tirto.id - Barang thrift dan preloved acap kali dianggap hal yang sama karena keduanya merupakan barang bekas yang dijual kembali. Sebenarnya, terdapat perbedaan thrift dan preloved yang cukup signifikan dalam beberapa aspek.
Popularitas jual-beli barang bekas seperti pakaian atau sepatu bekas kini semakin meluas. Jika pandai memilih, kita bisa mendapat barang yang harganya jauh lebih murah dengan kualitas baik.
Barang bekas ini secara konsep terbagi menjadi dua, yakni thrift dan juga preloved. Ketahui perbedaan preloved dan thrift yang penting untuk diketahui agar kamu bisa menyesuaikan selera dan bujet sebelum membeli pakaian.
Perbedaan Thrift dan Preloved
Secara keseluruhan, thrift dan preloved dapat dibedakan berdasarkan definisi dan konsep, asal dan kondisi barang, serta lokasi dan intensitas penjualannya. Berikut selengkapnya.
1. Definisi dan Konsep
Perbedaan utama preloved dan thrift terletak pada konsep dan arti preloved dan thrift itu sendiri. Preloved artinya barang bekas yang dimiliki dan digunakan oleh seseorang sebelumnya, baik itu merek lokal maupun brand luar.Barang dibeli dalam kondisi baru oleh pemilik pertama, kemudian dijual kembali dalam keadaan sudah terpakai atau preloved. Biasanya, barang preloved dijual secara satuan.
Sementara itu, thrift adalah kegiatan menjual barang bekas impor dari luar negeri yang masuk dalam jumlah besar dan kemudian dijual secara eceran maupun grosiran. Barang thrift ini datang dalam bentuk karung yang disebut bal yang biasanya dihitung kiloan.
2. Asal Barang
Dari definisi, sudah tampak jelas bahwa barang thrift dan preloved didapat dengan cara berbeda. Barang thrift biasanya berasal dari impor luar negeri yang datang dalam jumlah besar.Umumnya, barang thrift shop merupakan barang sumbangan, donasi, maupun dari tempat lain yang mengumpulkan barang bekas secara massal.
Sementara itu, barang preloved berasal dari koleksi atau pemakaian pribadi seseorang. Preloved biasanya dijual langsung oleh pemiliknya sebagai tangan pertama yang memiliki barang tersebut.
Barang preloved dapat dijual oleh pemiliknya karena berbagai alasan. Mungkin karena sudah tidak terpakai, bosan, tidak lagi muat, terlalu besar, atau alasan pribadi lainnya.
3. Kondisi Barang
Barang thrift sering kali memiliki kondisi yang bervariasi, tergantung dari kualitasnya setelah melewati proses seleksi. Beberapa barang mungkin sedikit lebih lama, punya noda, atau bahkan kurang layak.Dikarenakan dibeli dalam bentuk karungan, barang thrift harus kembali disortir untuk mencari kondisi yang masih bagus. Kendati demikian, kamu bisa menemukan 'harta karun' berupa barang bermerek yang vintage dan dalam kondisi baik.
Di sisi lain, barang preloved cenderung memiliki kondisi yang lebih baik dan hampir jarang memiliki cacat. Hal ini karena pemiliknya mungkin merawatnya dan sebelumnya juga memakainya sendiri.
4. Lokasi Penjualan
Thrift biasanya dijual di toko khusus yang memang didirikan untuk menjual barang-barang bekas. Beberapa toko bisa beroperasi secara offline di lokasi fisik, sementara lainnya juga menawarkan penjualan online seperti di e-commerce atau media sosial dengan toko tersendiri.Adapun barang preloved sering dijual langsung oleh pemilik melalui platform jual beli daring seperti media sosial. Dikarenakan ini adalah barang pribadi, biasanya penjualannya tidak seformal di toko khusus seperti thrift.
5. Intensitas Penjualan
Dengan lebih banyaknya barang, penjualan barang thrift shop lebih intensif dan dilakukan secara terorganisir. Toko thrift biasanya terus memperbarui koleksi untuk memenuhi permintaan pasar.Penjualan barang preloved bisa lebih terbatas tidak sering, karena ini adalah barang pribadi yang dijual oleh individu yang kemungkinan tidak sebanyak barang thrift. Intensitas penjualannya bisa bergantung pada kebutuhan atau keinginan pemilik barang untuk menjualnya.
6. Harga
Sebenarnya, harga barang thrift dan preloved bisa bervariasi dan relatif. Namun, karena barang thrift didapat dari barang sumbangan yang kemudian diekspor dan dijual, harganya cenderung jauh lebih murah.Sementara itu, barang preloved bisa jadi lebih tinggi. Hal ini dikarenakan kondisinya yang mungkin lebih terjaga atau bahkan mirip baru.
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno