Menuju konten utama

Polisi Periksa Dua Saksi Terkait Kasus Bom di Papua

Kepolisian Resor Jayapura mengatakan bahwa mereka telah meminta keterangan dari dua orang saksi terkait aksi teror bom yang terjadi di rumah Plt Sekretaris DPD I Golkar Provinsi Papua Marthinus A Werimon yang terletak di Kota Jayapura.

Polisi Periksa Dua Saksi Terkait Kasus Bom di Papua
ilustrasi bom.foto/shutterstock

tirto.id - Kepolisian Resor Jayapura telah meminta keterangan dari dua orang saksi terkait aksi teror bom yang terjadi di rumah petinggi Golkar Papua. Hingga saat ini, masih belum jelas apakah aksi teror tersebut memiliki keterkaitan dengan Pemilihan kepada daerah (Pilkada) di Kota Jayapura atau tidak.

Hal itu ditegaskan oleh Kepala Kepolisian Resor Jayapura Kota AKBP Marison Tober Hamonangan Sirait di Kota Jayapura, Jumat (14/10/2016).

"Selain saksi korban, Pak Marthinus Werimon, sekuriti salah satu perumahan juga sudah dimintai keterangan," kata Tober, seperti dikutip dari kantor berita Antara. Menurut dia, pihaknya masih belum bisa memastikan apakah aksi teror itu ada hubungannya dengan Pilkada Kota Jayapura, karena masih mempelajari BAP dan keterangan para saksi.

"Belum, nanti kami lihat pengembangannya. Kalau kami sudah mendapatkan pelakunya, siapa dia, siapa yang menyuruh, nanti baru bisa simpulkan," katanya.

Sebelumnya, rumah dari Plt Sekretaris DPD I Golkar Provinsi Papua Marthinus A Werimon di Kompleks BTN Skyline Blok D 36, Distrik Abepura, Kota Jayapura, pada Kamis (13/10) dini hari sekitar pukul 02.00 WIT dibom oleh orang tak dikenal.

Berdasarkan keterangan Polres Jayapura, bom yang meledak di depan rumah Martinus diduga bom rakitan yang berdaya ledak rendah.

Sementara ciri-ciri pelaku, kata Tober, akan disampaikan setelah punya bukti lengkap dan kuat, melalui penyidikan dan penyelidikan.

"Nanti kami sampaikan. Kalau ada info pengendara motor matic yang berboncengan, kan belum tentu juga sebagai pelakunya, mungkin pas dia lewat lalu bunyi, bisa juga. Nanti kami selidiki dulu, yah," jelas Mantan Kapolres Keerom itu.

Kini, kata dia, jajaran di lapangan sedang bekerja keras untuk segera mengungkap kasus teror itu, termasuk menganalisis serpihan bom yang meledak tersebut ke laboratorium forensik. "Sehingga bisa tahu daya ledaknya seperti apa dan lainnya," tambah Tober.

Sementara itu, Kasat Brimob Polda Papua Kombes Pol Mathius Fakihiri menduga bahwa bom yang ditemukan di depan rumah petinggi Golkar Papua itu merupakan jenis 'dopis' atau bom ikan yang medianya dari kaca dan biasa digunakan oleh oknum-oknum nelayan di pesisir pantai Papua saat mencari ikan.

"Iya, sering digunakan sebagai bom ikan, kalau di Papua biasa disebut dopis. Kalau bom sebenarnya, punya daya ledak besar, ada isian dan merusak, kalau ini tidak," katanya, sembari menambahkan bila serpihan bom tersebut berupa pipa dan tali plastik, serta tidak mempunyai daya ledak kuat.

"Kalau ada isian itu bisa [merusak], tapi kalau ini tidak ada isian. Ini hanya menggunakan daya untuk menakuti dengan media pipa, kalau ada isian pasti banyak yang jebol."

Baca juga artikel terkait BOM atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Politik
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara