Menuju konten utama

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Di Bawah Prediksi

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2016 sebesar 4,92% (y-on-y), atau di bawah proyeksi dari Bank Indonesia (BI) sebesar 5,1%.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Di Bawah Prediksi
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin. Antara Foto/Teresia May.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2016 sebesar 4,92 persen (y-on-y), atau di bawah proyeksi pertumbuhan dari Bank Indonesia (BI) di kisaran 5,1 -5,2 persen.

“Ekonomi Indonesia triwulan I/2016 terhadap triwulan I/2015 tumbuh 4,92 persen (y-on-y) meningkat dibanding periode yang sama pada tahun 2015 sebesar 4,73 persen,” kata Kepala BPS Suryamin kepada wartawan, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (4/5/2016).

Namun, dibanding pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan sebelumnya (q-to-q), pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2016 itu mengalami penurunan sebesar 0,34 persen, kata Suryamin.

Angka tersebut meleset dari target yang diprediksi BI, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2016 mampu mencapai kisaran 5,1 hingga 5,2 persen, yang terutama didorong oleh belanja pemerintah.

Dari sisi produksi, berdasarkan data BPS untuk triwulan I-2016, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 9,10 persen, diikuti Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 8,52 persen serta informasi dan komunikasi sebesar 8,28 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada pengeluaran konsumsi lembaga non-profit rumah tangga yang tumbuh 6,38 persen.

Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2016 diwarnai oleh faktor musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh ekspansif sebesar 14,43 persen. Pertumbuhan juga terjadi pada lapangan usaha jasa perusahaan sebesar 1,77 persen dan beberapa lapangan usaha lainnya.

Namun, pertumbuhan tersebut tidak mampu menahan terjadinya kontraksi ekonomi Indonesia yang mengalami penurunan sebesar 0,34 persen (q-to-q), karena beberapa beberapa lapangan usaha yang memiliki kontribusi besar, seperti pertambangan dan penggalian, mengalami kontraksi pertumbuhan. Sektor pertambangan dan penggalian, misalnya, mengalami kontraksi sebesar 0,66 persen.

Mengenai struktur ekonomi Indonesia, Kepala BPS Suryamin mengatakan, secara spasial pada triwulan I-2016 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Ia menyebutkan, kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,91 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,15 persen, dan Pulau Kalimantan sebesar 7,67 persen. Sementara pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pulau Sulawesi.

Baca juga artikel terkait BPS atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara