Menuju konten utama

Peta Mesin Politik Pilkada DKI Jakarta 2017

Menggambarkan kekuatan ketiga kandidat Pilgub Jakarta lewat hasil pemilu legislatif 2014 dan para politikus yang menduduki jabatan strategis di parlemen Jakarta. Bagaimana peta kekuatan tersebut?

Peta Mesin Politik Pilkada DKI Jakarta 2017
Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Slyviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengikuti debat ketiga Pilkada DKI Jakarta, Jumat (10/2). Tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Jakarta Pusat akan menjadi pertarungan akbar dengan kekuatan yang relatif seimbang. Anies Baswedan-Sandiaga Uno berpotensi merebut Jakarta Utara dan Jakarta Selatan daerah pemilihan (Dapil) 8. Sedangkan di Jakarta Timur Dapil 4 dan Jakarta Barat Dapil 10, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni berpotensi unggul. Namun di Jakarta Barat Dapil 9 dan hampir di seluruh wilayah Jakarta, dengan merujuk hasil pemilu legislatif yang didominasi partai pengusung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, pasangan bisa menangguk suara besar.

Diawali Jakarta Pusat, wilayah Dapil 1 terdiri 8 kecamatan. Hasil pemilu legislatif 2014, PDI-P mendapatkan 29,15 persen suara. Kemudian disusul Partai Gerindra 13,19 persen, dan Partai Demokrat 10,14 persen. Ada 747.152 elektorat di 1.237 tempat pemungutan suara (TPS) di Dapil 1.

Tim pemenangan Ahok-Djarot cukup cerdik menempatkan Prasetyo Edi Marsudi sebagai ketua tim pemenangan. Kekuatan Ahok-Djarot, selain dari Prasetyo yang juga ketua DPRD DKI Jakarta, bisa ditambah Verry Yonnevil, wakil ketua Komisi B dari Partai Hanura, dan Bestari Barus, ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta.

Di Dapil 1 itu ada Iman Satria dari Partai Gerindra yang jadi ketua Komisi D DKI Jakarta. Selain Iman, kekuatan Anies-Sandi bertambah dengan Ahmad Zairofi, ketua Komisi B dari Partai Keadilan Sejahtera.

Dari Partai Demokrat, tak ada kader dari Dapil 1 yang menjabat posisi penting di DPRD DKI Jakarta. Meski begitu, Agus-Sylvi bisa bergantung dari Riano P. Ahmad, ketua komisi A DPRD DKI Jakarta. Ia politikus Partai Persatuan Pembangunan kubu Djan Faridz yang enggan mendukung Ahok.

Di Jakarta Utara, ada 2 dapil. Keduanya terbagi dalam 5 dan 3 kecamatan. Ada 2.150 TPS dan 1.091.874 elektorat yang diperebutkan.

Berdasarkan hasil pemilu legislatif 2014, PDI-P unggul di Dapil 2 dengan 25,53 persen suara. Disusul PKS 12,08 persen dan Partai Golkar 12,04 persen. Ahok-Djarot mendapat warisan mesin politik dari Jhonny Simanjuntak, ketua Fraksi PDI-P di DPRD DKI Jakarta. Sedangkan Maman Firmansyah, Ketua Fraksi PPP, belum jelas mendukung Agus-Sylvi atau Anies-Sandi.

Untuk Dapil 3, hasil Pileg 2014, didominasi oleh PDIP dengan 35,60 persen suara. Menyusul Gerindra 13,76 persen suara dan Partai Hanura 11,48 persen. Meski PDIP unggul, tapi tak ada kadernya yang menjabat posisi penting di DPRD DKI. Apalagi Kampung Akuarium, Penjaringan, daerah yang menjadi korban penggusuran pemerintahan Ahok.

Sedangkan Anies-Sandi berpotensi besar merebut wilayah ini. Bersama Ustaz Solmed, Sandiaga meresmikan Kampung Kebon Bayam Taman BMW RT 10 RW 08, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, pada 25 Januari lalu, sebagai "kampung kreatif". Ditambah lagi ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sempat mengunjungi Kampung Akuarium. Kekuatan Anies-Sandi melipat ganda dengan adanya Mohamad Taufik, kader Partai Gerindra dan wakil ketua DPRD DKI.

Adapun untuk Agus-Sylvi, Santoso, kader Partai Demokrat dan Ketua Komisi C DPRD DKI, menjadi tumpuan mesin politik pemenangan di Dapil 3.

Jakarta Timur terbagi dalam 3 dapil. Dapil 4 terdiri 3 kecamatan, Dapil 5 ada 3 kecamatan, dan Dapil 6 ada 4 kecamatan. Di ketiga dapil ini terdapat 2.006.397 elektorat dengan 3.690 TPS—terbesar di seluruh Jakarta.

Dapil 4 dimenangkan PDIP dengan 21,69 persen suara. Kemudian PKB 10,13 persen dan PPP 10,13 persen. Meski mendominasi, tapi tak ada satu pun kader PDIP dari dapil itu yang menjabat posisi penting di DPRD DKI. Akan tetapi Ahok-Djarot bisa mengandalkan Mohammad Sangaji, ketua Fraksi Hanura DPRD DKI.

Di dapil ini Agus-Sylvi mendapat modal utama mesin politik dari Ferrial Sofyan, kader Partai Demokrat yang juga wakil ketua DPRD DKI. Suntikan kekuatan bertambah lewat ketua fraksi PKB DPRD DKI, Hasbiallah Ilyas.

Sementara Anies-Sandi untuk Dapil 4 hanya memiliki kekuatan satu-satunya dari Selamat Nurdin, ketua Fraksi PKS di DPRD DKI.

Di Dapil 5, PDIP menang dengan 23,02 persen suara. Di belakangnya ada PPP dengan 15,35 persen dan PKS 11,42 persen. Dua kekuatan politikus bertarung untuk merebut suara demi kandidat mereka: Pantas Nainggolan, ketua Komisi E DPRD DKI dari PDIP, dan Taufik Hediawan, ketua Fraksi DPRD DKI dari Partai Gerindra.

Sementara itu di Dapil 6, hanya ada Syarif, sekretaris komisi A DPRD DKI dari Gerindra yang juga sekretaris tim pemenangan Anies-Sandi. Di dapil ini memang dalam Pileg 2014 Gerindra menempati posisi kedua teratas dengan 15,22 persen suara. Peringkat pertama direbut PDIP dengan 21,69 persen dan urutan ketiga oleh PPP dengan 12,06 persen suara.

INFOGRAFIK Kampanye akbar pilgub

Di Jakarta Selatan terdapat 2 dapil. Masing-masing terdiri 5 kecamatan. Ada 1.593.700 elektorat yang akan mencoblos di 2.973 TPS.

Sama seperti tempat lain, PDIP menempati posisi puncak dengan 25,17 persen suara. Diikuti Partai Gerindra 19,11 persen dan PKS 10,70 persen. Anies-Sandi boleh jadi berpeluang besar di Dapil 7 dengan seorang kader dari PKS, Triwisaksana, yang menjabat wakil ketua DPRD DKI.

Memang tak ada partai pengusung Agus-Sylvi yang pernah mendominasi dapil tersebut. Namun kader Partai Demokrat dari dapil itu menjabat ketua fraksi Partai Demokrat di DPRD DKI, yakni Lucky P Sastrawiria. Adapun pasangan Ahok-Djarot bisa bertumpu pada mesin politikus Asraf Ali dari Partai Golkar, yang jadi wakil ketua Komisi E DPR DKI.

Di Dapil 8, Ahok-Djarot hanya perlu mengantisipasi kekuatan Agus-Sylvi yang bisa digerakkan oleh sekretaris Komisi B, Darussalam dari PKB. Di dapil ini ada juga sekretaris Komisi D DPRD DKI, Panji Virgianto dari PDIP. Kekuatan bisa digandakan dengan adanya Ketua Fraksi Partai Golkar Zainuddin.

Di dapil 8, pada Pileg 2014, PDIP mendapat suara 22,11 persen. Disusul PKS 12,25 persen dan Partai Gerindra 12,02 persen. Namun tak ada kader partai pengusung Anies-Sandi yang menjabat posisi penting dalam bagan DPRD DKI.

Wilayah Jakarta Barat terbagi dalam 2 dapil. Di Dapil 9 terdapat 3 kecamatan dan Dapil 10 memiliki 5 kecamatan. Ada 2.934 TPS dengan 1.652.051 elektorat di kawasan ini.

Ahok-Djarot diuntungkan oleh dua partai pendukungnya mendominasi Dapil 9. PDIP meraup 31,74 persen suara dan seorang kadernya, Cinta Mega, menjadi wakil ketua Komisi C. Posisi kedua ditempati oleh Partai Hanura dengan 12,08 persen suara, dengan seorang kadernya, Fahmi Zulfikar, menjabat sekretaris Komisi E.

Sedangkan posisi tiga di Dapil 9 diraup Partai Gerindra dengan 9,03 persen suara, dan mesin partai untuk Anies-Sandi bisa digerakkan pula oleh Rois HS, kader PKS yang jadi wakil ketua Komisi D.

Abraham Lunggana atau yang familiar disapa Haji Lulung berasal dari Dapil 10. Jika menurut Djan Faridz, harusnya ia mendukung Ahok-Djarot. Tapi wakil ketua DPRD DKI ini lebih memilih mendukung Agus-Sylvi. Di dapil ini Lulung mampu mendongkrak elektabilitas PPP di posisi 3 dengan 12,17 persen suara.

Paslon petahana bisa bertumpu pada kader PDI-P dari dapil itu, yakni wakil ketua Komisi A DPRD DKI Petra Lumbun. PDIP menempati posisi teratas dengan 35,31 persen suara. Kekuatan Ahok-Djarot bisa ditambah oleh sekretaris Komisi C DPRD DKI, James Arifin Sianipar dari Partai NasDem. Meksi Partai Gerindra mendapatkan 16,65 persen suara, tapi tak ada kadernya yang diplot dalam posisi penting di DPRD DKI.

Selain itu, di Dapil I DPR RI yang mencakup wilayah Jakarta Timur terdapat dua kader PDIP, dan masing-masing satu dari PKS, Golkar, Demokrat, dan PPP dari kubu Djan Faridz. Beberapa nama yang tak begitu asing ialah Asril Hamzah Tanjung dari Gerindra, Dwi Astuti Wulandari dari Demokrat, dan Ahmad Zainuddin dari PKS.

Adapun di Dapil 2 DPR RI, terdiri dari wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, setidaknya ada dua kader PDIP, dan masing-masing satu dari PKS, Golkar, Gerindra, Demokrat, dan PPP kubu Romahurmuzy. Nama-nama yang tak asing ialah Hidayat Nur Wahid (PKS), Masinton Pasaribu (PDIP), dan Okky Asokawati (PPP).

Pertaruhan besar lain di Dapil 3 DPR RI yang membawahi daerah Kepulauan Seribu, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Ada tiga politikus PDIP. Kemudian masing-masing satu dari Nasdem, PKS, Golkar, Gerindra, dan PPP kubu Djan Faridz. Beberapa dari mereka antara lain Ahmad Sahroni (Nasdem), Adang Daradjatun (PKS), Charles Honoris (PDIP), dan Aryo Djojohadikusumo (Gerindra).

Para politikus ini, dari masing-masing partai pengusung ketiga kandidat, bekerja lewat mesin politiknya, bersama puluhan ribu relawan di luar partai yang terikat pada persona pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Mereka telah bekerja sejak 26 Oktober 2016 hingga 11 Februari, melewati tiga kali debat resmi, melancarkan kampanye baik di lapangan maupun di media sosial. Pergulatan menuju Kursi DKI 1 akan dijawab pada 15 Februari mendatang.

Baca juga artikel terkait PILKADA DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari Dieqy Hasbi Widhana

tirto.id - Politik
Reporter: Dieqy Hasbi Widhana
Penulis: Dieqy Hasbi Widhana
Editor: Fahri Salam