tirto.id - Protes di Peru masih berlanjut sampai hari ini, Senin, 19 Desember 2022 walaupun ada delapan pengunjuk rasa yang tewas. Kasus ini berawal dari pemakzulan terhadap Pedro Castillo dari kursi presiden.
Pedro digulingkan oleh anggota parlemen ketika dia ingin membubarkan parlemen. Alhasil dia pun dituduh melakukan pemberontakan dan ditahan.
Outlook India memberitakan, protes besar-besaran terjadi di wilayah pendukung Pedro. Seorang pria berjalan sambil memegang kertas bertuliskan pesan dalam bahasa Spanyol yang artinya “Matikan Kongres”.
Peristiwa tersebut dia lakukan ketika menghadiri pemakaman seorang demonstran bernama Clemer Rojas (23) yang meninggal dalam protes terhadap Presiden Dina Boluarte di Ayacucho, Peru.
Presiden Dina Boluarte Menolak Mundur
Seperti dilaporkan BBC, Presiden Peru Dina Boluarte menolak mengundurkan diri meskipun terjadi krisis politik yang memicu demonstrasi di beberapa titik. Para demonstran pendukung Castillo ingin agar Boluarte mundur dari jabatannya.
Wanita yang menjadi presiden pertama Peru itu telah menyerukan agar Kongres menyetujui pemilihan dini sebagai cara untuk mengekang protes, tetapi hal itu ditolak oleh Kongres.
Peru memang tengah dilanda kekacauan politik selama bertahun-tahun. Dalam kasus terbaru, konflik memuncak tatkala Castillo mengumumkan akan membubarkan Kongres dan memberlakukan keadaan darurat. Tetapi Kongres bergerak cepat untuk memakzulkannya.
Dina Boluarte resmi dilantik menjadi Presiden Peru pada Kamis, 8 Desember 2022 setelah Pedro Castillo dimakzulkan atau dilengserkan dari kekuasaannya. Boluarte menjadi Presiden Peru pertama setelah 200 tahun negara itu merdeka.
Ketika menerima selempang presiden di Kongres Peru, Boluarte mengatakan, tugas pertamanya adalah “melawan korupsi” karena “kanker ini harus dimusnahkan.”
“Kami membutuhkan orang Peru terbaik. Memerintah Peru bukanlah tugas yang mudah. Kami akan menyusun kabinet dengan semua darah untuk memajukan negara.”
Castillo masih ditahan sampai saat ini. Dia sedang diselidiki atas tuduhan pemberontakan dan melakukan konspirasi. Tetapi Castillo membantah semua tuduhan yang ditujukan kepadanya dan bersikeras kalau dia masih sah sebagai presiden.
Pada Kamis lalu, bentrokan terjadi antara tentara dan pendukung Castillo di wilayah Ayacucho yang menewaskan sedikitnya delapan orang, setidaknya demikian menurut otoritas kesehatan. Berdasarkan rekaman di media sosial, para pengunjuk rasa memblokir jalan utama dan bandara.
Beberapa jam kemudian, Menteri Pendidikan Patricia Correa mengundurkan diri. Dalam sebuah posting Twitter pada hari Jumat, dia menulis bahwa "kematian rekan senegaranya tidak dapat dibenarkan", dan "kekerasan negara tidak boleh [...] menyebabkan kematian".
Tak lama kemudian, Menteri Kebudayaan Jair Perez juga mengumumkan pengunduran dirinya.
Editor: Iswara N Raditya