tirto.id - Ratusan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) datang berbondong-bondong ke Sentul International Convention Center (SICC) pada Sabtu (13/8/2022). Lantunan selawat bergema di tengah riuhnya kader PKB. Tak jarang di antara suara muncul teriakan dukungan majunya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, sosok ketua umum PKB yang dijagokan menjadi kandidat capres.
Partisipasi PKB sebagai bentuk dukungan gelaran deklarasi koalisi dengan Partai Gerindra. Kedatangan rombongan PKB langsung disambut para kader Gerindra, kursi yang ada di SICC bahkan tak cukup untuk menampung mereka. Terpaksa, para peserta harus duduk lesehan di depan panggung sembari menyimak petinggi mereka berorasi.
Hadir dalam acara itu kedua ketua umum: Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar. Selain itu, para pejabat teras dari jajaran wakil ketua umum dan pengurus DPP hingga sekjen juga duduk bersisian di atas panggung. Nampak kedua pengurus partai saling berbaur menunjukkan wajah terbaik mereka sebagai tanda deklarasi koalisi sukses tercapai.
Pidato kedua ketua umum partai juga tak luput dari gimik politik. Seperti Prabowo Subianto yang menyebut bahwa dirinya grogi saat berpidato. Seakan kehilangan kata-kata karena terpesona dengan orasi Muhaimin Iskandar yang berdiri sebelumnya.
“Ini panitia salah, ini seharusnya saya, seharusnya bicara sebelum Gus Imin. Ini panitianya mana ini? Harusnya aku sebelum Gus Imin. Ini saya mau tanya ini, ilmunya Jawa Timur apa ini? Kok Jenderal, mantan Danjen Kopasus kok bisa grogi?" kata Prabowo.
Terlepas dari pro dan kontra yang terjadi saat ini, Prabowo juga menyebut bahwa PKB dan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) merupakan satu kesatuan seperti anak kandung yang tak bisa dilepaskan.
“Kita lihat rakyat Jawa Timur sebagai ujung tombak mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia. Dan bahwa NU itu memang Islam. PKB adalah anak kandung dari NU," kata Prabowo.
Muhaimin juga tak kalah dalam membuat gimmick politik. Dia melaporkan ada sejumlah pihak yang berusaha mengganggu partainya saat perjalanan menuju Sentul International Convention Center. Seakan ada upaya agar koalisi dua partai tak jadi digelar.
“Pak Prabowo dan seluruh jajaran yang saya cintai dan saya banggakan. PKB sebelum jalan ke sini banyak yang mengganggu dan mengharapkan kita tidak jadi berangkat ke sini," kata Cak Imin.
"Saya yakin dan optimis kebersamaan kita hari ini mengukir sejarah Indonesia masa depan yang lebih damai, tentram, adil, dan lebih makmur dan sejahtera,” kata dia.
Tidak Ada Nama Capres dan Cawapres Dalam Piagam Koalisi
Kesepakatan koalisi kedua partai diikat dalam piagam kerja sama yang ditandangani oleh Prabowo dan Muhaimin. Ada 5 poin yang mereka sepakati, antara lain:
- Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkesinambungan Partai Gerindra dan PKB bekerja sama dalam pemilu serentak 2024.
- Kerja sama Partai Gerindra dan PKB didasarkan pada visi bersama agar terjadi percepatan pembangunan untuk Indonesia secara berdaulat, adil, makmur, sejahtera, dan aktif mendorong terciptanya perdamaian dunia.
- Kerja sama Partai Gerindra dan PKB dilatarbelakangi keinginan menyatukan dua kekuatan besar di Indonesia yakni nasionalis dan religius untuk menghindari polarisasi masyarakat pada Pemilu 2024 dan dapat membuka koalisi dengan partai politik lain atas persetujuan kedua belah pihak.
- Calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung oleh kerja sama politik Partai Gerindra dan PKB akan ditentukan secara bersama-sama oleh Ketua Dewan Pembina/Ketua Umum Partai Gerindra H. Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB H. Abdul Muhaimin Iskandar.
- Kesepakatan kerja sama Partai Gerindra dan PKB ditindaklanjuti dengan kerja politik bersama untuk memenangkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang disepakati.
Meski sudah disepakati 5 poin dalam satu piagam kerja sama yang diteken Prabowo dan Muhaimain, namun tidak ada kesimpulan mengenai siapa nama capres dan cawapres yang akan mereka usung. Walaupun Gerindra sudah bulat dengan nama Prabowo sebagai capres setelah ditetapkan sehari sebelumnya, dan Muhaimin juga mutlak menjadi capres hasil muktamar PKB Bali pada 2019.
Soal belum ada nama bakal capres-cawapres, Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB, Jazilul Fawaid mengatakan, dalam pertemuan di Sentul, masih sebatas deklarasi koalisi kedua partai menuju Pilpres 2024. Sementara soal nama capres dan cawapres, baru akan dideklarasikan pada kesempatan berikutnya.
Walaupun masih tahapan awal dalam koalisi, namun Jazilul menjamin, tidak akan ada nama selain Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.
“Kami tidak tergesa-gesa, masih ada waktu 1,5 tahun. Partai lain juga belum ada yang mengumumkan calonnya. Yang jelas kalau calon dari PKB dan Gerindra tidak akan keluar dari dua nama itu, Gus Muhaimin dan Pak Prabowo,” kata Jazilul.
Secara terpisah, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad juga menyampaikan bahwa pihaknya memberi kesempatan kepada PKB untuk mengajukan nama cawapres. Hal itu sebagai bentuk tindak lanjut dari koalisi kedua partai.
“Tentunya boleh, sebagai partai koalisi PKB memiliki hak untuk mengusulkan nama calon wakil presiden," kata Dasco.
Selain itu, Dasco menegaskan, bahwa nama Prabowo sebagai capres adalah hal mutlak. Oleh karenanya syarat menjadi koalisi dengan Gerindra adalah dukungan kepada Prabowo menjadi capres dalam Pemilu 2024.
“Syarat koalisi adalah mengusung Pak Prabowo menjadi capres 2024," ujarnya.
Koalisi Gerindra-PKB Rawan Bubar Tengah Jalan?
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengungkapkan, koalisi antara PKB dan Gerindra masih mudah bubar. Hal itu disebabkan belum adanya nama capres dan cawapres yang diajukan dalam deklarasi koalisi. Sehingga deklarasi koalisi masih terbatas pada antara partai dan belum membahas pada aspek lebih dalam dan detail.
“Ini masih koalisi di level partai, namun ini akan diuji soal capres dan cawapres di level partainya. Sehingga kalau bukan Prabowo capresnya akan bubar jalan. Kalau cawapresnya bukan Muhaimin nanti juga akan bubar jalan," kata Adi saat dihubungi Tirto pada Senin (15/8/2022).
Meski demikian, koalisi ini akan tetap bisa jalan bila PKB rela nama ketua umumnya tidak menjadi cawapres seperti yang diharapkan.
"Kecuali kalau PKB mau ikhlas lillahi ta'ala. Ikhlas saja dan merelakan koalisi tanpa ada permintaan apa pun. Semuanya ikhlas," ujarnya.
Beratnya perjalanan koalisi PKB dan Gerindra juga dipengaruhi oleh elektabilitas kedua nama ketua umum yang rendah. Adi menyebut nama Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar masih rawan kalah bila dihadapkan dengan pasangan kandidat lainnya seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
“Kalau Ganjar pasti lewat, artinya kalau yang dilawan adalah Ganjar-Sandi atau Ganjar-Ridwan Kamil maka Prabowo-Muhaimin akan kalah. Atau kalau lawan politiknya adalah Anies-AHY, maka Prabowo-Muhaimin juga akan kalah," kata Adi.
Adi menambahkan, “Prabowo-Muhaimin akan menang bila mereka melawan sosok-sosok yang tidak ada dalam survey.”
Lemahnya elektabilitas Prabowo-Muhaimin juga membuat partai lain semakin enggan bergabung dalam koalisi. Terlebih Prabowo Subianto sudah menjadi capres yang baru saja dideklarasikan, kata Adi.
“Saat ini partai politik sudah bosan mendukung Prabowo Subianto. Karena dia sudah tiga kali maju menjadi capres, tapi tidak pernah menang. Apalagi kalau cawapresnya adalah Muhaimin Iskandar yang secara elektabilitas tidak signifikan," ungkapnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz