tirto.id - Presiden Peru, Pedro Castillo resmi dimakzulkan selang beberapa jam setelah dia mencoba membuabarkan parlemen pada hari Rabu, 7 Desember 2022. Ini adalah upaya ketiga pemakzulan terhadap dirinya.
BBC memberitakan, posisi Pedro kini digantikan oleh Dina Boluarte yang sebelumnya adalah wakil presiden. Otomatis, Dina Boluarte menjadi wanita pertama yang jadi presiden.
Tidak cuma itu, Pedro juga ditangkap, ditahan dan dituduh memberontak. Menurut laporan media lokal, Pedro ditangkap saat menuju kedutaan Meksiko.
Isi Pidato Pedro Castillo
Pada Rabu, Presiden Pedro Castillo memberikan pidato di televisi nasional dan mengumumkan keadaan darurat. Dia mengaku akan membubarkan Kongres yang dikendalikan oposisi. Beberapa menteri pun mengundurkan diri sebagai bentuk protes.
"Menanggapi tuntutan warga di seluruh pelosok negeri, kami memutuskan untuk mendirikan pemerintahan luar biasa yang bertujuan menegakkan kembali supremasi hukum dan demokrasi," kata dia dalam pidatonya.
Dia mengatakan, Kongres baru yang didirikan pemerintahannya akan menyusun konstitusi baru yang akan diadakan "tidak lebih dari sembilan bulan".
Tetapi Kongres, yang dikendalikan partai-partai oposisi, mengadakan sesi darurat dan mengadakan pemungutan suara pemakzulan meskipun dicegah oleh Castillo. Hasilnya: 101 memilih memakzulkan Castillo, enam suara menentang pemakzulan dan 10 abstain.
The Guardian memberitakan, dalam pidatonya di televisi, Castillo menerapkan aturan jam malam dan melakukan reorgansisasi kantor kehakiman dan kejaksaan, yang menyelidiki kasus dugaan korupsi Castillo, sebuah tuduhan yang dia bantah.
Langkah tersebut membuat beberapa menteri di kabinet mengundurkan diri secara massal, termasuk Menteri Luar Negeri César Landa dan Menteri Rkonomi Kurt Burneo. Anggota parlemen oposisi menyebut langkah yang dilakukan Castillo adalah ilegal dan kudeta.
“Apa yang terjadi di Peru adalah kudeta,” kata Fernando Tuesta, seorang profesor ilmu politik. "Yang diumumkan oleh mantan presiden Pedro Castillo tidak diizinkan oleh konstitusi."
“Dia merebut kekuasaan dan tidak boleh dipatuhi,” kata Tuesta.
Setelah itu, Castillo ditahan dan ditangkap karena dituduh memberontak serta melanggar tatanan konstitusional. Dalam beberapa tahun terakhir, setidaknya ada beberapa presiden yang dilengserkan dari jabatannya. Pada tahun 2020 saja, Peru punya presiden dalam waktu lima hari.
Castilo memiliki nama lengkap Jose Pedro Castillo Terrones. Dia lahir pada 19 Oktober 1969 di Puna, sebuah desa kecil di Peru, bahkan menjadi daerah termiskin di negaranya.
Ia merupakan anak ketiga dari 9 bersaudara dan keluarganya adalah petani. Dia meniti kariernya sebagai guru sekolah.
Kariernya di dunia politik dimulai ketika mencalonkan diri sebagai walikota di tahun 2002, tetapi gagal. Namun demikian, Castillo tetap menjadi anggota Partai Peru Possible yang dibubarkan pada 2017.
Namanya mulai dikenal publik ketika menggelar unjuk rasa mogok guru terkait gaji dan evaluasi kerja. Ketenaran ini dimanfaatkannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Ia pun menang di putaran pertama setelah menyisihkan 17 kandidat lainnya. Bahkan Castillo mengalahkan seorang putri dari mantan Presiden Alberto Fujimori, Keiko Fujimori. Castillo berhasil memenangkan pemilihan Presiden Peru dengan mendapat 44.000 suara.
Editor: Iswara N Raditya