tirto.id - Paus Paulus VI pernah berkunjung ke Indonesia pada 1970. Kunjungan Paus Paulus VI menjadi kali pertama Indonesia dikunjungi Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia.
Paus Paulus VI menjadi Pemimpin Gereja Katolik Sedunia selama 15 tahun, menggantikan Paus Yohanes XXII, yang meninggal pada 1963. Melansir Britannica, Paus Paulus VI menjadi paus pertama yang bepergian ke berbagai tempat.
Selama menjadi imam, Paus Paulus melakukan perjalanan apostolik atau perjalanan kerasulan ke berbagai tempat, terimasuk Asia, India, Yerusalem, dan Amerika Latin. Indonesia menjadi salah satu negara yang jadi tujuan kunjungan Paus Paulus.
Ia mengunjungi Indonesia pada 3 - 4 Desember 1970. Selanjutnya, Indonesia kembali dikunjungi paus pada 1989. Hal ini bertepatan dengan kunjungan Paus Yohanes Paulus pada 14 Oktober 1948.
Kunjungan Paus Indonesia terakhir, berlangsung tahun ini. Paus Fransiskus dijadwalkan menjalani kunjungan ke beberapa negara Asia Pasifik sepanjang September 2024. Negara pertama yang ia kunjungi adalah Indonesia, mulai 3 sampai 6 September 2024.
Profil Paus Paulus VI
Paus Paulus VI lahir di Brescia, Italia, pada 26 September 1897, dengan nama Giovanni Battista Enrico Antonio Maria Montini. Menurut L'Osservatore Romano, edisi 24 Oktober 2014, Paus Paulus adalah anak kedua dari pasangan Giorgio dan Giuditta Alghisi.
Sejak kecil, Montini tumbuh di keluarga yang religius. Sang ayah merupakan seorang penganut Katolik taat yang bekerja sebagai pengacara dan jurnalis. Sementara itu, ibu Montini adalah anak dari bangsawan desa.
Montini kecil disekolahkan di Cesare Arici, sebuah sekolah yang dikelola oleh Yesuit. Sayangnya, pendidikan dasar Montini sering terganggu karena serangan penyakit.
Ia kemudian menempuh pendidikan seminari untuk menjadi seorang pastor. Mengutip situs The Holy See Vatican, Paus Paulus belajar filsafat, hukum perdata, dan hukum kanon selama pendidikannya.
Ia diangkat menjadi imam pada 19 Mei 1920. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 1923, Motini diangkat menjadi atase di Nunsiatur Apostolik di Warsawa dan mulai bertugas di Sekretariat Negara di Vatikan.
Selama memberikan pelayanan di Tahta Suci, Montini mengajar sejarah diplomasi kepausan di Universitas Lateran. Ia mengajar selama lebih dari 10 tahun hingga diangkat menjadi Pengganti Sekretariat Negara pada 1937 oleh Pius XI.
Masa pelayanan Montini berlangsung selama Perang Dunia II. Saat perang berlangsung, ia ikut membantu para pengungsi dan orang Yahudi, serta mengawasi Kantor Informasi Vatikan.
Ia diangkat menjadi Pro-Sekretaris Negara untuk Urusan Umum, pada November 1952. Dua tahun kemudian ia diangkat menjadi Uskup Agung Milan.
Selama menjabat sebagai Uskup Agung, Montini memperkenalkan metode-metode baru penginjilan. Metode ini ia terapkan untuk mengatasi masalah-masalah imigrasi, materialisme, dan ideologi Marxis.
Pada tanggal 21 Juni 1963, ia terpilih menjadi Paus dan mengambil nama Paulus VI. Di tengah berbagai tantangan, ia mengakhiri tiga periode Konsili Vatikan Kedua dengan sukses.
Paus Paulus terus mendorong gereja untuk berpikiran terbuka di dunia modern sambil menghormati tradisinya. Ia juga selalu mengupayakan persekutuan di antara para Bapa Konsili.
Paulus VI melakukan praktik memulai Perjalanan Apostolik yang dimulai dengan Tanah Suci, tempat pertemuan bersejarahnya dengan Athenagoras terjadi.
Ensiklik pertamanya terbit dalam judul Ecclesiam Suam (1964). Ia memperkenalkan metode “dialog keselamatan” melalui tulisan tersebut.
Paus Paulus juga menulis Populorum Progressio yang membahas soal perkembangan masyarakat. Ia memberikan pengajaran yang luar biasa tentang masalah perdamaian dan melembagakan Hari Perdamaian Sedunia.
Selama melayani umat, Paus Paulus dikenal memiliki perhatian khusus terhadap kaum muda. Ia tidak segan berdialog dan berbagi dengan kebahagiaan iman mereka.
Paus Paulus mengalami serangan jantung pada Agustus 1978. Ia sempat dirawat sebentar dan meninggal dunia pada 6 Agustus 1978 di Castel Gandolfo.
Kunjungan Paus Paulus VI
Paus Paulus VI menjadi paus pertama yang menginjakkan kaki di Indonesia. Kedatangan Paus Paulus VI berlangsung pada 3 - 4 Desember 1970, yang menjadi hari bersejarah di Indonesia.
Meskipun kunjungannya singkat, kehadiran Paus Paulus ke dalam negeri disambut antusiasme masyarakat, khususnya umat Katolik.
Ia mendarat di Bandara Kemayoran, pada 3 Desember 1970. Begitu sampai di Indonesia, Paus Paulus mengunjungi Gereja Katedral Jakarta dan beribadah.
Ia juga bertemu dengan tokoh-tokoh agama Katolik di Indonesia termasuk para imam dan biarawati. Selama kunjungannya, Paus Paulus juga menyempatkan diri bertemu dengan Presiden RI kala itu, Soeharto.
Pertemuan itu berlangsung di Istana Merdeka Jakarta. Sama seperti kunjungan Paus Fransiskus 2024, Paus Paulus menggelar misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Misa tersebut dihadiri oleh ribuan umat Katolik dari berbagai paroki di seluruh Indonesia.
Paus Paulus memandang Indonesia sebagai negara agamis. Ia bahkan sempat memberi penghargaan kepada Indonesia yang ia nilai dinamis dan menghormati kebiasaan spiritual.
Editor: Yantina Debora