukan kapasitas maksimum angkutan penumpang 50 persen agar ada jarak antara satu penumpang dan penumpang lainnya.
Tidak lupa, untuk menjaga kebersihan di stasiun dan rangkaian KA, KAI secara rutin melakukan penyemprotan disinfektan.
Jika terpaksa bepergian menggunakan kereta api, para pengguna jasa KA tentu harus melewati pemeriksaan terlebih dahulu. Tidak seperti biasanya calon penumpang hanya di cek boarding pass/e-boarding oleh petugas.
Pada saat ini petugas boarding juga bertugas memastikan calon penumpang tidak memiliki gejala tertular virus corona.
Hal yang dilakukan petugas yaitu dengan melakukan pengecekan suhu tubuh menggunakan infrared gun thermometer.
Bagi penumpang yang memiliki suhu tubuh 38 derajat celcius keatas tidak diperkenankan melanjutkan perjalanan dan KAI akan mengembalikan bea pemesanan tiket.
Bagi penumpang suspect corona yang membawa pendamping, maka tiket dapat dikembalikan penuh dengan maksimal empat orang dalam satu kode booking dan dua orang jika kode booking berbeda.
Ujang Rusen yang berdinas sebagai assistant manager hubungan masyarakat Daerah Operasi 2 Bandung mendapatkan tugas boarding empat kali sebulan selama 8 jam dalam satu kali berdinas.
Ia mengaku ini merupakan pengalaman yang sedikit berbeda karena harus berdinas ditengah pandemi corona.
“Sebenarnya ada rasa khawatir saat berdinas melayani penumpang secara langsung karena sepengetahuan saya tidak semua orang yang telah terinfeksi memiliki gejala. Namun, ini merupakan tanggung jawab yang tetap harus saya jalankan. Setiap pulang bedinas biasanya saya tidak berani langsung mendekat dengan keluarga, hal pertama yang dilakukan yaitu mandi dan mencuci semua pakaian,” ujarnya.
“Sebagai langkah pencegahan saya tetap menjaga pikiran tetap positif dengan mengurangi aktivitas di media sosial dan lebih sering melihat atau membaca hal-hal positif. Istirahat dan olahraga yang cukup juga diperlukan. Selama tidak ada hal yang terlalu penting, saya usahakan tidak keluar rumah,” pungkas Ujang Rusen.