tirto.id - PT Pertamina (Persero) memastikan masih akan menjual pertalite alias RON 90 pada 2022.
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting menjelaskan belum ada rencana pengurangan kuota distribusi. Bahkan belum ada persiapan mengenai pemetaan wilayah mana saja yang akan dikurangi suplainya.
"Kami pastikan bahwa pertalite tetap kami distribusikan di tahun 2022. Belum [rencana pengurangan suplai]," kata dia kepada Tirto, Rabu (29/12/2021).
Adapun isu mengenai penghapusan pertalite kembali berhembus jelang akhir tahun usai adanya rencana pemerintah untuk mengalihkan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak ramah lingkungan.
Dalam hal ini adalah bensin Ron 88 atau premium dan juga bensin Ron 90 atau pertalite ke BBM yang lebih ramah lingkungan yakni Pertamax Cs. Namun, peraturan ini masih menunggu persetujuan Presiden Joko Widodo melalui pengesahan Peraturan Presiden (Perpres).
Pembahasan ini juga sebelumnya sudah disinggung oleh Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih pada 20 Desember 2021 dalam Focus Group Discussion yang membahas Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan LPG PT Pertamina (Persero).
Ia menjelaskan, upaya peralihan pertalite dan premium merupakan strategi pemerintah secara serius terus berupaya memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan BBM yang ramah lingkungan.
Indonesia kini memasuki masa transisi yaitu BBM RON 90 akan menjadi bahan bakar sebelum menuju BBM yang ramah lingkungan.
"Kita memasuki masa transisi di mana premium (RON 88) akan digantikan dengan pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," terang dia dikutip Tirto dari laman resmi Pertamina.
Soerja menginformasikan, premium RON 88, saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja. Volume yang digunakan pun sangat kecil. Kesadaran masyarakat menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik, menjadi salah satu penyebabnya.
Pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah lingkungan, yaitu nantinya pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik.
"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana pertalite harus dry, harus shifting dari pertalite ke pertamax," kata dia.
Proses shifting pertalite ke pertamax ini juga menjadi salah satu bahasan FGD agar peralihan ini tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.
"Sehingga kita juga mencermati volume pertalite yang harus disediakan untuk masyarakat," jelas dia.
Perubahan dari premium ke pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14 persen, untuk selanjutnya dengan perubahan ke pertamax akan menurunkan kembali emisi CO2 sebesar 27 persen.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari