Menuju konten utama

Positif Corona di Sumsel Tak Bertambah karena Kehabisan Reagen PCR

Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang mengalami kehabisan bahan reagen yang biasa digunakan untuk melihat reaksi kimia pada sampel.

Positif Corona di Sumsel Tak Bertambah karena Kehabisan Reagen PCR
Petugas wisma atlet melintasi pintu Wisma Atlet Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Senin (30/3/2020). ANTARA FOTO/Feny Selly/foc.

tirto.id - Terbatasnya alat di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang, Sumatera Selatan berdampak pada tertundanya proses uji spesimen virus corona COVID-19. Tak hanya itu saja, hambatan ini ternyata juga berdampak pada nihilnya temuan baru kasus positif COVID-19 di Sumatera Selatan dalam dua hari terakhir.

Juru Bicara Penanganan COVID-19 Sumsel Yusri mengatakan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang mengalami kehabisan bahan reagen yang biasa digunakan untuk melihat reaksi kimia pada sampel.

"Jadi nihil ini karena pemeriksaan tertunda, kami pun tidak yakin benar-benar nihil, tetapi hampir semua lab juga mengalami kekurangan bahan seperti itu," ujar Yusri, Selasa (21/4/2020) dilansir dari Antara.

Namun, menurut Yusri mulai Rabu (22/4/2020) hari ini pemeriksaan akan dilanjutkan kembali setelah BBLK Palembang mendapat pasokan reagen untuk 700 sampel yang cukup beberapa hari ke depan, sementara hingga 21 April ada 96 sampel dari Sumsel yang masih harus diperiksa.

Selain pasokan reagen, kata Yusri, tidak lama lagi BBLK juga akan mendapatkan satu unit alat Polymerase Chain Reaction (PCR) bantuan dari pemerintah pusat untuk mempercepat proses pemeriksaan spesimen, mengingat BBLK Palembang juga memeriksa sampel dari Provinsi Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung dan Lampung.

Alat PCR yang baru ini akan meningkatkan kapasitas pemeriksaan 500 hingga 1.000 sampel per hari dengan diperkuat 3-4 alat lainnya, jauh lebih banyak jika dibandingkan kapasitas BBLK Palembang yang baru sanggup menyelesaikan 96 sampel per hari.

"Ke depan bahkan akan ada pengadaan alat ini dalam jumlah besar, di atas 6.000-an," ujar Yusri.

Sementara hingga 21 April 2020, kasus positif COVID-19 di Sumsel tercatat 89 kasus, sebanyak 57 kasus berada di Kota Palembang (zona merah), 8 kasus di Kota Prabumulih (zona merah), 3 kasus di Kota Lubuklinggau (zona kuning), 7 kasus di Kabupaten Ogan Komering Ulu (zona kuning).

Selain itu, 4 kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning), 1 kasus di Kabupaten Musi Banyuasin (zona kuning), 3 kasus di Kabupaten Bayuasin, 1 kasus di Muara Enim (zona kuning), 1 kasus di Ogan Ilir (zona kuning) , 1 kasus di Kota Pagaralam (zona kuning), dan 3 kasus dari luar Sumsel, namun dirawat di Sumsel.

Sementara kasus sembuh belum ada tambahan atau masih tercatat empat orang dan kasus meninggal tiga orang.

Meski tidak ada tambahan kasus dua hari terakhir, Yusri mengimbau masyarakat agar tetap melakukan pembatasan jarak fisik serta selalu menggunakan masker di luar ruangan dan mematuhi anjuran-anjuran pemerintah.

"Di samping melindungi diri sendiri, penggunaan masker juga melindungi orang lain, terutama saat berbicara atau mengobrol," kata Yusri.

Baca juga artikel terkait PANDEMI CORONA

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Bayu Septianto