Menuju konten utama

Ketika Pasien Koma Melahirkan Seorang Anak

Seseorang yang koma meskipun tidak sadar tapi masih bernafas dalam jangka waktu itu. 

Ketika Pasien Koma Melahirkan Seorang Anak
Ilustrasi ibu hamil. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Seorang wanita yang sedang dalam keadaan koma selama lebih dari satu dekade melahirkan seorang anak laki-laki. Peristiwa tersebut terjadi di Arizona, Amerika Serikat pada tanggal 29 Desember 2018 kemarin.

Perempuan yang tengah dirawat itu ternyata adalah korban pelecehan seksual, Polisi sedang mencari beberapa pria dengan melakukan test DNA dari pria-pria itu.

Peristiwa langka itu kemudian menimbulkan banyak pertanyaan. Bagiamna seorang wanita koma, yang tidak sadar bisa melahirkan?

“Sangat jarang terjadi. Tetapi dalam kasus koma, pasien sebenarnya memiliki organ yang berfungsi normal. Aku bisa mengatakan itu, secara biologis, tubuhnya benar-benar berfungsi sangat baik untuk hamil dan melahirkan bayi," jelas Deborah Feldman dari Hartford HealthCare Medical Group seperti dilansir dari CNN.

Seseorang yang koma meskipun tidak sadar tapi masih bernafas dalam jangka waktu itu. Jika koma berlanjut itu dianggap sebagai kondisi vegetatif persisten. Hal ini berbeda dengan kondisi Brain Death atau mati otak, pasien yang menderita mati otak, telah kehilangan kapasitas untuk bernapas dan membutuhkan respirasi dan perawatan mekanik.

Dalam penelitian berjudul Brain Death and the Vegetative State menjelaskan bahwa seorang pasien dalam keadaan vegetatif tidak sadar tetapi matanya terbuka dan masih bisa bernafas sendiri, tetapi harus membutuhkan bantuan untuk memberinya makan, fungsi vegetatif otomatis dan beberapa fungsi aktif otak yang rusak parah.

Perempuan yang melahirkan di Arizona tersebut mengalami kondisi vegetative. “Dalam kondisi vegetatif yang persisten, organ-organ Anda masih bekerja, dan kesuburan Anda juga masih aktif,” jelas Fieldman.

Dilansir dari WebMD, orang yang mengalami kondisi vegetative seperti ini mungkin dapat belajar untuk "berbicara" hanya dengan menggunakan otak mereka. Martin M. Monti dari UK Medical Research Council menjlekasnkan bahwa jika seseorang dapat menghasilkan kondisi mental berdasarkan perintah, itu seperti mempunyai bahasa.

"Kami memiliki 23 pasien yang tampaknya vegetatif, dan empat benar-benar sadar seperti yang kami tahu MRI, alat pemindaian otak," jelas Monti.

Namun dalam kondisi hamil mungkin bisa sedikit berisiko bagi pasien. Risiko dalam kasus-kasus seperti itu adalah pertumbuhan janin yang buruk serta semua risiko kehamilan yang biasa ditemukan pada wanita sehat, termasuk diabetes dan hipertensi.

Fieldman berpendapat bahwa pasien yang tidak bergerak tidak benar-benar memiliki pengeluaran kalori. Sehingga makanan yang masuk tersimpan di tabung makanan.

Hal ini benar-benar membantu dengan dukungan nutrisi untuk bayi agar tumbuh dengan baik bahkan hanya dengan itu. Dalam kasus kondisi vegetatif selang makanan ditempatkan secara operasi di perut, bukan pada vena.

“Ketika seorang pasien tidak sadar dan tidak bisa mendorong, persalinan sangat sulit dilakukan. Dalam kebanyakan kasus, kami bergantung pada obat untuk memperkuat kontraksi. Itu memungkinkan kontraksi menjadi cukup kuat sehingga pasien tidak perlu melakukan apa-apa," jelas Fieldman

Fieldman juga mengatakan bahwa operasi bedah mungkin bisa saja dilakukan, tetapi itu akan berisiko pada ibunya. Pemulihan akan cukup lama dan kemungkinan risiko infeksi sedikit meningkat.

"Sulit untuk mengetahui apakah wanita itu tahu bahwa dia hamil (atau melahirkan bayi) atau apakah dia mengalami rasa sakit. Saya hanya dapat memberitahu bahwa untuk menjalani persalinan dan melahirkan bayi tanpa analgesik sama sekali sulit, tetapi saya tidak dapat berspekulasi tentang apa yang dirasakan pasien ini, jika dia merasakan sakit, jika dia tahu itu terjadi," kata Feldman.

Baca juga artikel terkait KEHAMILAN atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Yantina Debora