Menuju konten utama

Premi Bruto Terdaftar ASEAN Naik 2,9%, Penetrasi 3,8%

Dalam Laporan Statistik Asuransi ASEAN Tahun 2015 yang diterbitkan Dewan Asuransi ASEAN (ASEAN Insurance Council/AIC) pada pembukaan Konferensi Asuransi ASEAN ke-2 di Yogyakarta, Indonesia, Rabu (23/11/2016), tercatat penetrasi asuransi di kawasan ini naik 0,4 persen menjadi 3,8 persen, dengan premi bruto terdaftar mencapai $96,3 milyar.

Premi Bruto Terdaftar ASEAN Naik 2,9%, Penetrasi 3,8%
Evelina Pietruschka, Sekretaris Jenderal, Ketua Dewan Asuransi ASEAN (Ke-2 dari kiri), Direktur Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan OJK Ahmad Nasrullah (Tengah), dan Michael F. Rellosa, Ketua Dewan Asuransi ASEAN memberi keterangan kepada media dalam acara 2nd ASEAN Insurance Summit 2016 di Royal Ambarukmo, Yogyakarta, (23/11). [Tirto/Aska]

tirto.id - Total premi tertulis bruto yang terdaftar di ASEAN meningkat sebesar 2,9 persen menjadi $96,3 miliar, sementara kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat 0,4 persen, menjadikan tingkat penetrasi asuransi keseluruhan di kawasan ini menjadi sebesar 3,8 persen di tahun 2015.

Hal tersebut merupakan disampaikan oleh Dewan Asuransi ASEAN (ASEAN Insurance Council/AIC) dalam 2nd ASEAN Insurance Summit yang diselenggarakan di Yogyakarta, Rabu (23/11/2016).

Laporan tersebut mencatat, Singapura, Thailand, dan Malaysia merupakan negara di kawasan ini yang pasar asuransi paling berkembang dengan kontribusi premi asuransi masing-masing sebesar 33 persen, 23 persen, dan 21 persen. Di sisi lain, Kamboja, Vietnam, dan Filipina mencatat pertumbuhan premi bruto tertinggi sebesar masing-masing 38,4 persen, 22,6 persen, dan 10,9 persen.

Sementara itu, pasar asuransi jiwa ASEAN mencatat adanya peningkatan premi sebesar 3,9 persen menjadi US$68,7 miliar di tahun 2015, dengan Singapura (32,4 persen), Malaysia (22,9 persen), dan Thailand (22,1 persen) sebagai kontributor terbesar. Pertumbuhan tertinggi ditunjukkan oleh Kamboja dengan peningkatan sebesar 192,6 persen untuk asuransi jiwa, diikuti dengan Vietnam (30,1 persen) dan Filipina (13,5 persen).

Pasar asuransi umum juga melaporkan pertumbuhan yang signifikan dengan peningkatan 2,9 persen untuk premi bruto, dipimpin oleh Singapura (33,3 persen), Thailand (24,3 persen), dan Indonesia (15,4 persen) sebagai kontributor terbesar. Dalam hal pertumbuhan, Kamboja dan Vietnam mencatat pertumbuhan tertinggi masing-masing sebesar 16,4 persen dan 13,9 persen.

"Meski kami melihat pertumbuhan yang menakjubkan dalam industri asuransi di beberapa negara, kontribusi asuransi terhadap PDB di beberapa negara sangatlah beragam, karena perbedaan tahap perkembangan sosial dan ekonomi di berbagai negara di ASEAN," ujar Sekretaris Jenderal AIC Evelina Pietruschka, dalam siaran persnya.

"Hal ini berarti ada potensi untuk pertumbuhan di masa depan. Dan melalui kolaborasi dan komunikasi yang lebih luas secara lintas pasar, kami ingin memosisikan industri asuransi untuk memainkan peran yang lebih besar di dalam MEA [Masyarakat Ekonomi ASEAN]."

Ia menambahkan, beberapa pasar, seperti Singapura dan Thailand, telah menunjukkan tingkat penetrasi hampir dua digit, sehingga dapat dibandingkan dengan pasar-pasar maju seperti AS atau Eropa. Namun demikian, tingkat penetrasi asuransi ASEAN secara umum masih 3,8 persen. "Ini berarti masih banyak kesempatan bagi asuransi di kawasan untuk berkembang lebih jauh," kata Evelina.

Untuk mendorong industri asuransi agar dapat memegang peranan yang lebih besar di MEA, Konferensi Asuransi ASEAN ke-2 menjadi suatu wadah diskusi yang strategis bagi lebih dari 200 perusahaan dan pembuat kebijakan asuransi di ASEAN, untuk bersama-sama mencari solusi bagi isu-isu regional.

Sebagai catatan, terdapat empat sektor yang menjadi pembahasan dalam pertemuan ini, antara lain sektor Kelautan, Penerbangan dan Perhubungan, Pendidikan Asuransi, Pembiayaan Infrastruktur, dan Pembiayaan Resiko dan Asuransi Mikro. Setelah konferensi ini, AIC akan memberikan umpan balik dan rekomendasi dari industri kepada para pembuat kebijakan sebagai pertimbangan mereka dalam merumuskan kebijakan.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI ASURANSI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara