tirto.id - Seorang pria bernama Jeff, pada 2012 lalu, gemar meminum ASI istrinya saat berhubungan seks. Jeff mengklaim, ASI tersebut bisa memperlancar ereksinya, sebab ia tidak mampu mempertahankan hubungan seksual dengan ereksi yang baik.
Jeff dan Michelle, yang ingin nama belakangnya dirahasiakan, telah memasukkan ASI ke dalam rutinitas hubungan seksual mereka sejak beberapa bulan setelah kelahiran anak pertama mereka. Anak itu, yang sekarang berusia 2 tahun, telah berhenti menyusui.
Dilansir dari Huffington Post, Jeff meminum susu istrinya “langsung dari sumbernya.” Tidak hanya itu, kedua pasangan tersebut menemukan proses yang sangat erotis, tetapi Jeff juga mengatakan bahwa hal tersebut secara signifikan mengurangi gejala disfungsi ereksi.
ASI atau air susu ibu yang biasanya untuk bayi, kerap juga diminum oleh orang dewasa. Sebuah website olahraga di Amerika Serikat, Bodybuliding menulis bahwa ASI baik untuk pertumbuhan otot dan untuk memenuhi nutrisi.
“Tanya ahli gizi mana pun, diet terbaik untuk peningkatan lemak adalah 50 persen karbohidrat, 35 persen protein, dan 15 persen lemak. Padukan itu dengan kandungan ASI dan Anda akan menemukan bahwa ASI adalah nutrisi yang sempurna. Per liter Anda mendapatkan 440 kalori, tepat di bawah apa yang sebagian besar pasokan MRP, memberi Anda 48 gram karbohidrat, 32 gram protein dan 15 persen lemak,” jelas Lefticle
Tetapi kegemaran meminum ASI di Amerika Serikat itu, terutama yang kerap dilakukan oleh komunitas kebugaran seperti Body building itu, para fetisisme dan penderita penyakit kronis, menurut penelitian tidak disarankan.
Laporan dari Sciencedaily berjudul "Adult Craze for Human Breast Milk Purchased Online Poses Serious Health Risks" menjelaskan, manfaat yang diakui oleh beberapa pegiat gym yang mengatakan ASI adalah makanan yang super bersih itu tidak bertahan secara klinis.
Beberapa orang juga mengklaim, ASI mudah dicerna bahkan membantu ereksi dan kanker. Tetapi ASI mentah yang dibeli secara online atau dalam keadaan yang tidak dipasteurisasi menimbulkan banyak risiko kesehatan.
"Secara nutrisi ada lebih sedikit protein dalam ASI daripada susu lain seperti susu sapi. Pembeli potensial harus disadarkan bahwa tidak ada studi ilmiah yang membuktikan bahwa konsumsi ASI oleh orang dewasa secara langsung berkhasiat.
Alih-alih berkhasiat, meminum ASI itu hanya menawarkan lebih dari sekedar efek plasebo,” kata Sarah Steele dari Global Health dan Policy Unit di Queen Mary University.
Ia dan rekan-rekannya juga menulis bahwa, manfaat ASI yang mengandung lebih banyak nutrisi itu hanya ditemukan di laboratorium, bukan dalam minuman botol yang dipesan secara online.
Kurangnya pasteurisasi dan pengujian tidak hanya menunjukkan risiko bakteri tetapi juga membuat konsumen tertular penyakit menular, termasuk hepatitis, HIV, dan sifilis.
"Sementara banyak ibu-ibu yang menawarkan ASI secara online mengklaim, mereka telah diuji terebas dari virus selama kehamilan, banyak yang tidak menyadari bahwa skrining serologis perlu dilakukan secara teratur. Aktivitas seksual dan aktivitas lain pada periode postpartum dapat memaparkan wanita tersebut mengekspresikan virus yang tanpa disadari mereka dapat menularkan kepada konsumen ASI mereka," jelas Steele
Steele dan rekan-rekan ilmuwan menyerukan para profesional kesehatan dan regulator untuk mengeluarkan panduan publik terhadap pembelian susu manusia dari sumber-sumber internet untuk orang dewasa serta pemberian makan bayi.
Keamatiran perempuan untuk membersihkan dengan benar saat mengeluarkan susu, kegagalan mensterilkan peralatan dengan benar dan penyimpanan susu yang tidak tepat dapat membuat konsumen terkena penyakit yang disebabkan oleh bakteri susu mentah seperti ASI.
Editor: Yandri Daniel Damaledo
